Tak ada yang perlu dirisaukan Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB), karena namanya dicoret dari daftar calon presiden yang direkomendasikan Persaudaraan Alumni (PA) 212.
Wajar saja jika PA 212 mencoret namanya, lantaran TGB menyatakan dukungan kepada Joko Widodo.
Buat TGB, jadi atau tidaknya seseorang menjadi presiden, semua sudah ditentukan Allah SWT. Sebagai tokoh muslim yang keilmuannya diakui, bahkan oleh PA 212 sendiri, soal daftar Capres PA212 itu bukanlah hal yang penting.
Alasan Mendukung Jokowi
Dukungan TGB kepada Jokowi juga didasari oleh keilmuan yang dimilikinya, sehingga rasionalitasnya tidak dibuat kabur oleh syahwat politik yang dipahami kubu oposisi, meyerang secara brutal tanpa melihatnya secara adil.
Padahal, di dalam AlQur'an sendiri dijelaskan bahwa jangan karena kebencian kita pada seseorang, membuat kita bersikap tidak adil. Karena keadilan itu yang justru mendekatkan kita pada ketakwaan.
Setidaknya ada 3 alasan yang membuat TGB mendukung Jokowi pada periode kedua, yaitu kemaslahatan bangsa, umat, dan juga akal sehat. Jika ketiga alasan itu dianggap oleh P212 salah, maka sebaiknya PA 212 membaca dan memahami kembali apa yang diajarkan Islam.
Islam Tak Ajarkan Fitnah
Coba direnungkan kembali, apakah sebagai muslim, kita tidak merasa "jengah" jika karena untuk mendapatkan kekuasan lantas kita menghalalkan segala cara, misalnya memfitnah Jokowi dengan berbagai tuduhan negatif?
Bayangkan, apa yang dilakukan Tabloid Obor Rakyat di Pilpres 2014 lalu, isinya banyak fitnah keji yang ditujukan kepada Jokowi, apakah hati kita sebagai muslim bisa menerimanya?
Atau serangan-serangan hitam lainnya yang ada di media sosial. Semuanya tentu saja tidak sesuai ajaran Islam.
Namun sayangnya, serangan yang berbau fitnah kepada Jokowi adalah upaya untuk mendukung salah satu calon yang katanya berada di barisan ulama. Ulama yang bagaimana? Di mana-mana Ulama, tentu mengharamkan fitnah yang keji, dan tidak diam saja.
Bagaimana Sikap PA 212 atas Fitnah kepada Jokowi?
Lantas, apakah pihak PA212 tidak mengoreksi atau memprotes apa-apa yang dikatakan Amien Rais atau Prabowo, atau politisi oposisi lainnya, atau siapa pun yang kerap menyerang Jokowi secara serampangan, tanpa data yang jelas, dan cenderung fitnah? Atau semua itu justru sesuai dengan ijtihad politiknya, mengganti Jokowi?
[irp posts="17852" name="Menakar Keimanan dan Akal Sehat Tuan Guru Bajang"]
Kalau PA 212 istiqomah dengan keislamannya, maka ada sikap yang jelas atas pernyataan yang berbau fitnah kepada Jokowi yang diberikan politisi oposisi. Hal ini untuk melaksanakan apa yang dikatakan AlQuran saja, bahwa jangan karena benci, lantas kita melupakan rasa adil.
Satu lagi, jangan memonopoli kebenaran, karena kebenaran itu milik Allah. Dan, jangan merasa lebih dekat dengan Allah SWT, karena muslim yang sesungguhnya selalu merasa jauh dari Allah, bahkan selalu takut ibadahanya tidak diterima Allah.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews