Merana di Ilalang Hambalang, Ruhut Loncat Naik Punggung Banteng

Selasa, 1 Mei 2018 | 13:39 WIB
0
427
Merana di Ilalang Hambalang, Ruhut Loncat Naik Punggung Banteng

Siapa yang tak kenal Rohut Sitompul yang pernah beken dengan julukan Si Poltak Raja Minyak? Ia adalah polikus senior yang sangat vokal dan kritis di DPR, apalagi kalau rapat konsultasi dengan pihak kementerian terkait. Suaranya yang lantang dan menggelegar kadang bikin ciut nyali lawan bicaranya atau lawan debatnya.

Bahkan seringkali berbeda pendapat dan mengkritik kawan satu partainya, yang kadang-kadang bikin gerah dan kalang kabut jajaran DPP Partai Demokrat. Nurhayati Assegaf yang tak lain duduk dalam DPP partai dikritiknya dan disebut seperti “nenek lampir”. Ia juga sering berbeda pendapat dengan Syarief Hasan dan Amir Syamsudin yang sangat dekat dengan SBY. Tapi bagi Ruhut mereka bukan siapa-siapa, bahkan dilawannya.

Luhut Sitompul juga seringkali memposisikan seperti bodyguard-nya SBY waktu menjadi presiden, ia siap mengonggong atau menyalak dan melawan siapa saja, kalau ada pihak-pihak yang mengkritik mantan presiden SBY, sewaktu berkuasa. Loyalitasnya tidak usah diragukan dalam membela majikannya.

Ia juga termasuk wakil rakyat yang rajin atau absensi dalam kehadiran di DPR, tidak seperti kebanyakan wakil rakyak lainnya, yang malas untuk menghadiri rapat atau sidang di DPR. Ia bukan tipe wakil rakyat yang gemar titip absen.

Dan sisi positif Luhut Sitompul adalah namanya tidak pernah disebut atau terlibat dalam korupsi seperti wakil rakyat lainnya yang namanya sering disebut dalam sidang Tipikor. Nyaris nama Luhut Sitompul bersih dari hal-hal korupsi atau terkait bagi-bagi proyek atau fee.

Dan Luhut Sitompul bisa dikatakan satu-satunya wakil rakyat yang membela mati-matian lembaga KPK dari serangan pihak-pihak lain, bahkan ketika ada sebagian kalangan DPR yang ingin membubarkan KPK atau mempreteli kewenangan KPK, ia tampil di depan tidak setuju terhadap pihak-pihak yang ingin melemahkan KPK.

Tetapi kemarin ada kabar mengejutkan, yaitu Ruhut Sitompul masuk kandang banteng, menjadi kader PDIP. Ia mengenakan baju seragam merah PDIP. Rupanya ia menjadi jurkan untuk pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus di Sumatera Utara.

Dan mengenai masuknya Ruhut Sitompul ke PDIP juga dibenarkan oleh Junimart Girsang. Menurut Junimart, Ruhut membantu kampanye pasangan Djarot-Sihar.

Sewaktu dikonfirmasi, Ruhut membenarkan kalau sudah masuk PDIP. ”Iya benar, aku sudah masuk PDIP. Apa salahnya aku berkabung dengan PDIP,” kata Si Raja Minyak.

Ruhut juga siap menirima konsekuensi dari pandangan atau pendapat dari masyarakat atau para politisi mengenai kepindahan ke PDIP.

Kenapa ini mengejutkan? Karena Ruhut pernah mengatakan berkali-kali bahwa Partai Demokrat adalah partainya yang terakhir dan tidak akan pindah ke partai lain. Bahkan ia juga mengatakan sudah banyak partai-partai lain yang mengajaknya untuk bergabung, tapi semuanya ditolak.

Bagi politisi, pagi ngomong tempe sore ngomong tahu, bukanlah hal yang aneh. Dan itu juga hak setiap orang, mau pindah partai atau tidak, yang terpenting harus punya rekam jejak yang bagus. Jangan sampai pindah partai karena menghindari dari jeratan hukum atau ingin dekat kekusasaan supaya bisa menjadi pejabat.

Bukan hal yang aneh bagi politisi pindah partai dan kembali lagi ke partai semula.

Sekedar informasi, Ruhut adalah dulunya dari partai Golkar dan kemana-mana dulu mendampingi Akbar Tanjung. Setelah itu ia masuk Partai Demokrat dan sekarang ke PDIP.

Soal rekam jejak Rohut Sitompul tidak usah diragukan, soal kepindahan partai, ya suka-sukalah; tersembunyi di bawah Pohon beringin, dibiarkan merana di ilalang Hambalang, dan kini siapa tahu bisa berjaya kembali di atas punggung Banteng.

***