Saya takjub sekaligus terharu mendengar gagasan Gubernur Anies di depan pejabat Pemprov DKI.
Gagasan untuk menjalankan program buka puasa bersama warga Jakarta di setiap kelurahan sampai RT RW.
Gagasan segar dan sangat sensitif ditengah kondisi ekonomi negara ini lesu bahkan kalau gak bisa dibilang jalan ditempat dibawah Jokowi.
Gagasan seorang pemimpin yang punya nurani saat negara ini sedang mengalami krisis akut multidimensi.
Gagasan yang humanis yang sangat merakyat yang lahir dari sikap keprihatinan seorang pemimpin yang jujur, yang jauh dari kata pencitraan, Gub Anies bukanlah tipikal pejabat doyan kamera.
Gagasan yang menyentuh hati nurani rakyat DKI yang memang angka kemiskinan juga tidak kecil di propinsi ini.
Terlihat memang sederhana, namun gagasan ini sarat nilai dan pesan politik juga pendidikan kepada pemerintah pusat yang minim rasa, itupun kalau rezim di pusat mau mikir.
Yang lebih menarik lagi, Gubernur Anies bahkan mengusulkan program memberikan hadiah lebaran kepada semua warga miskin jakarta termasuk didalamnya warga miskin non muslim.
Ini sebuah gagasan moral yang bermutu tinggi, saat dulu pak Anies belum terpilih sebagai gubernur, Pak Anies sering dituduh sebagai cagub radikal tidak ramah terhadap non muslim.
Fakta yang membelalakkan mata, Gubernur Anies terbukti humanis, ramah kepada semua jenis rakyat, jauh dari radikal, bahkan Ahok saja dulu tidak punya kepedulian terhadap hal ini, fitnah memang bagusnya dilawan dengan tindakan nyata, Gubernur Anies menjawab hal itu dengan kepala dan tangan dinginnya.
Gagasan ini juga merupakan sebuah tamparan moral kepada pemerintah pusat yang notabene memegang anggaran ratusan kali lipat lebih besar daripada anggaran yang ada ditangan Gubernur DKI yang hanya Rp 77Triliun, peduli memang bukan soal isi lemari besi, tapi ini soal isi hati pemimpin negeri, Jokowi harusnya malu.
Gagasan Gubernur Anies ini kalau dalam ilmu politik Islam disebut dengan "al irtikaz ila maqoshid syar'iyyah", rupanya ilmu fikih politik islam nya Gubernur Anies cukup mumpuni tanpa banyak basa basi teriak sana sini.
Muslim dan non muslim semua diperhatikan dengan porsi yang sama oleh Gubernur anies, hati Gubernur Anies benar benar bersama warganya, sebagai salah satu warganya, saya lihat, warga DKI mencintai Gubernur Anies sama seperti gubernur ini mencintai warganya, persis sama dengan slogan beliau saat nyagub dulu, "Maju kota nya, Bahagia warganya". Begitu faktanya.
Ide dan gagasan Gubernur Anies adalah antitesis pemerintah pusat, Gubernur Anies lebih peduli, lebih sensitif, lebih jujur, lebih punya hati, lebih amanah, dan yang jelas gak pernah lempar makanan untuk rakyat dari dalam mobil sambil menikmati empuknya kursi mercy dibawah AC Triple Blower.
Melihat kebijakan kebijakan Guernurb Anies dan Bang Sandi, saya jadi ingat kinerja dan karya walikota Istanbul Turki tahun 1994-an, saat itu walikota dijabat oleh Recep Tayyip Erdogan, Erdogan pemimpim humanis, peduli, sensitif, punya rasa malu, tanggungjawab terhadap jabatan, dan to the point menyelesaikan banyak PR warganya dengan ikhlas dan tuntas.
Maka begitu Erdogan mencalonkan diri sebagai PM Turki, rakyat Turki sudah tidak meraba raba lagi tentang siapa Erdogan, success story nya adalah kampanye gratis yang dahsyat yang diingat oleh setiap warga Istanbul bahkan semua warga Turki kala itu, Erdogan mulus menuju Istana PM dan Istana Presiden bahkan sampai hari ini masih berada di sana.
Saya semakin yakin, bahwa Gubernur Anies semakin layak jadi presiden RI menggantikan sang incumbent yang punya kinerja serba buram, memiliki hati yang keras, perasaan yang tidak sensitif, dan rasa tidak bersalah yang begitu besar, gagal tapi terus tebar pesona, senyum kiri kanan tanpa ada rasa apa apa kepada rakyat Indonesia.
Melihat kinerja Gubernur Anies, melihat isi kepala Gubernur Anies, semakin layak rakyat Indonesia memilihnya menjadi penghuni Istana untuk kemaslahatan negara yang lebih luas dan selamatnya negara dari keterpepurukan yang lebih dalam.
Sudah banyak karya nyata Gubernur Anies selama menjabat selama ini, walaupun masa jabatannya lebih singkat dari penguasa utama, namun yang jelas gagal nya lebih sedikit dan pencitraan nya jauh lebih minimalis bahkan nihil ketimbang yang sudah lama bercokol di Istana sana.
Kita doakan Gubernur Anies jadi Presiden RI 2019, ilmu akademiknya sejajar dengan ilmu lapangannya, otak kanan nya seimbang dengan otak kirinya, yang jelas beliau punya "otak besar" untuk memajukan negara besar ini.
Saatnya slogan Gubernur Anies berganti menjadi "Maju Negaranya, Bahagia Rakyatnya".
***
Tengku Zulkifli Usman,
Analis Politik & Warga DKI Jakarta.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews