Doel (diperankan aktor yang mantan gubernur Rano Karno) itu tokoh yang menyebalkan. Ia sosok lelaki yang merasa dirinya ganteng selangit, peragu, banyak pertimbangan, dingin, sulit mengakui kesalahan, dan bisa dibilang "tak bertanggungjawab".
Tapi anehnya dua perempuan, Sarah (Cornelia Agatha) dan Zaenab (Maudy Koesnaedi), mau saja bersaing menjadi istri Doel dan menerima dengan tangan terbuka dan hati yang lapang dalam relasi yang rumit dan membelit.
Sarah adalah istri sah yang dinikahi Doel tapi pergi meninggalkan Doel ke Belanda dalam keadaan hamil karena tak bisa menerima melihat adegan Doel membantu Zaenab saat keguguran (entah siapa yang menghamilinya). Zaenab kemudian menjadi bini siri Doel yang berstatus masih menjadi suami resmi Sarah.
Maka diperlukan sebuah "jebakan betmen" (istilah populer menjebak tak berkutik) untuk memerangkap Doel. Meski ongkosnya sangat mahal: setting di Belanda.
[irp posts="2502" name="Kenapa Si Doel lebih memilih Sarah dibanding Zainab?"]
Adalah Hans (Adam Jagwani) - dalam cerita masih sepupuan dengan Sarah - yang mengundang Doel datang ke Amsterdam untuk persiapan acara budaya tahunan Tong Tong Fair yang biasa dibuat di Ibukota Den Haag. Selama berada di Belanda sana Doel ditemani encangnya yang koplak, Mandra.
Hans memberi pekerjaan Doel dengan memesan beberapa barang kebutuhan terkait acara tersebut. Setelah lulus kuliah dan bergelar "tukang insinyur" sehari-hari Doel, memang, masih kerja serabutan sebagai teknisi listrik. Penghasilannya tak menentu. Doel berterima kasih pada Hans karena mengundang ke Belanda dan memberinya "side job" sebagai pemasok barang-barang untuk acara Tong Tong Fair.
Tapi, rupanya, Hans dan Sarah bersekongkol. Mereka menjebak Doel untuk melihat anak hasil buah cintanya dengan Sarah - yang sejak dalam kandungan sampai berusia lima belas tahun - tak pernah tahu siapa bapaknya.
Anak yang nama panggilannya juga Doel - dari nama asli Abdullah (diperankan aktor remaja Muhammad Fahreza Anugerah alias Rey Bong).
Sebelum kembali ke Jakarta setelah tinggal selama sepekan di Amsterdam, di halaman Bandara Schipol, Sarah memberikan amplop berwarna cokelat berisi dokumen-dokumen penting yang harus dibaca Doel sesampainya di rumah nanti. Sarah memeluk erat tubuh Doel dan mengucapkan kata perpisahan, "Ceraikan aku, Doel...."
Sebuah kalimat tajam bagai pedang yang menancap di ulu hati. Doel pun "mati berdiri". Diam seribu bahasa. Sementara Sarah dan Doel Junior pergi meninggalkannya.
Sepertinya cerita Si Doel di layar lebar masih akan meneruskan kisah tragedi yang menguras air mata para penontonnya, terutama bagi Tim Pendukung Sarah dan Tim Pendukung Zaenab.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews