Ledakan bom di mana-mana digerakkan dengan rencana, dan luar biasanya anak-anak disertakan dalam peledakan, dengan persepsi bahwa surga pasti menerimanya.
Teror dilakukan dengan kekerasan, dan mengakibatkan kerusakan, bisa raga, bisa jiwa.
Sejak terpilihnya Jokowi sebagai Presiden, teror berjalan tak henti. Baik kekerasan dengan paham radikal yang dikasih ruang dan membuat mereka berkembang. Prof. Komaruddin Hidayat mengatakan bahwa berkembangnya paham radikal dan menguatnya HTI karena pemerintahan sebelumnya melakukan pembiaran bahkan mungkin memfasilitasinya.
Sekarang ada orang-orang di parlemen yang mengatakan teroris ada karena pemerintahnya lemah. Orang dungu ini tidak mengenal proses yang menghasilkan output, HTI dan sejenisnya itu berposes dari kecil menjadi besar dan niatnya makar.
Kita tidak tau berapa besar persisnya suara para radikalisme ini di Indonesia sehingga mereka masih harus dirawat oleh partai-partai yang secara kasat mata kita bisa melihat merekalah pemakai suara kaum koplak itu. Karena suara mereka dipakai untuk eksistensinya.
Lihat gelagatnya, kadang kita lucu melihatnya. Mau memimpin Indonesia tapi kawannya kaum radikal yang jelas-jelas embrionya teroris.
Dan mereka selalu terang-terangan membela golongan pemalak Pancasila yang jelas-jelas akan mengganti pancasila. Terus partai dan orang-orang ini sebenarnya siapa?
Kita terkadang malu-malu atau terlalu sopan mengatakan mereka juga menyimpan bibit teroris dalam otaknya dengan kadar tertentu dan dengan cara bagaimana mereka mengekspresikanya, mungkin dengan cara memelihara kaum radikal sebagai cikal bakal yang mengakar.
Tahun depan adalah tahun puncak pembuktian bagi pemilih apakah semakin cerdas atau malah kandas. Tahun-tahun ini adalah tahun di mana dengan terang benderang kita melihat siapa pembela teroris dan dari partai apa dia berada.
Andai kelompok itu masih terpilih dalam mewakili suara sebagian rakyat Indonesia, maka kita bisa mengukur seberapa besar bakat radikal dan teroris di tengah masyarakat kita. Minimal teror suara dan fitnah yang menggila bila kuda pacuannya kalah berlaga.
Teroris akan terus ada bila kita membiarkannya. Kini saatnya kita perangi bersama dan kita harus bisa karena Indonesia harus tetap ada dan Pancasila sebagai idiologi yang tidak tergantikan selama-lamanya.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews