Kata Amien Rais, Tuhan akan malu kalau tidak mengabulkan permohonanya untuk ganti Presiden pada 2019 nanti. Tampaknya bukan cuma kali ini Amien berusaha mempermalukan Tuhan. Tapi untung saja Tuhan cuek. Dia gak malu seperti yang dituduhkan Amien Rais.
Pada tahun 1998, Amien merasa jadi superstar. Dia adalah tokoh reformasi. Media heboh dengan semua langkahnya. Lalu lahirlah PAN. Karena sudah merasa hebat gak ketulungan, dalam angan-angan Amien, PAN akan mendapatkan dukungan signifikan dari rakyat.
Tapi apa yang terjadi? Hasil Pemilu menunjukan suara PAN hanya 7,2% saja. Sedangkan partai baru lain yang didirikan oleh tokoh reformasi jauh melebihi partainya Amien Rais. PDIP yang digawangi Megawati 33%, PKB yang dibesut Gus Dur mendapat 12,2%
Perolehan suara itu menyebabkan Amien minder untuk maju menjadi Presiden. Setelah memotori poros tengah, Amien akhirnya menyetujui Gus Dur yang naik jadi Presiden.
Apakah saat itu Amien Rais gak berdoa pada Tuhan agar suara PAN melimpah? Sebagai umat beragama saya yakin Amien berdoa siang malam. Tapi, mau diapain, emang cuma segitu potensinya.
Apakah Tuhan gak malu tidak mengabulkan doanya Amien Rais pada 1999? Gak tuh, Tuhan cuek aja.
Kemudian pada 2004, pasca amandemen UUD yang melahirkan pemilihan Presiden secara langsung. Amien juga ngotot untuk kembali bertanding berpasangan dengan Siswono Yudohusodo. Apakah Amien tidak berdoa siang malam untuk memenangkan Pilpres pada 2004?
Pasti Amien berdoa dengan khusyuk. Mungkin dia juga berkeyakinan, Tuhan akan malu jika tidak mengabulkan doanya untuk menang pada Pilpres 2004. Tapi apa mau dibilang, SBY-JK malah memenangkan pertarungan.
Apakah Tuhan gak malu, mengabaikan doa politiknya Amien Rais lagi? Gak tuh.
Pada Pemilu 2014 lalu. Amien mati-matian mendukung Prabowo-Hatta Rajasa untuk maju sebagai Capres dan Cawapres. Lawannya adalah Jokowi-JK. Berbagai cara dimainkan Amien untuk memenangkan Prabowo.
Apakah Amien tidak berdoa pada Tuhan untuk kemenangan Prabowo-Hatta? Saya yakin doanya juga gak kalah khusyuk. Tapi rupanya keadaan berkata lain. Jokowi menang. Sekali lagi, doa politik Amien, tidak terwujud.
Sekali lagi, dengan kekalahan ini, Amien ingin mempermalukan Tuhan yang berkali-kali tidak mengabulkan doanya.
Tapi ternyata Tuhan cuek aja, meski berkali-kali tidak mengabulkan doa politik Amien Rais. Malah, Capres yang didukung Amien Rais yang akhirnya malu. Sudah sujud syukur pada Tuhan, ternyata kalah.
Kini, Amien kembali ingin mempermalukan Tuhan. Dalam salah satu ceramah berbuka puasa di rumah Zulkifli Hasan, dia sempat melontarkan ungkapan Tuhan akan malu jika tidak mengabulkan doa bahwa 2019 harus ganti Presiden.
Tapi, percayalah Mien, Tuhan itu maha cuek. Kalau dia mau berkehendak, ya berkehendak aja. Sekalipun ente Dewan Pertimbangan PAN, Tuhan gak peduli. Kalau nanti Jokowi ditakdirkan jadi Presiden lagi, ya jadilah.
Terus Tuhan jadi malu, gitu? Ente yang malu, kale.
"Mas, bilang sama pendukung Jokowi, jangan khawatir dengan ancaman Amien Rais yang membawa-bawa nama Tuhan. Doa orang yang belum melaksanakan nazarnya gak akan diijabah," ujar Abu Kumkum.
"Kalau gitu, doa AD juga gak diijabah dong. Dia juga janji mau potong anunya kalau Jokowi menang."
"Lho dia bukannya gak terpilih di Pilkada Bekasi, kemarin? Tapi kalau dia terpilih, aku kasian sama istrinya, mas."
"Kok, gitu kang?"
"Kalau dia menang, berarti dia sudah melaksanakan nazarnya. Istrinya akan jadi pengangguran..."
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews