Hari Berhati

Minggu, 17 Juni 2018 | 22:33 WIB
0
812
Hari Berhati

Setiap kali mentari pagi menerobos jendela rumahmu, ingatlah sang siang itu tamu istimewa yang datang mengunjungimu.

Layanilah sang tamu dengan kebaikan sepenuh hati, sehingga saat sang tamu pergi menimbulkan kesan dan pujian.

Dalam melayani siang sebagai tamu, hendaklah kita berjalan di muka bumi dengan kerendahan hati dan kasih sayang.

Sesungguhnya segala makhluk hidup bermula dari tanah, dan akan kembali ke tanah.

Asahlah kepekaan hati dengan berbaik hati. Berteman dengan orang yang memiliki hati akan membuat kita punya hati.

Sesungguhnya kerusakan di muka bumi ini bukan karena tak ada yang menganjurkan kebaikan dan melarang keburukan; melainkan karena kemiskinan hati sehingga orang yang menganjurkan kebaikan tak berbuat baik, sedang yang melarang keburukan justru berbuat buruk.

Kunci bahagia

Kemacetan dalam relasi ketuhanan, kemanusiaan dan kealaman merupakan pangkal sesak napas (kehampaan, kekalutan, kebencian) dalam kehidupan.

Untuk memulihkannya, diperlukan pengisian udara segar dan cahaya sukma ke dalam rongga jiwa.

Pelatihan ini disebut spiritualitas; berasal dari bahasa Latin spiritus, yang berarti ’bernapas’ atau ’bercahaya’.

Alhasil, kebahagiaan hidup bersama akan terengkuh manakala kita bisa menyegarkan dan menyalakan pelita jiwa dengan membangun konektivitas penuh cinta dengan Sang Pencipta, dengan sesama manusia, dengan alam semesta

***

Yudi Latif, Belajar Merunduk.