Samantha Edithso, 10 tahun, kembali menunjukkan bahwa ia adalah pecatur jenius setelah merebut medali emas catur cepat U-12 di Eastern Asia Youth Chess Championship 2018 baru-baru ini di Shanghai. Ia adalah mutiara yang kilaunya perlu terus diasah dengan memberinya pelatih berpengalaman dan kesempatan berlaga di kejuaraan catur, bergengsi.
Tata, panggilan Samantha, juga telah membuktikan bahwa gelar juara dunia catur cepat U-10 yang disabetnya beberapa pekan lalu bukan didapat karena kebetulan semata, tetapi melalui hasil kerja keras di atas papan. Mata dunia, khususnya dunia catur yang saat ini didominasi pecatur Rusia, India, dan China, seolah-olah terbuka. Wellll.... ternyata ada mutiara yang sedang berkilau dari Indonesia!
Media mencatat bahwa pecatur yang berasal dari Rusia, India dan China --tiga negara yang demikian mengelola catur sebagai kebanggaaan negara-- umumnya kuat-kuat dan sulit untuk dikalahkan. Rata-rata para pecatur muda mereka dibekali ilmu bertanding, taktik dan strategi yang berasal dari pelatih yang disediakan sponsor. Namun bagi Samantha mereka itu tidak lebih dari pecatur ayam sayur, kasarnya begitu. Sebab, satu persatu pecatur tangguh itu Samantha lumat tanpa ampun.
Tidak percaya? Cobalah lihat data statistik berikut ini.
Pada even Asian Youth Chess Championships 2018 yang berlangsung di Chiangmai, Thailand, bulan Maret 2018 lalu Samantha bertemu dengan 11 pecatur India dengan hasil 8 kali menang 2 kali draw dan hanya kalah satu kali. Perlu dicatat, para pecatur India meski masih belia, di dada mereka tersemat nama sponsor yang membiayai penuh keperluan mereka untuk bertanding. Wajar kalau anak-anak India ini punya pengalaman bertanding yang lengkap.
Tapi Samantha tidak boleh diremehkan, meski tanpa pecatur dan harus berlatih sendiri di rumah. Tiga bulan kemudian di even FIDE World Cadets Chess Championship 2018 di Minsk, Belarus, Samantha dipairing bertemu dengan 11 pecatur Rusia. hasilnya, ia menang 9 kali dan kalah 2 kali.
Terakhir di Eastern Asia Youth Chess Championship 2018 di Shanghai, pecatur cilik asal Bandung ini harus bertarung sendirian melawan 20 pecatur China. Bagaimana hasilnya? Simak catatan ini: 13 kali menang 3 kali draw dan 4 kali kalah.
Hebatnya, Samantha melakukan itu semua tanpa pelatih khusus dan hanya berlatih sendiri di rumah, sebagaimana disebutkan di atas. Bayangkan jika saja ia punya pelatih bergelar GM seperti yang dimiliki Praggnanandhaa hasilnya tentu bisa lebih dahsyat.
Percasi sebagai induk organisasi catur mestinya turun tangan dengan mencarikan sponsor yang bisa secara berkesinambungan membiayai keperluan Samantha bertanding di luar negeri, juga menyediakan pelatih berpengalaman bagi Samantha dan anak-anak Indonesia berbakat catur lainnya.
Percasi tidak boleh membiarkan mutiara ini muram karena tersaput endapan debu dan kotoran. Samantha harus tetap diasah dengan memberinya lebih banyak kesempatan. Jangan sampai orangtua Samantha sendiri yang ke sana ke mari mencari sponsor dan membiayai pelatih, bukankah adanya Percasi untuk memajukan catur di Tanah Air. Nah, ini potensi yang sudah ada di depan mata jangan dibiarkan!
Tetapi terlepas dari soal pelatih ini, Samantha seperti memberi pesan tidak tertulis kepada para pecatur muda Indonesia untuk tidak takut jika berhadapan dengan lawan-lawan dari tiga negara tersebut. Mereka bisa dikalahkan!
Terus maju Samantha. Hidup Percasi!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews