Kenapa Saya Jadi Relawan Prabowo?

Kamis, 12 Juli 2018 | 07:13 WIB
0
557
Kenapa Saya Jadi Relawan Prabowo?

Saya memang pernah kuliah. Tapi percayalah andai kalian para alumni Universitas A atau Akademi B mengadakan reuni dan saling bercerita penuh kebanggaan tentang prestasi kawan-kawan satu angkatan yang sudah jadi Direktur, Manager, Pengusaha, Pejabat dan lainnya, maka saya dan teman-teman kuliahku akan lebih banyak bercerita tentang di Ruko mana dulu tempat kuliah kami dan kenapa sekarang jadi bengkel sepeda?

Terus, kapan tutup dan apakah memang benar-benar ada ijin serta ribuan pertanyaan yang hanya Tuhan dan pihak yayasan yang tahu jawabannya.

Karena itu saya lebih nyaman mengaku sebagai tamatan SLTA, tapi tetap ada juga masalah. Sampai sekarang saya tidak tahu dimana ijazah asli saya, kalau tidak salah ditahan oleh perusahaan lintah darat tempatku dulu menabung banyak dosa.

Kenapa saya menceritakan ini?

Mungkin sudah banyak sahabat yang tahu saya bukan cuma mendukung tapi ikut terjun sebagai salah satu Relawan Aktif yang mendukung Pak Prabowo Subianto.

Saya khawatir banyak orang yang akan curiga kalau saya sedang menanam saham dan memupuk harapan.

Tidak kawan...

Seandainya Perjuangan kita di 2019 nanti berhasil mengantarkan beliau membawa kembali negeri ini ke jalan yang benar setelah tersesat dalam tipu-tipu boneka pencitraan, saya tidak mungkin mengharap kursi Komisaris BUMN seperti Fajroel Rahman.

Mungkin satu-satunya tawaran yang datang bagi tamatan sekolah yang tidak jelas seperti saya hanyalah tukang sapu taman di Istana Merdeka. Percayalah, saya tetap lebih memilih jadi manusia bebas seperti sekarang, salesman mesin air minum sambil tetap jadi Penggerutu Media Sosial.

Insya Allah saya ikut bergabung dan berjuang semuanya ikhlas demi Negeri dan bangsa ini. Demi masa depan ketiga anak-anak saya yang saya harap kelak akan jadi bagian dari bangsa yang bermartabat.

Dan saya tahu begitu banyak orang-orang seperti saya yang juga ikhlas berjuang tanpa mengharapkan imbalan.

Imbalan bagi kami, cukuplah anak-anak cucu kami kelak bisa hidup dengan layak. Semiskin-miskin dan sebodoh-bodohnya warga Negara Singapura atau Malaysia, tapi di tangan pemimpin yang tepat mereka jauh lebih bermartabat dari para bangsa-bangsa tetangga yang datang jadi babu dan kuli ke Negeri mereka.

Saya ingat beberapa tahun yang lalu ketika ke Singapura, pemandu wisata bercerita bagaimana pemerintah mereka telah menyiapkan kehidupan dan pendidikan yang layak untuk semua warga negara mereka sejak bayi. Padahal negeri mereka tidak punya tambang minyak, batubara dan emas yang melimpah seperti Indonesia.

Sedangkan negeri ini memiliki semuanya, tapi kekayaan alam kita hanya dimiliki dan dinikmati segelintir anak bangsa. Ironisnya orang asing ikut mandi emas sedangkan anak bangsa kita ekspor jadi babu dan kuli ke negara tetangga.

Inikah Indonesia yang dicita-citakan dan diperjuangkan para pahlawan kita dengan darah, nyawa dan airmata?

Katanya fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara, tapi faktanya semua orang berjuang sendiri mencari sesuap nasi tanpa dibantu oleh negara.

Sekarang lapangan kerja yang berpenghasilan lumayan seperti tambang malah diisi oleh tenaga kerja asing sedangkan disisi lain ribuan anak-anak muda bangsa berdesak-desakan saling sikut diterik panas matahari di depan restoran cepat saji hanya untuk memperebutkan lowongan kerja bergaji UMR.

Kasihan kita kodong...

Iya, saya menyalahkan rezim berkuasa sekarang yang tidak mampu menyediakan lapangan kerja dengan upah yang layak untuk semua rakyat.

Saya juga menyalahkan rezim berkuasa sekarang karena gagal-total membuat rakyat sejahtera.

Saya menyalahkan rezim berkuasa sekarang yang hanya bisa menjual mimpi dan berdagang janji.

Saya menyalahkan rezim sekarang yang saya anggap tidak memiliki prestasi sama-sekali. Karena itu rezim ini harus diganti dan tidak layak sama sekali untuk dilanjutkan kembali.

Maaf, saya bahkan yakin andai saya yang jadi Presiden negara ini sepuluh kali lipat lebih baik dibandingkan rezim sekarang.

Saya juga percaya seharusnya ditangan pemimpin yang tepat kita bisa jauh lebih sejahtera dibandingkan Malaysia dan Singapura.

Saya percaya pemimpin yang tepat itu adalah Prabowo Subianto karena saya yakin bila beliau yang jadi Presiden maka Negara ini akan seribu kali lebih baik dibandingkan rezim sekarang.

2019 bye...bye, Tukang Ngutang!

***