"Galang Perjuangan" Prabowo Berpotensi Raup Rp6 T bahkan Rp46 T

Sabtu, 23 Juni 2018 | 09:40 WIB
0
997
"Galang Perjuangan" Prabowo Berpotensi Raup Rp6 T bahkan Rp46 T

Crowdfunding alias penggalangan dana yang digulirkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berpotensi meraup uang segar sebesar Rp6,2 triliun. Jumlah ini diperoleh dengan asumsi setiap pendukung Prabowo rata-rata menyumbang Rp100.000.

Berdasarkan hasil Pilpres 2014 lalu di mana sebanyak 62.576.444 orang memilih Prabowo, maka dana yang kemungkinan bisa diraup bisa lebih dari Rp6 triliun. Suatu jumlah yang lumayan cukup buat ongkos politik pencapresan Prabowo.

Penggalangan donasi politik seperti yang dilakukan Prabowo bukanlah hal aneh, terlalu biasa dalam dunia politik. Amerika Serikat yang disebut-sebut "mbahnya" demokrasi juga melakukan penggalangan dana yang sama setiap pencapresan dengan aturan yang ketat, yakni sumbangan tidak boleh melampaui batas maksimal yang ditetapkan.

Di Indonesia, dana kampanye bagi parpol, dalam hal ini Gerindra yang mendukung Prabowo, juga dibatasi. Sumbangan dari lembaga/organisasi maksimal Rp750 juta sedangkan untuk perorangan Rp75 juta.

Merujuk pada besaran maksimal dana lembaga/organisasi maupun perorangan sesuai peraturan, maka rata-rata sumbangan Rp100.000 setiap loyalis Prabowo Subianto adalah angka yang "relatif kecil".

Jika 1 persen saja orang kaya pendukung Prabowo bersedia menyumbang Rp75 juta sebagai batas maksimal, maka angka yang diperoleh sangat fantastis, yakni lebih dari Rp46 triliun. Jumlah satu persen orang kaya pendukung Prabowo ini cukup untuk mensubsidi pendukung lainnya yang memilih Prabowo.

Dengan melihat relasi Prabowo yang sangat luas, juga para pendukung fanatiknya yang sebagian besar berasal dari kelas menengah ke atas, rasanya jumlah Rp46 triliun itu tidak sulit untuk dikumpulkan.

Sebagaimana ramai diberitakan, Prabowo meluncurkan aplikasi sarana penggalangan dana untuk mendukung perjuangan politiknya, juga partainya, Gerindra. Penggalangan dilakukan melalui akun Facebook milik Prabowo. Alasannya, proses demokrasi berbiaya tinggi di Indonesia menyebabkan banyak calon potensial justru kalah dukungan dari calon lain yang memiliki dana besar.

"Saya merancang suatu program pencari dana dari rakyat langsung, dari pendukung-pendukung saya, dan pendukung-pendukung Gerindra. Saya namakan @GalangPerjuangan," kata Prabowo dalam siaran langsung di akun Facebook, Kamis, 21 Juni 2018 lalu.

Prabowo menyebutkan, pihaknya telah menyiapkan nomor rekening yang bisa digunakan untuk menampung bantuan dari para pendukungnya.

Mantan Danjen Kopassus itu juga meminta, jika memang ingin mendukung dirinya dan ingin ada perbaikan bagi bangsa dan negara, maka menyisihkan sedikit rezeki akan sangat berarti baginya, bagi perjuangannya.

"Saya mohon bantuanmu, berapa banyak itu tergantung kemampuanmu. Kalau kau, katakanlah, mengirim lima ribu rupiah, kami sudah terima kasih. Kalau bisa kirim sepuluh ribu, duapuluh ribu rupiah dan seterusnya akan sangat berarti. Bayangkan, duapuluh ribu rupiah kalau disamakan adalah harga satu kotak rokok atau dua buah mi instan. Dengan harga dua buah mi instan atau dengan harga satu kotak rokok, Saudara sudah bisa mengubah masa depan bangsa," katanya.

Merujuk pada follower Facebook-nya yang berjumlah 10 juta, jika setengah saja dari jumlah itu masing-masing memenyumbang Rp20 ribu, maka jumlah tersebut sudah cukup untuk memperkuat Gerindra dan kader-kadernya yang akan bertarung di pilkada-pilkada di daerah.

"Kami akan sangat kuat, bisa membantu kader-kader di daerah-daerah. Apalagi kalian yang punya kemampuan lebih, saya mohon bantuanmu. Rekening ini akan dikelola dengan transparan, dikelola dengan ketat, dan dipertanggungjawabkan," kata Prabowo sebagaimana dikutip Kumparan.com.

Dalam unggahan tersebut juga dijelaskan penyaluran donasi bisa dilakukan dengan mengakses @GalangPerjuangan_bot di aplikasi Telegram. Setelah itu, akan muncul informasi terkait penggunaan aplikasi dan nomor rekening donasi.

Setelah donasi dilakukan, notifikasi melalui aplikasi Telegram akan muncul. Setiap bukti pengiriman akan tersimpan dan bisa dilihat riwayatnya kapan pun melalui aplikasi tersebut.

Penggalangan dana dilakukan karena ongkos politik yang mahal. Menurut dia, sistem politik membuat ongkos politik menjadi mahal. Fenomena ini membuat banyak calon bergantung kepada penyandang dana yang ujung-ujungnya hanya menjadi parasit bagi sang calon.

"Sistem ekonomi dan politik kita tidak berfungsi dengan baik. Sistem politik yang juga tidak berfungsi dengan baik mengakibatkan rakyat tidak dapat memilih pemimpin yang terbaik," ujarnya.

Oleh sebab itu Prabowo meyakini, penyandang dana sebenarnya adalah rakyat. Sebab, seluruh perjuangan politiknya akan diperuntukkan bagi rakyat.

Saluran di Telegram itu menyediakan informasi soal maksud penggalangan dana, cara menyumbang, termasuk update dana yang terkumpul. Berikut panduan donasi di 'Galang Perjuangan':

  1. Rekening dibuka dalam mata uang Rupiah dengan setoran awal yang dilakukan dengan cara transfer ke Rekening Virtual di BNISyariah/BNI. Nomor rekening virtual akan diberikan setelah calon donatur mendaftarkan diri dalam aplikasi Galang Perjuangan.
  2. Donasi atau sumbangan dapat dilakukan melalui transaksi bank atau transfer dari bank manapun di seluruh dunia.
  3. Setiap donasi yang dilakukan akan dikenakan biaya administrasi bank sebesar Rp. 3000,(u/BNI Syariah)- per transaksi.
  4. Donatur bersedia menginformasikan identitas secara jelas sebagai bentuk transparansi atau keterbukaan informasi dalam sistem donasi.
  5. Donatur menyatakan bahwa donasi yang dilakukan atas dasar sukarela dan tidak bersifat mengikat yang diberikan untuk membantu perjuangan Prabowo Subianto.
  6. Donatur menyatakan bahwa sejumlah dana yang disumbangkan bukanlah bersumber dari hasil korupsi dan atau hasil kejahatan lainnya serta didapatkan secara sah dan tidak melanggar hukum.
  7. Donatur menyatakan percaya sepenuhnya perihal penggunaan dana sumbangan kepada penerima sumbangan serta melepaskan haknya untuk mempersoalkan secara hukum penggunaan dana sumbangan tersebut di kemudian hari.

***