Ini tentang Opening Ceremony Asian Games dari sudut pandang saya.
Perhelatan sebesar itu, semegah itu, siapa yang nggak dibuat kagum? Setiap detilnya begitu rapi, dari awal hingga akhir.
Meski orang jauh, saya sedikit banyak mengikuti juga suka duka persiapan Asian Games ini. Adik bungsu saya terlibat aktif di urusan catering para penari Ratoeh Duek yang jumlahnya ribuan itu; sejak Juni hingga September nanti.
Terbayang kerja keras dan kekompakan semua orang yang terlibat di dalamnya. Mereka yang bekerja dalam diam, dari pagi hingga malam, dan legowo nggak dapat nama harum dan puja-puji seperti mereka yang berada di depan kamera.
Salut!
Acara pembukaan selama dua jam itu betul-betul membuat mata tak berkedip, rasa haru nggak bisa dibendung, apalagi pas lagu Indonesia Raya dikumandangkan. Orang Indonesia di perantauan manapun saya jamin akan berdesir hatinya setiap mendengar lagu kebangsaan itu (dan juga lagu Tanah Air dan Indonesia Pusaka).
Orang Indonesia memang kreatif!
Hal ini nggak terbantahkan. Bukan saja penonton disuguhi dengan display kekayaan dan keberagaman tanah air, tapi juga banyak hal yang bisa kita pelajari. Salah satunya pelurusan salah kaprah penyebutan Tari Saman. Ternyata yang kemarin itu memang bukan Tari Saman, ya Gaes!
Satu hal yang cukup fantastis menurut saya adalah aksi kebut-kebutan Presiden kita yang sungguh wow itu. Fenomenal!
Tim kreatifnya memang luar biasa smooth kerjanya. Untuk sesaat penonton dibuat percaya bahwa yang melakukan semua aksi itu adalah Pak Jokowi. Rame juga para netijen yang budiman dan pandai-pandai itu membuat analisis.
Tapi kalau pakai logika sederhana aja, ya, mana mungkinlah kita membahayakan nyawa Presiden sebagai simbol kedaulatan Indonesia. Yang bener aja.
Jadi, para pendukung (dan pemuja) Pak Jokowi, legowo ajalah, bahwa yang ugal-ugalan di jalan dengan segala aksi jumping, stoppie, dll itu adalah stunt rider asal Thailand. Wallahu a'lam kenapa nggak pakai orang Indonesia.
Buat yang bukan pendukung (dan bukan pemuja) Pak Jokowi, ya harus legowo juga. Terlepas aksi bravery itu ada hubungannya apa nggak sama copras-capres, itu memang bejonya Pak Jokowi.
Ini momen beliau. Pak Jokowi itu orang pintar. Beliau pasti bersedia melakukan apapun (termasuk menuruti arahan sutradara) demi harumnya nama Indonesia (dan nama beliau sendiri) di Indonesia dan di kancah internasional. Dan memang betul. Aksi ngetril ala Tong Setan itu langsung jadi trending topic di seantero Asia.
Dari yang memuji hebat, sampai menguliti adegan BTS (behind the scene)-nya.
Adegan seru sekaligus menggelitik itu diambil dari sudut kamera yang pas, sehingga menjadi sebuah booming.
Sekali lagi ini momennya Pak Jokowi. Demikian kenyataannya.
Tentang maksud dan pesan yang ingin disampaikan dari adegan film pendek itu, biarlah Tuhan, Pak Jokowi, dan tim produksi yang tau.
**
Orang Indonesia, sekali lagi, memang selalu kreatif. Mulai dari buat meme lucu-lucuan, kuliner, seni musik, lukis, desain baju, bikin video clip, film pendek, sampai film panjang, Indonesia tempatnya.
Sekedar info, di Haugesund (kota saya), bakal ada The Norwegian International Film Festival. Salah satu film yang akan ditayangkan judulnya "Satan's Slaves". Judul aslinya Pengabdi Setan. Asal negaranya, mana lagi kalau bukan Indonesia tercinta.
Tuh, film Indonesia juga sudah mendunia. Perkara filmnya bermuatan pesan positif, negatif, atau nggak ada pesan sama sekali, itu urusan nanti.
Yang jelas saya cukup terkejut lihat ada film horor Indonesia di deretan film-film dari seluruh dunia. Sempat galau juga mau nonton apa nggak. Andai saja saya bukan tipe penakut.
**
Nah, Opening Ceremony sudah selesai.
Sekarang mari kita fokus mendukung perjuangan para atlet kita di Jakarta dan Palembang. Semoga kita bisa meraup banyak medali emas dan bisa sejajar dengan atlet-atlet Asia lainnya. Indonesia juara!
Selamat untuk panitia INASGOC yang kerja kerasnya masih panjang. Juga untuk para pemerintah daerah yang ikut bekerja namun mungkin nama harumnya tertutupi oleh satu dan lain aksi, para pekerja di balik layar yang bertekad menyukseskan perhelatan yang mungkin hanya sekali seumur hidup kita saksikan di mana Indonesia jadi tuan rumah.
Semua ini kerja tim. Dan semua patut diapresiasi, tanpa kecuali.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews