Prabowo sangat dilematis, mau anggap persoalan di koalisi sebagai hal yang enteng, namun kenyataannya gak enteng. Menyatukan persepsi 4 Partai koalisi, yaitu Gerindra, Demokrat, PKS, dan PAN dengan masing-masing ambisi, dan dengan harga mati, padahal tujuan berkoalisi adalah untuk menyatukan persepsi.
Salah-salah kelola -kasarnya Prabowo salah pilih cawapres- bisa-bisa ada "Poros Islam" dengan anggota koalisi PKS, PAN, PBB, dan PKB. Akhir-akhir ini PKB menunjukkan gelagat menekan terus Jokowi agar segera memilih Cak Imin. Katanya, dukungan kepada Jokowi baru akan diberikan setelah izin para ulama.
Berbagai upaya lewat pertemuan sudah dilakukan, namun jalan buntu pun sudah di hadapan. Maju tidaknya Prabowo tinggal menunggu kesepakatan, tapi tetap saja Prabowo yang harus memutuskan. PKS tetap berpegang teguh pada rekomendasi Ijtima GNPF, namun Cawapres PKS tersebut tidak berpengaruh besar untuk meraih dukungan kemenangan.
Demokrat dengan SBY nya jelas tidak Akan bisa menerima begitu saja rekomendasi tersebut, karena secara hitungan Politik sangat tidak menguntungkan. Biar bagaimana pun posisi cawapres harus memperhitungkan tingkat keterpilihannya, karena akan mempengaruhi elektabilitas Capres.
Tidak mudah mempersatukan Demokrat dan PKS, kalau PAN sih tidaklah menjadi persoalan, karena semua sudah tahu PAN kemana arah angin bertiup. Jalan tengah yang harus diambil Prabowo adalah, membujuk Ustadz Abdul Somad (UAS) untuk menerima rekomendasi GNPF. Atau sama sekali mengabaikan rekomendasi GNPF, itu artinya Prabowo menerima Cawapres Demokrat, dengan berbagai resiko.
Hitung-hitungan Politik itu adalah hitungan untuk menang, bukan cuma memilih Cawapres untuk menyenangkan hati banyak orang. Buat apa juga kalau cuma semua senang tapi kenyataannya kalah dalam pertarungan. Prabowo harus berani mengambil kebijaksanaan untuk memutuskan siapa yang layak menjadi Cawapresnya, sebab ia Juga harus berhitung kekuatan lawan.
Prabowo cuma punya dua pilihan, menerima rekomendasi Ijtima GNPF, atau menolaknya. Berhitung secara matang baik buruknya menerima atau menolak rekomendasi tersebut. Pilpres 2019 ini pertarungan terakhir bagi Prabowo, menang berjaya, kalah jadi Abu.
Tidak ada lagi peluang bagi Prabowo untuk maju di Pilpres 2024, karena itu bukan lagi Pilpres generasinya Prabowo.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews