Koalisi yang digagas Prabowo Subianto, antara Gerindra, PKS, dan PAN, sepertinya belum secara resmi terbentuk atau dideklarasikan. Bahkan, bakal cawapres Prabowo pun hingga diakhir-akhir bulan Syawal pun belum juga diumumkan. Padahal, PKS sudah meminta kejelasan soal 9 kader yang disodorkannya jauh-jauh sebelum Ramadhan.
Ketika Prabowo masih melirik calon-calon lain di luar PKS, semestinya PKS sudah bisa memahami jalan pikiran Prabowo, apakah harus diteruskan atau bubar jalan. PKS jangan terobsesi dengan koalisi ketika melawan Ahok di Jakarta.
Amien Rais saja manuver politiknya macam-macam. Ketiga partai yang ngaku sebagai Partai Allah ini, seperti tak yakin dengan amanah yang diterimanya dari Habib Rizieq di Mekkah.
Pilkada Jawa Barat yang bisa menjadi indikator kemenangan Gerindra-PKS-PAN (Koalisi Ummat), nyatanya hasilnya tak sesuai yang diharapkan.
Bisa jadi, tujuan #2019GantiPresiden yang diusung ketiga partai tersebut tak akan sukses, karena kalahnya dengan strategi dan akselerasi partai-partai pendukung Jokowi.
Perlu dicatat, Jawa Barat sebagai peyumbang suara terbesar di Pilpres nanti!
Dari beberapa Pilkada 2018, tampaknya sosok Prabowo Subianto lebih dominan daripada pimpinan tertinggi dua partai pendukungnya itu. Seakan-akan, PKS dan PAN selalu didikte Prabowo.
Padahal, bukti di Jawa Barat sudah kelihatan. Tanpa PKS, sepertinya pasangan Sudrajat-Syaikhu tak akan mampu menempati urutan kedua. Dalam pengusungan calon di Jabar pun, semestinya kader PKS menempati Cagub, bukan Cawagub, karena suara PKS lebih besar dari Gerindra.
Nah, di pentas Pilpres, sebenarnya PKS bisa lebih berani mengambil sikap terhadap Gerindra. PKS harus bisa memaksa Cawapresnya Prabowo berasal dari kader PKS. Kalau bukan, buat apa ikatan itu terus dipertahankan!
Jangan sia-siakan kerja kader PKS yang masif dan militan untuk memenangkan partainya. Kalau berani, tinggalkan Gerindra dan buka koalisi dengan partai lain agar 1 dari 9 kader PKS itu bisa muncul di Pilpres 2019.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews