Tiga Langkah Lagi Prabowo Subianto Jadi Presiden

Kamis, 22 Maret 2018 | 09:03 WIB
0
326
Tiga Langkah Lagi Prabowo Subianto Jadi Presiden

Simpang siur soal para calon presiden dan wakil presiden makin seru jelang Pilpres2019 yang semakin dekat di mata dan lengket di hati. Kalau para kandidat presiden lain masih tebar pesona di sana sini, namun hal itu tak berlaku bagi Prabowo Subianto.

Prabowo tak perlu tebar pesona dalam hiruk pikuk pemberitaan media arus utama karena beliau sudah punya pesona tersendiri yang tak luntur sejak dulu. Tak heran bila seluruh publik pendukung dan pengurus daerah partai Gerindra mencalonkan Prabowo sebagai Calon Presiden 2019. Hal ini membuat persiapan beliau pun semakin mantap.

Saat ini bahkan peluang Prabowo jauh lebih besar dibandingkan Jokowi dan calon lainnya. Kenapa demikian?

[irp posts="12833" name="Membayangkan Tommy Soeharto dan Prabowo Berebut Jabatan Presiden"]

Selama ini energi Jokowi tercurah untuk mengurus rakyat sehingga tak punya waktu mempersiapkan diri menghadapi Pilpres2019. Sudah empat tahun ini Jokowi terlalu sibuk bekerja dan bekerja yang menyita waktunya. Jokowi pergi dari satu agenda ke agenda lain, dari satu daerah ke daerah lain di seluruh Indonesia, bahkan sampai ke pelosok negeri.

Di sana, hal remeh temeh dilakukan Jokowi, misalnya berdialog dengan petani, nelayan, masyarakat pedalaman, meninjau proyek infrastruktur jalan, jembatan, bandara, pelabuhan dan pembangunan pusat energi listrik dan gas yang letaknya jauh dari keramaian kota.

Belum lagi kegiatan membagi sertifikat tanah dan kegiatan sepele bagi-bagi hadiah sepeda pun Jokowi lakukan. Padahal itu semua bisa saja dia delegasikan ke anak buah, atau lewat teleconference, atau lewat foto-foto whatsapp yang dikirim stafnya sementara Jokowi bisa duduk manis di kantor Kepresidenan yang sejuk dan nyaman. Dengan begitu tenaganya bisa lebih hemat.

Biarlah Jokowi yang mengurus rakyat sampai habis energinya. Sementara Prabowo tak perlu lah ikut-ikutan melakukan seperti yang Jokowi kerjakan yakni mengurus rakyat, walau sebenarnya Prabowo punya kapasitas besar sebagai tokoh politik dan pengusaha.

Tokoh yang suka ikut-ikutan gaya Jokowi ngurus rakyat adalah Hary Tanoe (HT) seorang pengusaha besar sekaligus politikus dan ketua partai Perindo. Dia bikin program Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan berupa pelatihan dan pendampingan masyarakat kecil kaum Nelayan, PKL, Petani, misalnya bantuan gratis gerobak jualan, perahu nelayan, perangkat pertanian dan lain-lain.

Cara touring pada rakyat yang dilakukan Jokowi dan Hary Tanoe itu sangat melelahkan. Selain itu penuh resiko diomongin nyinyir oleh rakyat dan kaum politis sehingga tidak menjamin keberhasilan politik.

Kalau mau, sejak 4 tahun lalu Prabowo bisa melakukan semua hal tersebut dengan cara tersendiri secara terprogram dan kontinyu di seluruh Indonesia yang ditunjang pemberitaan media. Dia punya sumber daya jaringan politik, biaya dan pengaruh ketokohan yang mumpuni.

Tapi hal itu tak perlu dilakukan Prabowo dan partai Gerindra karena sudah besar dan sangat kuat, selain itu bikin tidak fokus untuk Pilpres2019. Ini beda dengan HT dengan Perindo-nya merupakan “anak baru kemarin sore” di dunia politik Indonesia yang butuh iklan pencitraan.

Bagi Prabowo dan Gerindra, untuk urusan pencitraan parpol sudah ada para kader yang handal, loyal, pintar dan berintegritas seperti Fadli Zon di DPR yang menjadi magnet politik nasional di media maintream. Tak ada orang di negeri ini yang tak kenal Fadli Zon, tokoh panutan dan idola banyak orang yang nama dan sosoknya hampir setiap hari muncul di media mainstream dan medsos memberikan komentar dan kritik cerdas dan meramaikan dunia politik negeri ini.

Cara komunikasi politik di media sosial dan kutipan di media mainstream jauh lebih cepat dan efektif meraih simpati daerah dan kantong kehidupan rakyat kecil dibandingkan membuat program nyata pemberdayaan rakyat kecil dan pembagian bantuan modal kerja yang menguras energi dan sangat melelahkan.

Cukup dengan mengabarkan bahwa Prabowo dan Gerindra lah yang terbaik dan bisa membangun dan mensejahterakan rakyat negeri ini. Selain itu mereka memberikan kata-kata penyemangat, dokrin, jargon, dan sejenisnya kepada rakyat. Beres.

[irp posts="12924" name="Apa Kata Prabowo (1): Indonesia Bubar Tahun 2030"]

Selang perjalanan waktu empat tahun ini, cara politik Gerindra dan Prabowo sangat efektif, hemat, cermat dan bersahaja. Jadi, peluang Prabowo jauh lebih lebih besar memenangkan Pilptres nanti dibandingkan Jokowi atau Hary Tanoe.

Ibarat klub bola atau petinju terkenal yang tak banyak melakukan touring (seperti Jokowi dan Hary Tanoe) maka Prabowo jauh lebih fresh dan fokus menghadapi laga utama. Laga itu adalah Pilpres2019.

Apalagi menurut Habiburohman Ketua Bidang Advokasi Partai Gerindra bahwa Prabowo Subianto cocok jadi presiden. Modal Prabowo nyapres adalah wajah tampan dan IQ 152 yang lebih dari rata-rata (sumber Detik.com, 17/3/2018). Hal ini mengingatkan pada dongeng klasik karangan HC Andersen yang digemari anak-anak tentang sosok pangeran yang tampan, kaya, pintar dan mahir berperang dan menunggang kuda. Sempurna!

Kini Prabowo hanya butuh tiga langkah lagi untuk jadi presiden, yakni pertama, mendaftarkan diri ke KPU sebagai calon presiden. Kedua, mengumpulkan suara terbanyak dibandingkan Jokowi, Hary Tanoe atau capres lainnya. Ketiga, hadir dalam pelantikan presiden di gedung DPR/MPR.

***

Editor:  Pepih Nugraha