Manusia tak menyukai sikap yang inkonsisten, yang sayangnya ada pada diri kalian, PKS. Yaitu ketika kalian pernah punya slogan "Bersih dan Peduli" yang digaungkan jelang pemilu 2004 lalu. Saat itu memang belum ada anggota DPR dari partai kalian yang terjerat kasus korupsi. Karena periode 1999-2004, hanya 7 orang dari partai berlambang bulan sabit kembar yang duduk di Senayan.
Tapi sembilan tahun kemudian, atau 14 tahun setelah berdirinya Partai Keadilan, baru ada caleg kalian yang tertangkap untuk pertama kalinya. Maka pecahlah rekor. Dan putuslah konsistensi menjaga "kebersihan". Harap maklum bila kemudian masyarakat jadi tak suka. Karena inkonsistensi.
Berbeda dengan partai lain yang konsisten melahirkan para koruptor. Masyarakat sudah terbiasa dan akhirnya menerima. Merah atau kuning berkali-kali mengisi laman media nasional dengan berita kadernya tertangkap korupsi. Masyarakat sudah hafal. Sudah maklum. Dan menghargai konsistensi mereka. Makanya tiap pemilu suara mereka selalu besar.
Mungkin bila tak ada lagi koruptor di partai itu, baru masyarakat membenci mereka.
PKS, kesalahan kalian adalah noda yang terlalu kentara. Coba perhatikan warna dasar lambang partai kalian. Bila sebuah bercak hitam tergores di tengah pakaian putih, apa yang menjadi perhatian orang? Putihnya baju itu atau kah noda hitamnya? Tentu bercak kotor yang menjadi perhatian. Karena mencolok.
Maka jangan bangga bila jumlah koruptor yang muncul dari partai kalian sedikit. Karena yang sedikit itu malah menarik perhatian orang. Yang sedikit itu yang mudah diingat orang. Sehingga stigma terhadap PKS adalah partai penghasil koruptor.
Mudah-mudahan bisa dimengerti. Jangan protes lagi bila ada sekelas profesor yang berteriak di media betapa hinanya partai kalian yang telah melahirkan 2 koruptor besar.
Tapi coba lihat partai lain. Yang berbahan dasar warna merah gelap, atau kuning, juga warna-warna lain, bila ditimpa noda tak kan menarik perhatian orang. Apalagi karena noda itu begitu banyaknya. Masyarakat sudah memaklumi. Justru bila ada bercak putih lah yang akan jadi mencolok.
[irp posts="16865" name="Gerakan Pembubaran Lucu-lucuan, Gerakan Pembubaran PKS"]
Banyaknya koruptor dari patai lain itu membuat publik tidak mampu menghafal nama-nama mereka. Akhirnya, publik pun lupa siapa saja yang pernah terjerat korupsi. Yang diingat malah nama-nama yang sedikit yang berasal dari partai kalian itu.
Begitulah hidup, PKS. Maka pilihannya bagi kalian: konsisten tidak pernah kader kalian korupsi. Ini mustahil karena seperti kata si professor, kalian sudah "melahirkan 2 koruptor besar". Dan ke depannya pun belum tentu tak ada lagi kader kalian yang terciduk KPK. Karena partai kalian dihuni manusia.
Karena itu pilihlah yang kedua, bila tak ingin dibenci masyarakat: Konsisten seperti partai lain melahirkan koruptor-koruptor besar. Sehingga masyarakat memaklumi kalian dan menerima sikap konsistensi itu.
Tidak mau juga? Ya sudah, jangan bilang manusia tidak adil!
***
Zico Alviandri
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews