Sarung Habib Salim adalah simbol persatuan dakwah di satu sisi, juga sebagai sinyal asholah juga khitthah disisi lain.
Sarung Habib Salim adalah pesan non verbal bahwa dakwah dalam bingkai islam politik adalah masalah dinamisme.
Sarung Habib Salim disisi lain juga memberikan pesan bahwa dakwah dan islam politik di indonesia sedang membutuhkan sosok pemersatu.
Sosok pemersatu yang mampu menerjemahkan fisafat islam politik antara dua kutub modernitas dan autentisitas.
Karena autentisitas tanpa modernitas akan melahirkan sejarah lama, sedangkan modernitas tanpa autentisitas akan melahirkan radikalisme prematur, Immanuel Kant menyebutnya dengan istilah "pure reason".
Autentisitas dakwah yang tidak melupakan sisi dinamis, humanis, moderat, modern, seni, cair, fair, dan romantisisme dalam makna luas nya Johann Gotlieb Fichte.
Sarung Habib Salim mengindikasikan pesan perdamaian, pesan cinta, pesan persatuan kepada semua entitas dakwah dan entitas islam politik agar mereka segera menyatukan barisan.
Sarung Habib Salim adalah warning bahwa kondisi dakwah dan Islam politik di Indonesia sedang tidak baik baik saja, posisinya sedang bermasalah, maka nya segera bangkit dan berbenah.
Ini adalah simbol kebijaksaan orang tua yang sekaligus sebagai ayah ideologi diantara "kenakalan" anak anak dakwahnya yang selama ini teralalu bersemangat hingga kadang tidak paham kekeliruan nya.
Sebagai tokoh Islam politik dunia yang lahir pasca difitisme arab 1967, Habib Salim, Ust Hilmi Aminudin, Ust Abdul Hasib Hassan, yang telah didahului oleh Alm Ust Rahmat Abdullah, mereka semua adalah para penerjemah Islam politik di Indonesia dengan nalar dan hati secara bersamaan.
Badai dan riak yang ada dalam tubuh dakwah Islam politik di Indonesia adalah keniscayaan sejarah, usia diatas 20 tahun seharusnya menjadi era kemapanan Islam politik dengan fondasi yang sudah kuat, badai dan riak itu bisa diatasi dengan baik kalau semua kader Islam politik di negeri ini mengerti akan makna yang tersirat dari sarung Habib Salim.
Islam politik di negeri ini memang menghadapi benturan demi benturan, namun sebenarnya itulah kekuatan mereka, Islam politik tidak akan pernah bisa dihambat oleh semua kekuatan apapun, karena dia adalah fajar sejarah dalam halaman baru dari buku besar politik umat Islam era modern.
Islam politik di negeri ini adalah harapan masa depan bagi terciptanya "the new world of islamic political and new renaissance". oleh sebab itu, kader islam politik harus memiliki kecerdasan dan ketangkasan diatas rata rata manusia Indonesia.
Islam politik adalah solusi baru bagi semua kebuntuan pemikiran Pan Arabisme, Filsafat Nasserisme, sampai kepada kesesatan pikir ala Marchiavelisme, Islam politik adalah wajah baru dan harapan baru dunia islam secara an sich.
Sarung Habib Salim mengindikasikan bahwa masa masa ketegangan harus diakhiri, dan masa masa kerja harus dimulai, karena rimba Islam politik juga sangat keras, semua kader islam politik harus paham dengan baik konstelasi ini.
[irp posts="15204" name=" Mau Dibawa Ke Mana Hubungan Kita", kata PKS dan PAN ke Prabowo"]
Habib Salim mengirimkan pesan yang jelas, bahwa Islam politik di negeri ini wajib eksis dan harus mampu menghadapi berbagai tantangan dakwah dengan otak nya Muawiyah dan Hati nya Ali Bin Abi Tholib.
Sarung Habib Salim secara filosofis bertujuan membuka mata kita semua bahwa turbulensi dakwah ini hanya bisa dihadapi dengan kecerdasan persatuan dalam bingkai rasionalitas ukhuwah yang mencerahkan, membuang semua ego dan karat hati, menuju kecerdasan lapangan dalam misi khidmat agar umat kembali jatuh cinta kepada dakwah ini.
***
Tengku Zulkifli Usman,
Analis Geopolitik Islam Internasional, Jakarta.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews