Kalau kita mau menengok ke belakang, maka kita wajib mengakui bahwa Amien Rais, Megawati, Gus Dur, dan juga Sri Sultan Hamengkubowo X adalah sederet tokoh-tokoh reformasi di negeri ini. Namun, ketika reformasi sudah membuahkan hasil, terkadang kita begitu "membenci" mereka oleh karena kritik yang mereka sampaikan saat ini.
Alangkah bijaknya jika kita menempatkan kritik-kritik yang disampaikan tokoh-tokoh reformasi itu, sepedas dan sepahit apa pun, adalah obat yang justru makin menyehatkan iklim demokrasi di Tanah Air, tanpa harus melihat kekuatan politik di belakangnya
Bukankah semua itu juga bagian dari rasa syukur kita atas kebebasan "bersuara" yang saat ini kita nikmati, yang tidak lain adalah hasil perjuangan mereka dahulu.
Dalam forum ini, sebagai anak bangsa, saya ingin sekali agar Bapak Presiden Joko Widodo bisa menyempatkan diri megundang Bapak Amien Rais, Ibu Megawati, Sri Sultan HB X, atau tokoh-tokoh yang mewakili reformasi saat itu.
Ya, Bapak Presiden Joko Widodo dalam kapasitasnya sebagai Kepala Negara mengudang tokoh-tokoh bangsa untuk bersama saling mengisi, karena tak ada manusia yang sempurna, sehingga perlu ada kesatuan visi membangun Indonesia.
Kalau tujuan kita membangun Republik ini dilandasi dengan niat yang baik, maka sepedas dan sepahit apapun kritik, niscaya semua itu adalah obat agar kehidupan negeri ini semakin sehat.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews