Sejak kemarin ramai diberitakan kalau mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purnawirawan Gatot Nurmantyo sedang berkunjung ke Trump Hotel International di Amerika Serikat. Mungkin di banyak kawan masih ingat bagaimana hebohnya waktu itu sewaktu masih menjabat Panglima, beliau "ditolak" masuk ke negera adidaya tersebut.
Bepergian ke mana saja, sebenarnya tidak menjadi masalah harusnya, apalagi beliau sudah tidak lagi memegang jabatan di pemerintahan. Namun karena banyaknya suara dan kode tubuh dari beliau sendiri kalau ada niatan maju menjadi RI-1, foto di depan Hotel Trump, New York menjadi banyak tanggapan dan analisa.
Mari kita bandingkan juga kejadian yang sama, di tahun 2004, bagaimana dahulu ada 2 pilihan Capres waktu itu yaitu Jenderal (Purn) Wiranto dan Jenderal (Purn) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Karena Wiranto merapat dengan para ulama di antaranya kejadian Pesantren Al-Zaytun, lalu hasil musyarawarah para habib dan kiai dari FPI dan MMI di Gedung Joeang, maka Amerika dengan CIA-nya memutuskan untuk memajukan SBY beberapa pekan sebelum pilpres.
Sekarang tahun 2018, batas pendaftaran Capres yang hampir bersamaan dengan Caleg ditambah dengan gugatan ambang batas presidential threshold menjadi 0% menarik perhatian dunia luar.
Pilpres Indonesia tidak lepas dari "mainan" negara besar. Tidak hanya Amerika, Tiongkok, Soviet, Australia, Singapura bahkan Malaysia sudah melirik siapa pemimpin yang akan maju dalam Pilpres 2019. Hasil Pilkada 2018 dianalisa, kombinasi pasangan diutak-atik.
Dengan berita ini, akankah Gatot Nurmantyo sekembalinya dari Amerika Serikat mengulangi sejarah tahun 2004?
Kita harus mengunyahnya dengan hati-hati. Ada kontrak karya Freeport yang harus selesai akhir Juli 2018 ini. Kita semua mengamati bagaimana kerasnya tuntutan dari kementrian ESDM ditambah kekerasan hati dari pak Menko Luhut Binsar Panjaitan.
Apakah benar Amerika ikhlas melepas Freeport seperti skenario yang selama ini beredar 51% dengan memakai Inalum sebagai perusahaan yang mengakuisisi? Atau akankah lahir partai baru sebagaimana lahirnya Partai Demokrat di tahun 2004 dengan kekuatan dana yang luar biasa besarnya?
Dua hari lalu sudah beredar foto partai baru, berbeda dengan yang selama ini sudah kita semua tahu. Mungkinkah ini akan menjadi kendaraan Gatot?
Kita hanya berharap kedaulatan dan wilayah negara Indonesia tetap sama, tidak lepas sejengkal tanahpun.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews