Pas Soekarno, Pas Jokowi

Kamis, 21 Juni 2018 | 06:39 WIB
0
888
Pas Soekarno, Pas Jokowi

Tanggal 21 Juni, tahun 1961 Jokowi lahir. Lha, sembilan tahun kemudian, 1970, Soekarno meninggal. Apa maknanya? Ya, kebetulan saja tanggal dan bulannya sama. Biasa saja. Kejadian kayak begitu banyak, nanti kalau tidak gitu yang pada ngebenci Jokowi pada baper.

Ya, sudahlah, pokokmen, Soekarno dan Jokowi itu masih saudara, karena sesama muslim itu bersaudara. Lho, Jokowi muslim? Bukannya komunis, dan komunis itu nggak beragama? Cina? Ya, kalau ada yang nganggep begitu ya, nggak papa. Begitu saja kok repot.

Lha kalau nggak repot bagaimana? Ya, nggak ke mana-mana. Mosok nggak repot kok ke mana-mana. Yang pasti, kebetulan, keduanya presiden. Presiden dari 1945 sampai ddengan 1966, satunya lagi dari 2014 sampai dengan... entahlah sampai 2024 enggak. Soalnya kan ada yang bikin tagar 2019 Ganti Presiden? Nanti kalau nggak diiyakan, dikira kita antidemokrasi.

Demokrasi kan membiarkan orang berbeda karep, berbeda omongan, berbeda mimpi, meski kalau berbeda agama dan berbeda pilihan presiden bisa saling sensi.

Apalagi kalau berbeda nasib, yang menderita bisa menuding yang bahagia itu temennya setan, partainya pun juga partai setan, sementara dirinya partai allah. Allah bikin partai?

Iyalah. Namanya juga orang kreatif kan boleh saja. Nanti kalau dilarang kreatif, ngamuk lagi. Pokokmen sak uni-unimu deh. Biar puas.

So? Terimakasih Pak Karno, sudah pernah lahir di Indonesia, meninggal di Indonesia, meski kita tahu bagaimana kisah meninggalmu. Kita tahulah, siapa yang membuatmu seperti itu.

Tetapi, kamu tetap presiden keren, penggali Pancasila yang sampai sekarang sering dihina-hina, karena mau jualan ideologi yang beda.

[caption id="attachment_17281" align="alignleft" width="621"] Jokowi dan Soekarno (Foto: Facebook.com)[/caption]

Sementara Pak Jokowi? Ya, kalau mau ngakui dia Presiden paling sah, dari 2014 s.d 2019. Kalau nggak ada yang mengakui? Ya, nggak apa juga. Memang kenapa? Memang kalau nggak diakui terus nggak kerja sesuai konstitusi? Kalau yang lain nggak konstitusional, yo ben sajalah. Wong namanya negeri ini negeri yang bebas. Bebas itu ya, nggak ada aturannya, suka-suka, sak bahagia-bahagianya.

Terus? Ya, sudah, cuma mau ngingetin saja, antara 21 Juninya Bung Karno dan 21 Juninya Bung Jokowi itu, ya begitu deh. Kalau pun ada benang merah yang nyambung, Jokowi kecil di tepian sungai, di mana rumahnya digusur penguasa Orba, itu suka mbaca biografi ‘Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat’ Cindy Adams.

Selebihnya, dia jadi tukang meubel, jadi tukang walikota, tukang gubernur terus tukang presiden. Dulu dengan dukungan 38% suara parpol, di Pilpres 2014 dia ngalahin Prabowo yang didukung suara parpol sebanyak 60% lebih. Apik to?