Membayangkan Tommy Soeharto dan Prabowo Berebut Jabatan Presiden

Selasa, 20 Maret 2018 | 23:10 WIB
0
878
Membayangkan Tommy Soeharto dan Prabowo Berebut Jabatan Presiden

Panas dingin suhu politik di Indonesia menjelang Pilkada, Pileg dan Pilpres. Kalau panas dinginnya Pilkada diramaikan dengan OTT sampai ijazah palsu, lain menjelang Pilpres, banyak yang jualan isu.

Pasar ramai dipenetrasi produk baru stok lama. Isu PKI dikemas ulang, tenaga kerja China dibumbui, utang luar negeri dibuat seksi, sampai Tomy bisa ngajari Jokowi, dia amnesia bahwa bapaknya yang membuat Indonesia merana dan anak-anaknya bisa poya-poya.

Dua partai produk Cendana langsung bisa ikut Pemilu, tanpa suara tiba-tiba ada dan lulus tanpa syarat, entahlah apa memang karena harus ada bekas Cendana atau memang rakyat kita cepat lupa.

Dan, hebatnya pengikutnya dengan muka merona seolah mereka perwakilan Orba yang banget menjadi idola, padahal mereka tak pernah merasa apa sebenarnya yang terjadi di tahun enam lima.

Gerindra, Berkarya, yang sudah pasti mengusung ketumnya akan jadi dagelan luar biasa di mana PS dan TS akan nyapres. Dua duda ini akan bersaing pengen jadi seperti bapaknya atau mertuanya. Prestasinya apa untuk Indonesia, selain masih banyak duitnya dari kemudahan yang diterimanya saat bapak atau mertuanya berkuasa, sekarang mereka mau berkuasa.

Mereka mau mengulang mengacak-acak Indonesia. Kawan saya mengatakan mana tau mereka sudah berubah. Saya hanya ingatkan berubah itu beda dengan "nelungsumi" yang cuma ganti kulit. Tidak akan ada perubahan, karena ular tidak akan menjadi lumba-lumba.

Jebakan batman sekarang didesign dengan banyak cara, cara halus, kasar, pura-pura, sampai malu-malu, dst. Ketua partai jualan tampang, billboard di mana-mana, mereka pikir jadi presiden itu cuma modal mesam mesem, kerja tak jelas pengalaman cuma ngasi statement mau ngurus negara. Dibilang gak punya kaca katanya kita menista, tapi nyatanya memang gak punya malu semua.

[irp posts="11946" name="Terpidana Pembunuh Munir Ini Jadi Kader Partai Pimpinan Tommy"]

Negeri ini sedang dibangun berdiri mandiri oleh Jokowi, perlu integritas dan nutrisi kebangsaan yang lebih dalam bukan cuma gaya-gayaan.

Cukup sudah kita diacak-acak Orba yang berujung merana, jangan dicoba-coba kali kedua mengundang malapetaka yang meninggalkan luka menganga. Kalau sekarang ada anak muda yang tiba-tiba ada dengan gaya mau mencicipi Orba jilid dua maka kita yang harus menghentikannya.

Indonesia harus diamankan di tangan pemimpin bertangan dingin, bukan membiarkan preman mengacak-acak dengan balutan memupuk kebangsaan.

***

Editor: