Sembako Tak Naik Roket di Hari Lebaran Ini

Jumat, 15 Juni 2018 | 16:44 WIB
0
730
Sembako Tak Naik Roket di Hari Lebaran Ini

Hari raya identik dengan kenaikan harga kebutuhan bahan pokok. Kini tidak lagi. Ada yang melansir kenaikan harga mencapai ratusan persen hingga mencekik leher rakyat. Benarkah?

Kebetulan libur, saya pun membeli sendiri isi dapur dari bumbu-bumbu sampai ikan dan daging ayam. Setiap kali nawar, penjualnya mengatakan, naiknya tidak terlalu banyak kok bu, satu ekor ayam yang biasanya Rp35.000 sekarang naik jadi Rp 38.000. Ah… tidak sampai 10 persen begitu kalkulator di kepalaku mulai bekerja.

Pindah ke los bumbu begitu juga. Satu kilo cabe campur yang biasanya Rp35.000 saat ini menjadi Rp40.000. Hmmm… hampir 15 persen kenaikannya. Kebutuhan kelapa yang di hari raya meningkat pesat, terlihat dari stok yang sangat berlimpah di H-4, harganya masih tetap sama.

Naik, memang, tapi wajar. Dan hal yang paling membuat saya terkaget-kaget ketika temuan di pasar itu saya konfirmasi ke tukang yang sedang bekerja di rumah. Dalam hal hari libur, mereka tak mau mengikuti jadwal yang ditentukan pemerintah. Libur H-1 saja supaya uang saku untuk berlebaran lebih terasa.

“Kami sih gak pusing soal bahan kebutuhan pokok. Harganya khusus. Dari telur, beras, ayam, sampai daging sapi, bisa dibeli dengan harga murah,” kata tukang yang tak saya sebutkan namanya itu. Sembako tak naik roket. Ia menjelaskan panjang lebar. Sejak gubernur yang terdahulu, Kartu Jakarta Pintar (KJP) bisa dipakai untuk belanja bahan kebutuhan pokok dengan harga khusus alias lebih murah dari harga pasar.

Tapi kan harus antri? Saya penasaran. Tangkas ia menjawab. Tak perlu antri. Semuanya bisa dibeli di tempat-tempat khusus. Soal makan dan pemenuhan gizi keluarga, aman. Kalau mau sederhana, apa adanya saja, hari raya tak perlu dibuat heboh, katanya.

Ah bener juga ya… Nah kalau ada yang bilang harga-harga kebutuhan pokok meroket? Pertanyaan itu batal saya sampaikan. Kasihan kalau ia harus memikirkan orang-orang yang menyebarkan informasi palsu. Biarlah ia terus membayangkan bahagia di Hari Raya bersama keluarganya dengan menu rendang daging, opor ayam, telur balado, dan rupa-rupa penganan lainnya.

Selamat menyambut Hari Raya dengan penuh sukacita. Juga yang sedang pulang kampung. Selamat sampai tujuan. Jangan lupa ceritakan pengalaman indah di perjalanan.

***