Mesjid Pusat Aktivitas Politik Ummat Islam, tapi Bukan Berebut Kekuasaan

Jumat, 27 April 2018 | 08:50 WIB
0
607
Mesjid Pusat Aktivitas Politik Ummat Islam, tapi Bukan Berebut Kekuasaan

Selain tempat ibadah sholat dan dzikir, mesjid adalah pusat koordinasi (musyawarah) segala kegiatan sosial budaya dan politik masyarakat Muslim. Berpolitik di mesjid sifatnya fardhu kifayah, sebentuk ibadah juga. Politik (siyasah) adalah bagian yang tak terpisahkan dari agama Islam.

Bagi yang telah menelaah sejarah keislaman, terutama mengenai aktivitas dakwah Muhammad Rasulullah dan para sahabatnya, tentunya bisa memahami hal ini.

Pada prinsipnya, saya sangat sepakat tidak boleh berpolitik di dalam mesjid.

Namun, dalam hal ini kegiatan berpolitiknya bukan dalam konteks memperebutkan kekuasaan, bukan aktivitas kampanye atau menyerukan secara spesifik untuk memilih pemimpin A, B atau C, memilih partai X, Y atau Z.

Jika tidak, bisa kacau balau dan menghancurkan ummat Islam itu sendiri, mengingat tingkat pendidikan atau preferensi politik ummat relatif sangat beragam.

Sebaiknya dan memang sudah seharusnya, para alim ulama dan atau para dai/daiah memberikan pendidikan politik yang baik dan memberitahukan kemajuan dan perkembangan politik nasional maupun internasional yang sifatnya umum kepada ummat.

Kecuali sikonnya benar-benar memaksa untuk menyerukan supaya tidak memilih seorang politikus atau partai politik tertentu yang terbukti secara jelas dapat menghambat atau membahayakan kepentingan ummat Islam itu sendiri.

***