"Clear" Sudah, Prabowo Maju Lagi sebagai Capres!

Senin, 30 Juli 2018 | 14:41 WIB
0
519
"Clear" Sudah, Prabowo Maju Lagi sebagai Capres!

Sinyal kuat bahwa Prabowo Subianto akan kembali maju menantang Joko Widodo untuk yang kedua kalinya dalam berebut Kursi RI-1 datang dari pernyataan Presiden Ke-6 RI yang juga Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Seusai bertemu Prabowo hari ini, SBY yang bertamu menemui Prabowo mengatakan, Partai Demokrat telah sepakat bahwa Prabowo yang juga Ketua Umum Partai Gerindra yang menjadi calon Presiden 2019-2024 dan akan bertarung melawan patahana di Pilpres 2019.

Pernyataan penting ini disampaikan SBY usai melakukan pertemuan tertutup empat mata dengan Prabowo. "Kami datang dengan satu pengertian, Pak Prabowo adalah calon presiden kita," tekan SBY lagi dalam jumpa pers di kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara, Kebayoran, Jakarta, Senin 30 Juli 2018.

Meski SBY menekankan pernyataan itu, Prabowo mengatakan bahwa bisa saja ia tidak diusung sebagai capres dalam koalisi Demokrat-Gerindra ini karena belum ada dokumen hitam di atas putih. Posisinya sebagai capres, kata Prabowo, juga masih bisa berubah atas kehendak Tuhan dan dinamika yang terjadi.

Jika memang nanti Prabowo yang diusung sebagai capres, maka posisi cawapres akan diserahkan kepada dirinya, sedang SBY tidak akan mengintervensi. "Beliau (SBY) serahkan sepenuhnya pada saya, seandainya saya nanti jadi calon presiden," kata dia.

Prabowo sendiri memastikan partainya bakal menjalin koalisi dengan Demokrat di Pilpres 2019 mendatang. "Kami sepakat untuk melaksanakan, untuk melakukan, kerja sama politik, tentunya akan terwujud dalam koalisi," katanya.

Menurut Prabowo, kerja sama Partai Gerindra dan Demokrat dilandasi kesamaan pandangan kedua parpol yang melihat negara di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini dalam kondisi sulit. "Kami juga ingin mengajak partai lain dalam koalisi yang kuat untuk memberikan solusi dan harapan kepada rakyat," kata Prabowo lagi.

SBY sendiri menanggapi Prabowo dengan mengatakan bahwa akan ada pertemuan lanjutan dan dengan pertemuan ini jalan untuk berkoalisi semakin terbuka. Artinya, SBY belum secara tegas mengatakan koalisi sudah pasti terjadi antara Gerindra dan Demokrat untuk sekarang ini.

Masih serba mengambang atau sengaja diambangkan ini menerbitkan spekulasi bahwa bisa saja yan terjadi bukan Prabowo yang maju sebagai capres. Dari Demokrat sendiri, bisa saja kesepatakan membentuk koalisi tidak akan terjadi ketika nama Agus Harimurti Yudhoyono tidak menjadi cawapres Prabowo, setidak-tidaknya cawapres dari koalisi Prabowo-SBY siapapun capresnya nanti.

Di sisi lain, faktor PKS yang menghendaki 1 dari 9 capres/cawapresnya dipinang Prabowo sebagai cawapres tidak bisa di kesampingkan begitu saja, mengingat pertemanan Gerindra-PKS sudah terjalin cukup lama. Juga, rekomendasi ulama dengan Rizieq Shihab di belakangnya yang memasangkan Prabowo-Ustad Abdul Somad atau Prabowo-Salim Segap Al-Jufri, tidak bisa dianggap angin lalu.

Tadinya ada niatan untuk mengawinkan koalisi kebangsaan dengan koalisi keumatan versi Rizieq Shihab. Namun ketidakhadiran SBY di acara Ijtima Ulama itu menunjukkan bahwa perkawinan antarkoalisi itu belum bisa terjadi. Belakangan, UAS menolak rekomendasi dirinya dijadikan cawapres Prabowo dan menyerahkan posisi itu kepada Salim Segap Al Jufri. Persoalannya, elektabilitas Al Jufri tidaklah semoncer UAS yang sudah "menasional".

Jika koalisi Gerindra-Demokrat benar-benar terjadi dan sepakat mengusung Prabowo, menentukan cawapresnya tidaklah semudah membalik telapak tangan.

***

 

***