Kalajengking Beracun yang Menyengat Para Oposan

Jumat, 4 Mei 2018 | 13:59 WIB
0
880
Kalajengking Beracun yang Menyengat Para Oposan

Kebiasaan sebagian masyarakat kita khususnya di media sosial, kalau membaca berita atau sebuah tulisan tidak dibaca secara utuh atau keseluruhan. Membacanya hanya sekilas atau judul berita saja dan mereka menganggap sudah tahu dan paham akan sebuah berita atau tulisan yang bersifat opini atau sebuah fakta.

Hanya berbekal bacaan sekilas, mereka sudah berkomentar seolah seorang pakar atau menjadi pengamat dadakan. Apa yang dikomentari kadang tidak nyambung dengan berita yang telah dibacanya.

Masyarakat kita menyukai berita yang bersifat bombastis, apalagi kalau judul begitu menggoda dan sangat menarik.

Seperti soal Perpres TKA, tidak membaca Perpres sebelum direvisi dan yang sesudah di revisi, sudah berkomentar dan menolak Perpres tersebut. Padahal belum tahu dan paham akan Perpres itu. Masyarakat kita malas untuk meluangkan waktu untuk membaca atau berusaha mencari berita sebagai pembanding. Bagi mereka satu sumber berita sudah dianggap shahih dan tidak perlu mencari berita lainnya.

Seperti yang baru-baru ini bikin heboh media sosial, yaitu soal presiden Jokowi bicara mahalnya racun Kalajengking.

Gara-gara bicara racun Kalajengking, Presiden Jokowi di bully oleh masyarakat dunia maya, baik oleh masyarakat biasa atau oleh para politisi dari oposisi. Seakan racun Kalajengking menjadi bahan untuk mencela, nyinyir dan merendahkan kepada Presiden Jokowi.

Padahal mereka-mereka belum membaca secara utuh tentang pidato Presiden dalam acara Musrenbangnas yang diikuti oleh gubernur, walikota dan bupati dari seluruh Indonesia.

Jadi dalam acara Musrenbangnas tersebut Presiden Jokowi memberikan kiat-kiat tentang penting dan berharganya waktu. Menurut Presiden Jokowi waktu merupakan komoditas berharga sehingga harus dioptimalkan.

Awalnya, Presiden Jokowi menanyakan kepada para gubernur, walikota dan bupati mengenai komoditas apa yang paling mahal di dunia.

"Apa komoditas paling mahal di dunia? Pasti banyak yang jawab emas. Bukan emas. Ada fakta menarik yang saya dapat dari informasi yang saya baca. Komoditas yang paling mahal di dunia racun dari Kalajengking," kata presiden Jokowi dihadapan peserta Musrenbangnas.

"Harganya 10 juta dollar AS per liter. Jadi kalau Pak Bupati, Gubernur mau kaya, cari racun Kalajengking," kata Presiden Jokowi.

Presiden Jokowi terus melanjutkan, "Tapi yang paling mahal adalah waktu. Ini yang perlu digarisbawahi."

Jadi presiden bukan mau menyuruh masyarakat untuk mencari racun Kalajengking atau menyuruh berternak. Akan tetapi menghargai waktu, karena waktu berjalan begitu cepat. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun. Bahkan usia kita bertambah pun kadang tidak sadar, kok rambut sudah pada memutih.

Bahkan dalam kitab suci juga ada akan berharganya waktu, yaitu "Demi massa,s esungguhnya manusia dalam kerugian". Maksudnya kita sering membuang atau menyia-nyiakan waktu terbuang percuma.

Dan presiden memberi kiat-kiat kepada para kepala daerah dalam hal bekerja soal pelayanan yang lambat dan bertele-tele, karena kita berpacu dengan waktu. Birokrasi yang berbelit-belit akan mengganggu dunia usaha. Kalau tidak akan tertinggal dengan negara-negara lain.

Tapi sama kelompok oposisi menjadi bahan olok-olok kepada presiden Jokowi, seperti Wakil Ketua Umum Gerindra Ferry Juliantono mengkritik pidato Jokowi:

"Pak Jokowi harus menjelaskan dari mana dapat bahan tentang racun Kalajengking. Agak mengherankan kalau pernyataan seperti ini disampaikan di hadapan peserta Musrenbangnas yang terhormat," kata Ferry Juliantono.

Malah lanjut Ferry, "Ya tapi kalau orang sudah anjlok elektabilitasnya dan hilang kehormatannya ya seperti itu. Memang sudah nggak pantes lagi jadi presiden."

Kritik dari kader Gerindra yang lain juga tak kalah pedas,yaitu DPP Gerindra Andre Rosiade:

"Bagi kami tentu kurang pas dilakukan di forum Musrenbangnas yang seharusnya menyusun pembangunan nasional ke depan. Atau mungkin ini bagian kebijakan presiden untuk memenuhi janji baliau membuka 10 juta lapangan pekerjaan dengan mengajak masyarakat mencari racun Kalajengking."

Adalagi komentar dari raja nyinyir Fadli Zon, "Suruh presiden dulu yang membuktikan ternak atau mencari racun Kalajengking."

Bahkan ada yang mengatakan inilah presiden Jokowi sudah putus asa hingga bicara mahalnya racun Kalajengking.

Ohh Kalajengking-kalajengking bikin orang Kalah Njengking alias kalah nungging seperti 2014.

Jokowi kalau ngeledek oposan alias lawan kadang suka keterlaluan.

***