Dunia terbelah oleh dua keutamaan sekarang ini. Di satu sisi, keutamaan petarung lahir dan berkembang. Di sisi lain, keutamaan penyatu juga tersebar di berbagai tempat. Di dalam kolomnya di New York Times, David Brooks menyebut kedua keutamaan ini sebagai keutamaan Athena (petarung) dan keutamaan Jerusalem (penyatu). (Brooks, 2018)
Keutamaan petarung adalah keutamaan kekuatan dan kekuasaan. Keberanian menjadi unsur utama di dalam keutamaan ini. Keberanian juga harus dibalut dengan kekuatan maupun kekuasaan yang besar. Tujuan utamanya adalah untuk mengalahkan musuh-musuh yang dianggap menganggu.
Sementara, keutamaan penyatu adalah keutamaan pencipta perdamaian. Segala perbedaan dicari titik temunya. Kedamaian dan ketenangan di antara berbagai perbedaan adalah tujuan yang ingin dicapai. Keutamaan penyatu penuh dengan welas asih dan sikap rendah hati.
Di dalam dunia yang ideal, kedua keutamaan ini berdampingan satu sama lain. Di hadapan musuh yang mengancam, keutamaan petarung muncul dan menjalankan tugasnya. Ketika mengelola hidup bersama, keutamaan penyatu muncul dan menjalankan perannya. Sayangnya, kedua keutamaan ini tidak seimbang sekarang ini.
Di Indonesia, keutamaan petarung berkembang pesat. Orang saling bermusuhan satu sama lain, terutama menjelang pemilihan umum ini. Isu agama dimainkan, bahkan dengan menginjak-injak kesucian arti agama itu sendiri. Saat ini, Indonesia butuh sosok penyejuk yang justru amat sulit ditemukan.
Di tempat lain, keutamaan penyatu berkembang tanpa arah. Sikap welas asih dan rendah hati memang baik di keadaan-keadaan tertentu. Namun, penindasan dan ketidakadilan tidak bisa dibalas dengan sikap diam dan menerima. Perjuangan untuk mengubah keadaan perlu untuk dilakukan.
Keutamaan petarung dan penyatu adalah baik di keadaan-keadaan tertentu. Kita membutuhkan kejernihan untuk tahu, jenis keutamaan apa yang sebaiknya diterapkan. Ketika keadaan penuh penindasan dan ketidakadilan, keutamaan petarung perlu muncul dan berjuang. Ketika konflik dan kebencian terlalu lama berkobar, keutamaan penyatu perlu tampil ke depan, dan mewujudkan perdamaian.
Siapapun pemimpin Indonesia di masa depan, mereka perlu untuk memahami hal ini. Di hadapan korupsi, radikalisme dan terorisme yang bernapaskan agama, seperti yang banyak tersebar sekarang ini, mereka perlu menjadi petarung yang berani dan kuat untuk melawan. Di hadapan kesalahpahaman yang memecah persatuan bangsa, mereka perlu menjadi penyatu yang lembut dan penuh welas asih.
Pemimpin yang bijaksana menari antara keutamaan petarung dan penyatu. Ia memainkan peran yang dibutuhkan oleh keadaan. Sikap terbuka, kejernihan berpikir dan kejelian melihat keadaan amat dibutuhkan disini. Semoga ini bukan harapan sia-sia.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews