Sarung Habib Salim, Autentisitas Dakwah dalam Bingkai Islam Politik

Minggu, 20 Mei 2018 | 06:56 WIB
0
558
Sarung Habib Salim, Autentisitas Dakwah dalam Bingkai Islam Politik

Sarung Habib Salim adalah simbol persatuan dakwah di satu sisi, juga sebagai sinyal asholah juga khitthah disisi lain.

Sarung Habib Salim adalah pesan non verbal bahwa dakwah dalam bingkai islam politik adalah masalah dinamisme.

Sarung Habib Salim disisi lain juga memberikan pesan bahwa dakwah dan islam politik di indonesia sedang membutuhkan sosok pemersatu.

Sosok pemersatu yang mampu menerjemahkan fisafat islam politik antara dua kutub modernitas dan autentisitas.

Karena autentisitas tanpa modernitas akan melahirkan sejarah lama, sedangkan modernitas tanpa autentisitas akan melahirkan radikalisme prematur, Immanuel Kant menyebutnya dengan istilah "pure reason".

Autentisitas dakwah yang tidak melupakan sisi dinamis, humanis, moderat, modern, seni, cair, fair, dan romantisisme dalam makna luas nya Johann Gotlieb Fichte.

Sarung Habib Salim mengindikasikan pesan perdamaian, pesan cinta, pesan persatuan kepada semua entitas dakwah dan entitas islam politik agar mereka segera menyatukan barisan.

Sarung Habib Salim adalah warning bahwa kondisi dakwah dan Islam politik di Indonesia sedang tidak baik baik saja, posisinya sedang bermasalah, maka nya segera bangkit dan berbenah.

Ini adalah simbol kebijaksaan orang tua yang sekaligus sebagai ayah ideologi diantara "kenakalan" anak anak dakwahnya yang selama ini teralalu bersemangat hingga kadang tidak paham kekeliruan nya.

Sebagai tokoh Islam politik dunia yang lahir pasca difitisme arab 1967, Habib Salim, Ust Hilmi Aminudin, Ust Abdul Hasib Hassan, yang telah didahului oleh Alm Ust Rahmat Abdullah, mereka semua adalah para penerjemah Islam politik di Indonesia dengan nalar dan hati secara bersamaan.

Badai dan riak yang ada dalam tubuh dakwah Islam politik di Indonesia adalah keniscayaan sejarah, usia diatas 20 tahun seharusnya menjadi era kemapanan Islam politik dengan fondasi yang sudah kuat, badai dan riak itu bisa diatasi dengan baik kalau semua kader Islam politik di negeri ini mengerti akan makna yang tersirat dari sarung Habib Salim.

Islam politik di negeri ini memang menghadapi benturan demi benturan, namun sebenarnya itulah kekuatan mereka, Islam politik tidak akan pernah bisa dihambat oleh semua kekuatan apapun, karena dia adalah fajar sejarah dalam halaman baru dari buku besar politik umat Islam era modern.

Islam politik di negeri ini adalah harapan masa depan bagi terciptanya "the new world of islamic political and new renaissance". oleh sebab itu, kader islam politik harus memiliki kecerdasan dan ketangkasan diatas rata rata manusia Indonesia.

Islam politik adalah solusi baru bagi semua kebuntuan pemikiran Pan Arabisme, Filsafat Nasserisme, sampai kepada kesesatan pikir ala Marchiavelisme, Islam politik adalah wajah baru dan harapan baru dunia islam secara an sich.

Sarung Habib Salim mengindikasikan bahwa masa masa ketegangan harus diakhiri, dan masa masa kerja harus dimulai, karena rimba Islam politik juga sangat keras, semua kader islam politik harus paham dengan baik konstelasi ini.

[irp posts="15204" name=" Mau Dibawa Ke Mana Hubungan Kita", kata PKS dan PAN ke Prabowo"]

Habib Salim mengirimkan pesan yang jelas, bahwa Islam politik di negeri ini wajib eksis dan harus mampu menghadapi berbagai tantangan dakwah dengan otak nya Muawiyah dan Hati nya Ali Bin Abi Tholib.

Sarung Habib Salim secara filosofis bertujuan membuka mata kita semua bahwa turbulensi dakwah ini hanya bisa dihadapi dengan kecerdasan persatuan dalam bingkai rasionalitas ukhuwah yang mencerahkan, membuang semua ego dan karat hati, menuju kecerdasan lapangan dalam misi khidmat agar umat kembali jatuh cinta kepada dakwah ini.

***

Tengku Zulkifli Usman,

Analis Geopolitik Islam Internasional, Jakarta.