Wajar memang, mayoritas Muslim di dunia ini sebenarnya gak melek politik, angkanya 92%, hanya 8% yang melek, itupun mereka yang kalangan gladiator minimal spectator, selebihnya awam dan suka gak nyambung, sayangnya justru kalangan terakhir inilah yang saat ini mengisi jabatan elit partai di PKS.
Kasihan sama kader, bukan dicerdaskan dan dibangkitkan motivasi dan digerakkan hati dan nalarnya agar sehat, tapi terus ditakut takuti dengan segudang mantra ekspired, beda tipis dengan ajaran " believe" dalam sistem kepausan dan keuskupan.
Semoga periode selanjutnya, para elit partai jangan mau dipilih lagi untuk periode selanjutnya, sadar diri tidak mampu, mereka pasti paham dan hafal betul filosofi orang Jepang.
Semoga mereka meniru teladan Mursyid Aam Ikhwanul Muslimin Allah yarham Muhammad Mahdi Akif, yang gak mau lagi dipilih periode kedua karena sadar beliau bukan yang ahli di bidangnya.
Jayalah Islam politik, jayalah Indonesia di bawah negara madani yang modern dan berdaulat dibawah naungan Allah SWT.
Wallahul Musta'an, Wahuwa Waliyyut Taufik was sadaad.
***
Tengku Zulkifli Usman, Pengamat Politik Dunia Islam Internasional.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews