Rumitnya Konflik Suriah Saat Setiap Pemberontak Punya Sponsor

Kamis, 29 Maret 2018 | 06:38 WIB
0
510
Rumitnya Konflik Suriah Saat Setiap Pemberontak Punya Sponsor

Tentara Arab Suriah (SAA) atau tentara pemerintah Suriah telah menguasai 90% wilayah Ghouta Timur di Provinsi Damuskus seperti kota Arbin, Zamalka, Jobar, Ein Terma dan Harasta.

Tentara Arab Suriah telah mengusir para pemberontak atau teroris yang sebelumnya menguasai wilayah Ghouta Timur yang memakan korban jiwa dari masyarakat sipil dan kehancuran bangunan-bangunan. Bahkan para pemberontak atau teroris dipaksa oleh tentara Arab Suriah untuk menyepakati perjanjian seperti boleh meninggalkan wilayah Ghouta Timur menuju provinsi Idlib atau wilayah lainnya.

Perang di Suriah ini memang menarik apabila para teroris atau pemberontak kalah dan terdesak dari wilayahnya, boleh mengajukan kesepakatan untuk meninggalkan wilayah pendudukan ke wilayah lainnya. Bahkan pihak tentara Arab Suriah menyediakan bus-bus untuk mengangkut teroris dengan keluarganya ke wilayah yang telah disepakati seperti wilayah provinsi Idlib. Para pemberontak ini juga mempunyai keluarga seperti anak dan istri, jadi kalau merelokasi atau memindahkan, itu bukan hanya para terorisnya saja tetapi plus dengan keluarganya.

Kekalahan pemberontak atau teroris dari wilayah Ghouta Timur malah menimbulkan masalah di antara para pemberontak dan mereka saling menuding atau menyalahkan di antara para kelompok teroris.

Sekedar informasi, pemberontak atau teroris yang berada di Suriah atau wilayah Ghouta Timur, ada sponsor atau mempunyai majikan masing-masing. Sebagai contoh, para teroris yang berada di Ghouta Timur, Faylaq al-Rahman, kelompok teroris ini mempunyai majikan atau sponsor dari Qatar, dan Jaish al-Islam mempunyai sponsor atau majikan dari Arab Saudi, sedangkan Qatar dan Arab Saudi sekarang lagi juga bermasalah bahkan Arab Saudi menuduh Qatar mendanai para teroris di Yaman, sedangkan Yaman sendiri diserang oleh Arab Saudi hampir tiga tahun. Belum menang dan perang Yaman seolah tidak dapat perhatian dari dunia internasional. Bingung, kan?

Jabhat al-Nusra adalah kelompok teroris yang disponsori atau majikannya, yaitu Turki,apalagi Turki sudah menguasai secara penuh wilayah Afrin dan mengusir tentara Kurdi atau YPG, padahal wilayah Afrin adalah hak berdaulat penuh negara Suriah.

Akibat kekalahan para teroris atau pemberontak dari wilayah Ghouta Timur, membawa kekahwatiran sendiri bagi para teroris karena mereka direlokasi ke wilayah Idlib, sedangkan wilayah Idlib ini dikuasai oleh kelompok pemberontak Jabhat al-Nusra yang condong memihak Turki karena memang mendapat dukungan dari pemerintah Turki.

Ini juga membuat resah Arab Saudi karena kelompok pemberontak Jaish al-Islam yang mendapat dukungan dari Arab Saudi akan dipindahkan ke wilayah Idlib dan ini akan bisa terjadi perang baru atau konflik antara Jaish al-Islam dengan Jabhat al-Nusra yang menguasai wilayah Idlib.Jadi perang antara kelompok teroris lawan kelompok teroris lainnya.

Satu-satunya kota yang belum dikuasai oleh tentara Arab Suriah di Ghouta Timur adalah kota Douma atau Duma, kota ini dikuasai oleh Jaish al-Islam. Dan tentara Suriah sudah mengirimkan alat-alat tempur berat ke kota Douma dan memberi ultimatum kepada kelompok Jaish al-Islam untuk meninggalkan wilayah itu atau mengadakan perjanjian perdamaian dan akan mendapat amnesti. Dan siap-siap akan diserang.

Inilah rumitnya perang Suriah yang hampir 6 tahun lebih belum berakhir karena setiap kelompok pemberontak dan teroris mempunyai sponsor atau majikan sendiri-sendiri,dan mempunyai agenda atau kepentingan politik masing-masing.

Seperti berita yang baru diungkap oleh Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah, adanya pertemuan pejabat tinggi Suriah dengan pejabat Arab Saudi di suatu tempat. Isi dari pembicaraan itu kurang lebih Arab Saudi siap membantu pembangunan Suriah atau siap menggelontorkan dana bantuan dan menarik para pemberontak dari Suriah dengan syarat: pemerintah Suriah harus memutuskan hubungan dengan Iran dan kelompok Hizbullah. Padahal Iran dan Hizbullah ini telah membantu dan berjasa besar bagi pemerintah Suriah, Bashar al-Assad.

Konflik kawasan Timur Tengah sepertinya belum akan berakhir dalam waktu dekat ini,malah bisa merembet ke negara tetangga atau wilayah lainnya.

Banyak yang cinta damai, tapi perang semakin ramai, kalau Amerika ikut campur biasanya tambah ramai.

Seperti lagu Nasyida Ria tempo dulu, bingung-bingung ku memikirnya...

***

Editor: Pepih Nugraha