Mengapa Sukmawati Soekarnoputri Mesti Meminta Maaf?

Rabu, 4 April 2018 | 06:04 WIB
0
820
Mengapa Sukmawati Soekarnoputri Mesti Meminta Maaf?

Sudah larut malam, saya ngantuk dan saya mau istirahat di rumahku. Sementara itu tetanggaku Si Anu punya radio dan mendengarkan dangdut koplo kesukaannya, saking sukanya ia memutar volumenya sampai penuh.

Kami berdua punya hak untuk melakukan kegiatan yang kami sukai di rumah masing-masing, akan tetapi apakah hak-hak pribadi yang sejenis itu sifatnya mutlak di lingkungan sosial?

Nah, demikian juga soal kebebasan berpendapat, apapun media penyampaian pendapat itu. Ada batasan hak untuk menyampaikan pendapat di depan rakyat umum, terutama yang sifatnya menyinggung langsung persoalan SARA.

Saya pikir contoh tersebut tidak perlu dijabarkan lebih luas lagi, kecuali mungkin sama anak-anak atau remaja. Ilmu yang saya peroleh saat mengikuti mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) beberapa dekade yang silam.

Begitulah yang terjadi pada kasus puisi kontroversial Sukmawati Soekarnoputri ini. Puisi yang dibacakannya dalam acara 29 Tahun Anne Avantie Berkarya di Indonesia Fashion Week 2018.

Ibu Indonesia

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah.

Lebih cantik dari cadar dirimu

Gerai tekukan rambutnya suci

Sesuci kain pembungkus ujudmu

Rasa ciptanya sangatlah beraneka

Menyatu dengan kodrat alam sekitar

Jari jemarinya berbau getah hutan

Peluh tersentuh angin laut

Lihatlah ibu Indonesia

Saat penglihatanmu semakin asing

Supaya kau dapat mengingat

Kecantikan asli dari bangsamu

Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif.

Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

Aku tak tahu syariat Islam

Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok. Lebih merdu dari alunan azan mu.

Gemulai gerak tarinya adalah ibadah

Semurni irama puja kepada Illahi

Nafas doanya berpadu cipta

Helai demi helai benang tertenun

Lelehan demi lelehan damar mengalun

Canting menggores ayat ayat alam surgawi

Pandanglah Ibu Indonesia

Saat pandanganmu semakin pudar

Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu

Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya

Melalui puisinya Sukmawati membenturkan secara vulgar antara ciri budaya keislaman dengan ciri kebudayaan tradisional Indonesia.

Puisinya jelas-jelas sebentuk provokasi kebencian.

Padahal kedua kebudayaan itu (dan kebudayaan-kebudayaan lainnya seperti kebudayaan "barat" semisal jeans dan jas) secara umum sudah hidup di Indonesia dengan selaras selama sekian ratus tahun.

Satu sama lain tidak ada saling memaksakan, 'kan?

[irp posts="13661" name="Mempertanyakan Puisi Ibu Indonesia" Sukmawati Soekarnoputri"]Mungkin di antara kita ada yang tidak tahu atau lupa, bahwa prinsip Pancasila dan prinsip Bhinneka Tunggal Ika-lah yang memberikan peranan yang sangat signifikan dalam keselarasan itu. Jadi, secara tidak langsung beliau telah melecehkan Pancasila. Ironis, ketika beliau dahulu pernah melaporkan seseorang kepada pihak kepolisian atas tuduhan telah melecehkan Pancasila.

Jika memang benar-benar berjiwa Pancasila, memiliki sikap kedewasaan yang bijaksana, sudah selayaknya Ibu Sukmawati Sukarnoputri menyatakan permintaan maaf di depan khalayak atas kekhilafannya.

***

Editor: Pepih Nugraha