Sepotong Kisah Jalan Batulappa, Pinrang, yang Terputus

Kamis, 31 Mei 2018 | 05:41 WIB
0
716
Sepotong Kisah Jalan Batulappa, Pinrang, yang Terputus

Selembar foto ini menyusup dengan cepat ke grup-grup perbincangan WhatsApp dan Facebook, pagi ini. Jalan menuju kampung saya di Kecamatan Batulappa, sebelah utara Kabupaten Pinrang, terputus.

Ini satu-satunya akses untuk semua jenis kendaraan ke daerah itu. Itupun harus memutar lebih dari 7 kilometer. Ada jalur yang lebih dekat. Melewati tongkah Bendungan Benteng.

Cuma, titian bendungan hanya bisa dilindasi roda dua dan kaki kuda. Dam buatan Belanda tersebut dijaga supaya langgeng. Alahan ini menjadi pengganjal perut 80 persen warga Lasinrang. Sebagian lagi berlinang membasahi pekarangan Nenek Mallomo dan La Maddukelleng.

 

Jalanan utama ke Batulappa itu memang rawan rusak. Selama ini, sisi kanan kirinya kerap amblas. Baru kali ini terbelah dan tandas. Mungkin kontur tanahnya tak bisa lagi bertoleransi dengan limpahan air hujan. Tapi hujan jangan jadi alasan dan domba hitam.

Faktanya, infrastruktur jalan ke Batulappa selama ini memang tidak begitu bagus. Lumayan, iya. Lumayan bisa bikin pemilik kendaraan bolak balik masuk bengkel.

Permukaan jalan sebagian besar memang sudah ditambal aspal dan dibenamkan beton. Cuma gradasi ter dan semennya, sepertinya, tidak optimum. Maklum, kantong pelaksana proyek masih terlalu banyak yang belum disulam.

Pengerjaan proyek di daerah ini juga pernah jadi lahan bancakan koruptor. Pada 2011 lalu, jembatan satu-satunya dilalui warga yang menetap di wilayah pegunungan ambruk.

Sialnya, umur jembatan baru berusia dua bulan. Belum sama sekali dimanfaatkan. Kas daerah merugi, dana miliaran ludes dipakai dan mungkin juga dibagi-bagi.

Ada dua tersangka dari Dinas Pekerjaan Umum Pinrang pascajembatan itu rampak. Kepala dinas-nya, kala itu, kini jadi bupati di Barru.

Yah, begitulah kira-kira kondisi hidup di Batulappa. Mereka sudah bersyukur bila jalan, jembatan, dan infrastruktur pelayanan publik lainnya bisa dikenyam dengan layak. Tidak lebih.

Belum cerita soal kehidupan warga yang belum mencicipi penerangan listrik. PLTA di Bakaru salah satu pemasok utama kebutuhan listrik di Sulawesi Selatan. Tapi ironi. Pemukiman warga yang ada di sana masih gelap buta. Padahal jaraknya hanya sepelemparan batu dari sumber tenaga.

Kapan-kapan saya mau ke sana, baru kita cerita-cerita.

Oh iya, Anda yang punya nomor WhatsApp Bupati Pinrang Aslam Patonangi, tolong foto ini dikirim ke yang bersangkutan. Sertakan kepsyen ini, "Segera perbaiki jalanan ini lalu sudahi masa bakti..!!!"