Setelah heboh dan terjadi gonjang ganjing tentang berbahaya atau tidaknya produk ikan makarel kalengan, akhirnya Kepala BPOM memerintahkan untuk menarik semua produk ikan makarel kaleng. Tetapi menyusul terbitnya berita yang berjudul: "Menkes: 'Cacing di Makarel Kaleng Tak Berbahaya Asal Diolah dengan benar" sebagaimana dimuat Kompas.com sebagai berikut:
Menteri Kesehatan RI Nila F Moeloek mengatakan bahwa cacing pada ikan makarel kaleng yang heboh belakangan ini tidak berbahaya selama makanan itu diolah dengan benar. Menurut Nila, cacing justru mengandung protein. "Setahu saya itu (ikan makarel) kan enggak dimakan mentah, kita kan goreng lagi atau dimasak lagi. Cacingnya matilah. Cacing itu sebenarnya isinya protein, berbagai contoh saja tapi saya kira kalau sudah dimasak kan saya kira juga steril. Insya Allah enggak kenapa-kenapa," kata Nila di Gedung DPR RI, Kamis 29 Maret 2018.
Sebagai orang awam tentu masyarakat menjadi bingung. Pertanyaannya, kalau memang produk ikan makarel kaleng tidak berbahaya mengapa harus ditarik dari peredaran?
Rata rata makanan kaleng yang dibeli tidak lagi dimasak. Justru karena berbagai kesibukan orang membeli makanan kaleng karena siap saji. Begitu dibuka paling dipanasi di microwave dan langsung dijadikan lauk pauk. Kalau ikan kalengan digoreng lagi, bakalan hancur dan akan menyerap minyak.
Bukan hanya ikan makarel, tapi juga produk lainnya, seperti ikan tuna kaleng, sardines kaleng, ayam kaleng, semuanya merupakan produk siap saji. Paling cuma dipanasin tapi tidak dimasak ulang lagi.
Sedikitnya 26 pabrik pengalengan ikan harus menghentikan operasionalnya akibat penarikan produk usai beredar informasi ditemukannya cacing pada produk ikan makarel kalengan. Akibatnya, ribuan pegawai di industri ini 'dirumahkan' hingga batas waktu yang tak bisa ditentukan. Kejadian ini dipicu oleh ditemukan produk ikan makarel kalengan yang mengandung cacing parasit.
Karena itu Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan telah ada instruksi agar produsen menyetop impor bahan baku dari luar negeri. "Instruksi itu ditujukan kepada produsen dan importir untuk melakukan penarikan seluruh produk mereka dari pasar," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung BPOM Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018 sebagaimana diberitakan Tempo.co.
Penghentian operasionil dari 26 pabrik ini sudah jelas tidak mungkin menghindari kerugian miliaran rupiah bagi para pengusahanya. Di samping nasib ribuan buruh yang belum tahu mau disalurkan kemana?
Akankah pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan ikut mencarikan solusi dari akibat yang ditimbulkan atas penghentian operasionil ke 26 pabrik ini atau terhenti hingga instruksi mengeluarkan larangan saja?
Kita masih menunggu tindak lanjut dari pernyataan Bu Menkes tersebut di atas.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews