Yang Tercecer dari Sengkarut BPIP dengan Gaji Supernya

Rabu, 20 Juni 2018 | 05:01 WIB
0
567
Yang Tercecer dari Sengkarut BPIP dengan Gaji Supernya

BPIP itu lembaga yang didirikan khusus untuk membina dan menguatkan Pancasila sebagai ideologi negara.

Modal utamanya agar berpengaruh dan berbekas ke masyarakat, di tengah kriris akhlak dan keteladanan sekarang ini, haruslah keteladanan jajaran pengurusnya untuk mengimplementasikan atau mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam diri-diri mereka sendiri, bukan hanya promosi indah dan luhurnya Pancasila.

Gaji dan tunjangan jajaran pengurus BPIP yang dirasakan masyarakat tidak adil itu atau tidak mencerminkan rasa keadilan itu, justru adalah "corengan pertama" pada lembaga itu atas sila "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia."

Ini bukan soal aturan atau kewajaran tapi soal kepekaan dan rasa keadilan. Gaji besar itu dirasakan masyarakat luas memang tidak wajar untuk pekerjaan "kongkow-kongkow" atau "tugas yang tidak jelas." Ini harusnya tidak terjadi.

Itulah beratnya Pancasila bila diklaimkan "milik sekelompok orang" atau "hanya punya negara" atau "pemerintahlah yang lebih pancasilais" sementara masyarakat sangat mudah diklaim tidak pancasilais atau dituding anti Pancasila. Masyarakat pun akan memantau dan menilai pancasilaisme atau kepancasilaan mereka.

Siapa yang merasa paling pancasilais akan mudah ditemukan kelemahan-kelemahan atau ketidakpancasilaisan mereka oleh masyarakat luas, apalagi masyarakat sekarang sudah pada kritis dan pintar-pintar.

Pancasila itu milik bersama. Implementasinya harus dilaksanakan bersama dengan saling mengingatkan dan saling melengkapi. Bukan saling menuduh dan saling merendahkan kemudian merasa diri dan kelompoknya lebih pancasilais.

Sekali ada kelompok merasa lebih apalagi paling pancasilais, kehidupanlah yang akan membuka dan memperlihatkan kelemahan-kelemahan mereka sebagai tidak pancasilais.

Yang paling rendah hati tak mengaku-ngaku dirinya lebih pancasilais dari orang lain, bahwa dirinya masih belum pancasilais atau masih jauh dari mengamalkan nilai-nilai Pancasila dan tidak sembarang menuduh orang tidak pancasilais apalagi anti Pancasila, itulah sesungguhnya pancasilais sejati.

***