Coba anda renungkan...
Pada umumnya (untuk tidak mengatakan seluruhnya) ungkapan-ungkapan Prabowo Subianto yang dibuat jadi polemik oleh pihak-pihak tertentu berasal dari narasi yang panjang. Apakah itu dicomot dari sebuah sambutan yang disampaikan Prabowo, pidato, diskusi, atau orasi.
Ungkapan itu bersifat sepenggal, yang ketika dikeluarkan dari narasi utuh-nya dapat berubah maknanya. Malah, pada umumnya terlihat sengaja dipelintir.
"Bocor, bocor, bocor!" adalah salah satu contoh ungkapan Prabowo yang dicomot dari narasi debat (pilpres) yang kemudian dipelintir sedemikian rupa sehingga maknanya menjadi negatif. Pada akhirnya, lawan politik Prabowo sendiri ketika menjabat mengeluh adanya kebocoran yang dimaksud Prabowo.
Yang terbaru adalah soal Indonesia Bubar 2030. Dari sebuah narasi panjang pidato/diskusi, para pencomot mengambil pokok pikiran "Indonesia Bubar" sahaja dan memproduksi berbagai "alat peraga" untuk meniup-niupkan ke publik.
Parahnya, Prabowo dikomunikasikan oleh mereka sebagai "meramalkan Indonesia akan bubar pada tahun 2030". Padahal, Prabowo sama sekali tidak meramal (forecast) bahwa Indonesia akan bubar pada 2030. Prabowo menyatakan "menurut" orang di luar sana Indonesia akan bubar tahun 2030.
Pemelintiran makna benar-benar nyata di sini!
Yang "lucu" (lucu dengan tanda kutip), materi yang dicomot sepenggal ungkapan Prabowo-nya itu bukanlah "current affair" atau sesuatu yang baru saja terjadi atau sedang diperbincangkan. Materinya materi lama. Di sini terlihat dengan jelas adanya "upaya" mencari-cari untuk "diolah".
[irp posts="13026" name="Mari Jokowi Lagi (2): Indonesia Tidak Bubar, Malah Makin Membesar"]
Ada pun yang lucu tanpa tanda kutip, alias lucu beneran, ada si nganu yang nyaris selalu tampil lucu, pernyataan-pernyataannya tak mencerminkan jabatan yang sedang diembannya, kalau ditanya malah menghindar (kelihatan tak bisa menjawab).
Tak perlu upaya mencari-cari, dagelan darinya muncul sendiri.
Coba renungkan!
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews