Arah Koalisi, Jika Tak Mau Rugi PKS Jangan Nempel Gerindra Terus

Kamis, 10 Mei 2018 | 08:16 WIB
0
410
Arah Koalisi, Jika Tak Mau Rugi PKS Jangan Nempel Gerindra Terus

Prabowo maju sebagai capres gandeng Anies Baswedan atau Gatot Nurmantyo, peluangnya besar ke Anies.

Jokowi akan maju dengan AHY atau dengan Gatot kalau Gatot gak jadi dipinang Gerindra-PKS cs.

Demokrat berusaha keras agar AHY dapat tiket berpasangan dengan Jokowi, tapi di sini pesaing berat AHY adalah ketua umum PKB Muhaimin Iskandar.

Kalau AHY gagal dapat tiket berpasangan dengan Jokowi, maka besar kemungkinan Pak SBY ngambek dan akan mengusahakan poros ketiga, bisa AHY-Gatot atau AHY-Muhaimin.

Gimana gak ngambek, separo pendiri Demokrat sudah dirikan ReJo atau Relawan Jokowi, masak Jokowi gak paham sih maksud jenderal SBY dan tetap gak mau lirik AHY, 'kan ini namanya kebangetan, wajar kalau nanti SBY marah, SBY juga manusia.

Kalau Poros ketiga terbentuk, maka posisi paling sulit ada di koalisi Gerindra-PKS, kenapa? Karena PAN, PKB, PBB, dan Demokrat besar kemungkinan ke gerbong SBY.

Saat ini Gerindra sedang memfinalkan Prabowo jadi atau gak nya maju, karena Prabowo juga belum 100% mau maju, makanya sampai saat ini belum ada deklarasi resmi, baru sebatas menerima mandat dari partai Gerindra sebagai ketua umum yang terikat dengan AD/ART partai.

Kalau Prabowo akhirnya firm maju pilpres, maka cawapres paling kuat Prabowo adalah Anies Baswedan, hampir pasti Gerindra gak akan mengambil salah satu dari 9 nama capres dari PKS.

Kalau begitu, maka mindset nya adalah seperti 2014, Gerindra di depan, PKS ditugaskan tarik gerbong dan jadi mesin politik lagi, bedanya 2014 Cawapres Prabowo ketua umum PAN Hatta Rajasa, nah posisi Hatta ini akan diisi oleh Anies Baswedan yang notabene nya non partai.

Dilema nya bagi PKS adalah agak mengalami kesulitan jika salah satu capres nya dari 9 nama gak dilirik satupun oleh Prabowo, karena suka gak suka, cawapres Prabowo harus dapat restu Pak JK.

Makanya wakil ketua umum Gerindra Sandiaga Uno sudah melobi Pak JK agar mau merestui Anies sebagai cawapres Prabowo, ini erat kaitannya juga dengan Logistik dan isi tas, karena Gerindra gak begitu yakin Isi tas PKS cukup membantu, ini rasional memang, pilpres butuh dana triliunan bukan ratusan miliar.

Jika melihat peta begini, saya masih konsisten melihat bahwa jika ada poros ketiga, maka yang paling dirugikan adalah Prabowo dan yang paling untung adalah Jokowi.

Dari peta di atas juga, maka di antara deretan partai partai papan tengah ke bawah Dari PAN, PKS, PPP, PERINDO, NASDEM, maka yang nasib nya paling terjepit adalah PKS dan PPP.

Karena 2019, pileg dan pilpres itu serentak, jika PKS tidak berhasil meloloskan salah satu capresnya untuk bertarung dalam pilpres, maka di situ bahayanya, elektoral bisa langsung jeblok.

Jalan keluar yang paling rasional bagi PKS adalah, menyodorkan Anis Matta sebagai cawapres salah satu blok non Prabowo - Jokowi, kenapa? Karena jika Gerindra gak mau dengan salah satu capres PKS, ngapain juga PKS setia sampai mati sama Prabowo, bagusnya menyeberang.

Karena kalau Prabowo kalahpun dalam pilpres nanti, Gerindra tetap akan jadi partai 3 besar di Senayan, prediksi kursi Gerindra di senayan 2019 itu kisaran 90 sd 110 kursi.

Sedangkan Suara PKS gak akan tertolong oleh Gerindra dan hal ini sudah terbukti selama ini, Gerindra naik terus, PKS istiqomah terus di tempat.

Cara menolong PKS dalam mindset pilpres dan pilpres serentak ini gak ada cara lain kecuali meloloskan salah satu capres nya untuk berhasil maju dalam pilpres sebagai cawapres juga gak apa apa.

Ini agar elektoral PKS tertolong dan bisa tetap lolos ke senayan, dalam ilmu komunikasi politik ini disebut dengan coat-tail effect, karena memang PKS diprediksi gak akan lolos senayan 2019.

Ini harus ada langkah ril, jangan terus mau jadi sekutu Gerindra jika gak ada manfaatnya, jangan sampai 2019, PKS hanya nonton Gerindra rapat di Senayan tapi dari luar pagar Senayan.

Karena kalau saya perhatikan komposisi formasi bacaleg bacaleg PKS 2019 untuk kursi Senayan dari seluruh Indonesia, ini formasi gagal dan besar kemungkinan sulit meraih kursi kembali dengan optimal kalau saya analisa per dapil masing masing.

Jadi, mau gak mau, PKS jangan nempel Gerindra terus kalau mau selamat, PKS harus melakukan langkah apapun agar 2019 tetap selamatke senayan dengan elektoral di atas 4%.

Jangan serahkan semua masalah ini ke pak Prabowo, PKS punya Presiden partai yang hebat, percayakan kepada Pak Sohibul Iman untuk mengarahkan partai ini ke track yang benar, tapi tetap terus diawasi, karena kalau sampai lengah, salah salah nanti partai ini bisa bisa khilaf dan menghadap Jokowi.

***

TZU,

Analis Politik, Jakarta.