Pokrol Bambu Gaya Gubernur Anies Baswedan

Rabu, 18 Juli 2018 | 09:57 WIB
0
509
Pokrol Bambu Gaya Gubernur Anies Baswedan

Kemenangan politik Anies Baswedan tidak didasarkan pada isu fundamental, tapi didasarkan keberuntungan posisi politik. Di satu sisi Ahok mati langkah soal blunder kepulauan Seribu, di sisi lain AHY dianggap terlalu hijau dalam politik. Anies gol jadi Gubernur DKI karena keberuntungan, bukan karena narasi politik yang terbangun dalam tubuhnya.

Jadi apapun isu Anies, soal Pribumi, soal Tiang Bambu yang mencoba memprovokasi sentimen kelas di Republik tidak akan laku, emosi soal primordialisme politik, ataupun soal agama sudah tak laku pasca Ahok digiring ke penjara, apalagi yang meniupkan isu itu adalah Anies.

Rakyat banyak sudah membaca bahwa apa yang terjadi pada Ahok sesungguhnya hanyalah tarik tarikan politik belaka. Dan Anies menikmati itu semua, lalu waktu membaca Anies memberikan konsesi keuntungan politik pada orang yang dianggap dekat, bukan orang yang susah payah bertarung di jalan demi kepentingan politik Anies, di sini saja Anies sudah kehilangan konstituen sejatinya.

Celakanya nasib Anies berbeda dengan Jokowi. Bila Jokowi selalu hadir dalam kerumunan rakyat, Anies hadir dalam situasi kesepian.

Di tengah kesepian politik itu Anies mencoba menawarkan isu yang akrobatnya justru blunder di mata rakyat banyak yang tidak sekedar DKI Jakarta, tapi seluruh Indonesia.

Bagaimana bisa menyodorkan sentimen emosional soal bambu sebagai ekspresi rakyat banyak, kalau logika logika kejadiannya nggak masuk akal.

Anies mau mencoba bentuk dramaturgi dalam pertarungan di masyarakat soal Asian Games di mana Anies mencoba membangun imajinasi bahwa Asian Games adalah pestanya rakyat, tapi ia gagal menciptakan prakondisi, dan ia juga nggak paham struktur narasi momentum, karena pada hakikatnya persoalan persoalan DKI Jakarta pasca Ahok dibui, hanyalah persoalan politik.

Rakyat tak percaya bagaimana bisa memperjuangkan ekspresi kerakyatan, sementara dia sendiri pamer istirahat di First Class mewah dalam penerbangan ke luar negeri.

Hakikat penting seorang politisi adalah kemampuan cerdasnya dalam memahami isu yang membentuk dirinya, bila isu saja dia tak paham kerjanya, prosesnya, gol-nya maka ia bukan politisi yang sesungguhnya, ia hanyalah mencoba menjadi politisi yang hanya menawarkan kardus kosong, sesuatu tanpa makna, tanpa tujuan.

***