PKS Bubar Saja Jadi Partai Jika Selalu Didikte Prabowo!

Kamis, 12 Juli 2018 | 21:07 WIB
0
243
PKS Bubar Saja Jadi Partai Jika Selalu Didikte Prabowo!

Koalisi yang digagas Prabowo Subianto, antara Gerindra, PKS, dan PAN, sepertinya belum secara resmi terbentuk atau dideklarasikan. Bahkan, bakal cawapres Prabowo pun  hingga diakhir-akhir bulan Syawal pun belum juga diumumkan. Padahal, PKS sudah meminta kejelasan soal 9 kader yang disodorkannya jauh-jauh sebelum Ramadhan.

Ketika Prabowo masih melirik calon-calon lain di luar PKS, semestinya PKS sudah bisa memahami jalan pikiran Prabowo, apakah harus diteruskan atau bubar jalan. PKS jangan terobsesi dengan koalisi ketika melawan Ahok di Jakarta.

Amien Rais saja manuver politiknya macam-macam. Ketiga partai yang ngaku sebagai Partai Allah ini, seperti tak yakin dengan amanah yang diterimanya dari Habib Rizieq di Mekkah.

Pilkada Jawa Barat yang bisa menjadi indikator kemenangan Gerindra-PKS-PAN (Koalisi Ummat), nyatanya hasilnya tak sesuai yang diharapkan.

Bisa jadi, tujuan #2019GantiPresiden yang diusung ketiga partai tersebut tak akan sukses, karena kalahnya dengan strategi dan akselerasi partai-partai pendukung Jokowi.

Perlu dicatat, Jawa Barat sebagai peyumbang suara terbesar di Pilpres nanti!

Dari beberapa Pilkada 2018, tampaknya sosok Prabowo Subianto lebih dominan daripada pimpinan tertinggi dua partai pendukungnya itu. Seakan-akan, PKS dan PAN selalu didikte Prabowo.

Padahal, bukti di Jawa Barat sudah kelihatan. Tanpa PKS, sepertinya pasangan Sudrajat-Syaikhu tak akan mampu menempati urutan kedua. Dalam pengusungan calon di Jabar pun, semestinya kader PKS menempati Cagub, bukan Cawagub, karena suara PKS lebih besar dari Gerindra.

Nah, di pentas Pilpres, sebenarnya PKS bisa lebih berani mengambil sikap terhadap Gerindra. PKS harus bisa memaksa Cawapresnya Prabowo berasal dari kader PKS. Kalau bukan, buat apa ikatan itu terus dipertahankan!

Jangan sia-siakan kerja kader PKS yang masif dan militan untuk memenangkan partainya. Kalau berani, tinggalkan Gerindra dan buka koalisi dengan partai lain agar 1 dari 9 kader PKS itu bisa muncul di Pilpres 2019.