Jalan Memutar

Jumat, 6 Juli 2018 | 18:40 WIB
0
474
Jalan Memutar

Indonesia harus menempuh jalan memutar karena jalan ke depan adalah jurang.

Kita keasyikan berjalan mengikuti gemuruh kerumunan, melupakan tujuan dan kompas panduan.

Dalam ketidakjelasan arah, kerumunan terus bertikai, berebut memimpin jalan ke depan.

Tanpa disadari, jalan yang dilalui nyaris di tepi jurang.

Harus menunggu hingga Donald Trump menang, sayap kanan meraih dukungan luas di Eropa, Angela Merkel terus berkuasa, dan Xi Jinping bisa jadi Presiden China seumur hidup.

Barulah sebagian dari kerumunan siuman. Bahwa pasar global kapitalisme melemahkan sendi-sendi demokrasi.

Ketika pasar dan modal mengendalikan kebijakan politik, sebagian besar rakyat (demos) tak lagi berdaulat atas politik.

Gelombang ketidakpuasan ini menjadikan pemerintahan kuat sebagai jalan keselamatan di hadapan tirani pasar.

Kita harus menempuh jalan memutar, kembali ke sistem sendiri; demokrasi Pancasila sejati.

***

Yudi Latif, Belajar Merunduk