Wajar Jika Emil Dardak Akhirnya Juga Dukung Jokowi

Sabtu, 7 Juli 2018 | 15:05 WIB
0
358
Wajar Jika Emil Dardak Akhirnya Juga Dukung Jokowi

Kompas.com, Rabu (4/7/2018) menulis, Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menyatakan diri mendukung Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden 2019. Hal itu dinyatakan saat dijumpai di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat.

Pada Rabu (4/7/2018) malam itu, awalnya Emil tak menjawab lugas saat ditanya wartawan soal ke mana arah dukungannya pada Pilpres 2019 nanti. “Pada prinsipnya kita mendoakan agar Indonesia bisa melanjutkan agenda-agenda yang sudah baik ini,” ujar Emil.

Agenda alias program yang dimaksud Emil, yakni Indonesia sebagai poros maritim dunia, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan daya saing ekonomi melalui pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia.

Kemudian wartawan pun meminta penegasan apakah artinya Emil mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019, ia baru menjawab lugas. “Ya memang (mendukung Jokowi). Siapa sekarang pemerintahannya? Yang sedang berjalan kan,” ujarnya.

“Kalau ditanya penilaian saya terhadap pemerintahan sekarang, saya sangat mengapresiasi pemerintahan yang sekarang,” lanjut Emil. Mengenai kedatangannya ke Kantor DPP PPP, Emil mengaku, ingin bersilaturahmi dengan pimpinan PPP, sebagai partai pengusungnya.

“Ya kita sambil merapatkan barisan lah untuk kemudian menentukan langkah-langkah ke depan,” lanjut Emil, seperti dilansir Kompas.com, Rabu (4/7/2018). Statement Emil yang mendukung Jokowi dalam Pilpres 2018 ini seperti pernyataan Khofifah sebelumnya.

Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa saat diwawancarai Kompas TV juga menyatakan dukungannya kepada Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang. Pasangan calon nomor urut 1 ini telah “sepakat” mendukung Jokowi dalam Pilpres 2019 nanti.

Diberitakan, paslon Khofifah – Emil meraih suara terbanyak versi hitung cepat dalam Pilkada Jatim 2018 lalu. Hasil Akhir 3 Quick Count Pilkada Jatim Litbang Kompas menunjukan, paslon tersebut meraih 53,36 persen suara.

Sedangkan, rivalnya Syaifullah Yusuf (Gus Ipul) – Puti Guntur Soekarno memperoleh 46,64 persen. Litbang Kompas mengambil 400 sampel TPS dengan metode pemilihan stratified sistematic sampling yang tersebar di seluruh daerah.

Bersamaan dengan Khofifah, Ridwan Kamil, Calon Gubernur Jawa Barat yang unggul dalam Quick Count oleh sejumlah Lembaga Survei pada Pilkada Serentak 2018 secara terbuka juga sudah menyatakan dirinya bakal mendukung Jokowi pada Pilpres 2019.

Khofifah memastikan dirinya hanya akan mendukung Jokowi jika kembali maju pada Pemilu Presiden 2019. Ia juga mengaku bersedia jika ditunjuk kembali menjadi Tim Sukses Jokowi nantinya. Apa yang disampaikan Khofifah adalah “jawaban diplomatis”.

Mantan Menteri Sosial itu memberi jawaban diplomatis: “jika kembali maju”! Artinya, bisa saja Jokowi tidak jadi maju pada Pilpres 2019 karena hingga kini ia belum pegang tiket dari parpol yang selama ini sesumbar mendukung Jokowi pada Pilpres 2019.

Dukungan Cawagub

Dukungan Cagub Jabar Ridwan Kamil kepada Jokowi untuk Pilpres 2019 mendatang adalah wajar. Karena, salah satu parpol pengusungnya, NasDem, adalah parpol pendukung Jokowi yang sudah menyatakan dukungannya juga pada Pilpres 2019 mendatang.

NasDem pula yang pertama kali deklarasi dukungan terhadap Ridwan Kamil jauh sebelum parpol lainnya menyatakan dukungan kepada mantan Walikota Bandung satu periode itu. Ini pula yang dilakukan NasDem kepada Khofifah jauh sebelum Pilkada Jatim 2018.

Sebelum parpol lainnya mendukung Khofifah pada Pilkada Jatim 2018 lalu, adalah NasDem yang pertama kali mendeklarasikan dukungannya kepada Khofifah ketika masih menjabat Menteri Sosial Kabinet Kerja Presiden Jokowi.

Sehingga, wajar saja kalau Khofifah akhirnya juga menyatakan dukungannya kepada Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang, “jika kembali maju”. Bagaimana dengan Cawagub Jatim Emil Elestianto Dardak? Sikap Emil ini tentu wajar saja jika mengikuti Khofifah.

Kedekatan antara Emil dengan Jokowi bisa dilihat saat berbincang serius di beranda Istana Presiden Bogor, Jabar, Kamis (5/7/2018). Melansir Kompas.com, meski di sekelilingnya ada beberapa bupati, namun hanya Emil dan Jokowi yang tampak berbincang- bincang.

Lantas, apa topik bincang-bincang mereka? “Beliau itu atensi sekali dengan pengembangan kawasan selatan (Jawa Timur). Atensi dengan pembangunan pelabuhan, bandara dan lain-lain,” ujar Emil, usai pertemuan.

Dulu, kepala daerah di wilayah Mataraman membuat petisi kepada Presiden agar ada bandara di sana. “Jadi itulah yang dibicarakan dengan beliau tadi,” lanjutnya. Presiden berharap agar pembangunan bandara itu segera terlaksana dengan terlebih dahulu di-groundbreaking.

Mengingat kesibukan Presiden Jokowi, ia tidak terlalu banyak berharap bandara tersebut akan di-groundbreaking oleh Presiden sendiri. Namun, tentu ia dan para bupati yang melemparkan petisi tidak keberatan pula apabila Presiden bersedia melakukan groundbreaking.

“Saya minta mendoakan supaya Bandara Mataraman bisa segera di-groundbreaking. Tentunya beliau banyak sekali membangun ya. Jadi kita enggak tahu kapan dan di mana beliau bisa melakukan groundbreaking,” ujar Emil.

“Tapi yang jelas, bandara itu bandara itu adalah wujud sinergi para kepala daerah dengan presiden melalui menteri-menterinya dan juga melalui gubernur,” lanjutnya. Selain itu, ia juga menceritakan pembangunan pelabuhan niaga yang sudah dimulai di Prigi, Trenggalek.

Benang Merah Jokowi

Dari jejak digital, bagaimana pun juga Emil tak bisa lepas dari benang merah hubungannya dengan Jokowi dan PDIP. Karena, saat mencalonkan diri sebagai Calon Bupati Trenggalek 2015, Emil juga diusung PDIP sebagai parpol pendukung utamanya.

Saat penetapan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) – Abdullah Azwar Anas di DPP PDIP di Jakarta, Minggu, 15 Oktober 2017, Emil juga hadir. Emil saat itu memang dikabarkan menjadi salah satu bacawagub untuk mendampingi Gus Ipul.

Tapi, ternyata Megawati tetap pada rencana semua, memilih Azwar Anas sebagai bacawagub untuk mendampingi Gus Ipul yang telah diusung PKB, meski akhirnya Azwar Anas mundur dan digantikan Puti Guntur Soekarno sebagai Cawagub Jatim untuk Gus Ipul.

Perlu dicatat, Emil itu anggota istimewa PDIP. Sama dengan kepala-kepala daerah lainnya yang dari PDIP. Sehingga, saat pada Selasa, 21 November 2017, Emil hadir di rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, itu telah menimbulkan kontroversi.

Apalagi, setelah Ketua Umum DPP Partai Demokrat itu memberikan Rekomendasi Demokrat untuk maju sebagai Cawagub bagi Khofifah yang sudah diusung Partai Golkar pada Pilkada Jatim 2018 lalu. Raihan jumlah pemilih paslon Khofifah – Emil pun di atas 53 persen.

Meski prosentase itu baru hasil dari Quick Count beberapa lembaga survei, tapi rasanya bagi paslon Gus Ipul – Puti Guntur sulit sekali untuk mengalahkan angka perolehan suara paslon Khofifah – Emil ini, kecuali menang dalam gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK).

KPU Jatim sendiri pasti menunggu apakah setelah diplenokan hingga Senin, 9 Juli 2018, ada paslon yang menggugat hasil Pilkada Jatim 2018 ini. Mulai Sabtu, 7 Juli 2018, KPU Jatim menggelar rapat pleno terbuka rekapitulasi penghitungan suara tingkat provinsi.

Mengutip Jatimnet.com, acara dimulai pukul 09.49 WIB itu langsung dipimpin Ketua KPU Jatim Eko Sasmito bersama komisoner KPU lainnya. Selain itu, datang juga dua saksi dari tiap paslon, Bawaslu, perwakilan komisioner di 38 Kabupaten/Kota di Jatim.

Di lokasi tampak dari paslon nomor 1, Khofifah – Emil datang Ketua Tim Pemenangannya Roziqi dan Sekretaris Tim Pemenangan Renville Antonio. Sementara dari paslon nomor 2, Gus Ipul – Puti Guntur terlihat divisi hukumnya, Martin Hamonangan.

Rekapitulasi ini bakal berlangsung hingga Senin (9/7). Setiap Kabupaten/Kota dipanggil menurut abjad, perwakilan KPU tiap Kabupaten/ Kota Jatim diminta memaparkan hasil rekapitulasi.

Hingga pukul 12.00 WIB, sudah dibacakan rekapitulasi 15 daerah. Mulai wilayah Bangkalan, Banyuwangi, Kabupaten Blitar, Bojonegoro, Gresik, Jember, Jombang, Kabupaten Kediri, Kota Batu, Kota Blitar, Kota Kediri, Kota Madiun, Kota Malang, dan Kota Mojokerto

***