11 "Katanya" tentang PKS, "Kritik Selfie" dari PKS Sendiri

Rabu, 4 Juli 2018 | 06:32 WIB
0
452
11 "Katanya" tentang PKS, "Kritik Selfie" dari PKS Sendiri

  1. Katanya PKS partai yang dihuni oleh intelektual, tapi jika ada intelektual yang kritis ke PKS, maka dia akan jadi bodoh dadakan didepan kader-kadernya.
  2. Katanya PKS adalah partai yang di dalamnya banyak ustadz, tapi jika ustadz itu berani kritik PKS, bisa bisa dipanggil "mas" sama kader-kadernya.
  3. Katanya kader PKS melek literasi dan kaya bacaan, tapi kalau dilihat postingan-postingannya gak lebih hanya puja puji plus jaka sembung naik ojek dengan tema apa yang sedang dibicarakan.
  4. Katanya elit PKS banyak doktor, benar, tapi doktor bidang apa dulu? Masak fikih zakat disuruh bahas sama notaris ahli PPAT.
  5. Katanya di PKS itu penuh ukhuwah, tapi kalau ada kader yang berani kritik PKS, kalimat "akh" atau "saudara itu bisa hilang dadakan ditelan segitiga bermuda".
  6. Katanya PKS partai yang paling bersih, iya benar kalau dibandingkan yang lain, tapi membandingkan PKS dengan partai Islam lain tentu keliru, partai Islam lain itu pakai logika politik Islam, sedangkan PKS adalah Islam politik, jalur nyabeda, mana paham mereka yang model begini.
  7. Katanya PKS partai yang sangat pro kepada umat, iya memang benar, tapi merasa diri paling ummat itu juga aneh, faktanya PKS hanya dipilih oleh 6%an umat gak lebih.
  8. Katanya PKS partai modern dan demokratis, faktanya manajemennya saat ini kayak yayasan, dan demokrasi di PKS sudah mati sejak 2015 sejak diisi oleh oknum oknum kurang piknik yang malas mikir.
  9. Katanya PKS adalah partai yang mengakomodir semua kalangan, prakteknya, PKS masih saja terus sibuk dengan dirinya sendiri sepanjang tahun sepanjang pemilu, kalau mau dibilang narsis memang begitu adanya, gak berlebihan.
  10. Katanya PKS partai yang santun dan cerdas, faktanya kalau dikritik, secara tiba tiba hilang santun dan berubah marah marah kepada siapapun dan dimanapun, efek built in merasa paling benar tadi.
  11. Katanya para kadernya militan, memang benar, mayoritas kader memamg gak salah, militansinya luar biasa, yang salah itu oknum oknum elit gladiator yang masih pakai logika feodal tambah ilmu cocoklogi dengan sembunyi dibalik mantra tsiqoh dan taat.

Wajar memang, mayoritas Muslim di dunia ini sebenarnya gak melek politik, angkanya 92%, hanya 8% yang melek, itupun mereka yang kalangan gladiator minimal spectator, selebihnya awam dan suka gak nyambung, sayangnya justru kalangan terakhir inilah yang saat ini mengisi jabatan elit partai di PKS.

Kasihan sama kader, bukan dicerdaskan dan dibangkitkan motivasi dan digerakkan hati dan nalarnya agar sehat, tapi terus ditakut takuti dengan segudang mantra ekspired, beda tipis dengan ajaran " believe" dalam sistem kepausan dan keuskupan.

Semoga periode selanjutnya, para elit partai jangan mau dipilih lagi untuk periode selanjutnya, sadar diri tidak mampu, mereka pasti paham dan hafal betul filosofi orang Jepang.

Semoga mereka meniru teladan Mursyid Aam Ikhwanul Muslimin Allah yarham Muhammad Mahdi Akif, yang gak mau lagi dipilih periode kedua karena sadar beliau bukan yang ahli di bidangnya.

Jayalah Islam politik, jayalah Indonesia di bawah negara madani yang modern dan berdaulat dibawah naungan Allah SWT.

Wallahul Musta'an, Wahuwa Waliyyut Taufik was sadaad.

***

Tengku Zulkifli Usman, Pengamat Politik Dunia Islam Internasional.