Kemarin saya melihat billboard besar dengan foto sosok Anis Matta yang bertuliskan "Anis Matta Calon Presiden RI 2019" di tengah Kota Medan. Seingatku, saya pernah juga melihatnya di Kota Padang dan Jakarta. Terus, adakah yang salah dengan iklan besar itu? Apakah Anis Matta tidak layak jadi presiden?
Oh, tidak! Saya sudah cukup lama mengenal dan memperhatikan sosok ini. Cerdas, berwawasan luas, pengalaman kepemimpinannya yang segudang dan nasionalismenya sangat kental.
Lalu, apa pasal?
Bukan hanya Anis Matta, masyarakat atau kelompok-kelompok yang menggadang-gadang sosok-sosok lainnya sebagai capres untuk Pilpres 2019, seperti Gatot Nurmantyo dan TGB Zainul Mazdi, sepertinya tidak mengetahui atau tidak memahami realita dinamika politik nasional, khususnya semenjak sekitaran tahun 2012.
Dalam hal ini, masyarakat yang secara terang-terangan meneriakkan atau dikenal sebagai masyarakat yang "Kontra Jokowi", "Anti Jokowi", "Ganti Jokowi di Pilpres 2019" dan yang semacamnya. Ah, omong kosong! Apalagi klo sampe ngotot menjagokan sosok-sosok tersebut.
Membuatku jadi bertanya-tanya sendiri, jangan-jangan mereka ini sebenarnya Pro Jokowi. Sengaja menggaungkan nama-nama itu untuk memecah suara masyarakat yang benar-benar Anti Jokowi dan atau untuk menggerus suara politik untuk Prabowo.
Apakah saya pendukung berat Prabowo, timses atau buzzernya?
Neh! Sedikitpun tak ada rezekiku melaluinya. Aku adalah aku. Independen dan idealis.
Hanya saja Prabowolah yang paling menarik untuk memimpin Indonesia menggantikan Jokowi di Pilpres 2019 nanti.
Sosok yang paling potensial bisa memimpin Indonesia ke arah yang lebih baik. Sosok yang sudah dikenal masyarakat Indonesia secara sangat luas. Sosok yang memiliki jaringan nasional dan internasional yang sangat mumpuni. Sosok yang paling memiliki kemungkinan yang sangat besar bisa mengalahkan Jokowi di Pilpres 2019!
[irp posts="14984" name="Hati-hati Lawan Tak Terduga, Prabowo Berbahaya Jika Jadi Kingmaker""]
Diperlukan artikel tersendiri yang relatif panjang, jika memang harus menjabarkan mengapa saya menyebut Prabowo demikian.
Jadi, jika memang benar-benar mau menggantikan Jokowi di periode kepemimpinan Indonesia berikutnya, semuanya mesti bersatu dalam satu nama, Prabowo!
Jalan ke tujuan itu sudah terbentang luas, entah disengaja atau berjalan secara alami, semakin terbentuk oleh tagar #2019GantiPresiden, #AsalBukanJokowi, dan tagar-tagar yang sejenis. Sudah seperti bola salju yang tidak akan dapat dibendung lagi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews