Untuk Pilpres 2019 saya mendukung Prabowo Subianto, itu sudah tidak perlu dipertanyakan lagi kawan. Tapi sebagai Warga Negara yang waras, saya menginginkan Pilpres yang berkualitas.
Saya tidak menginginkan Prabowo menang terlalu mudah dan saya yakin kalau lawannya masih Jokowi, Pilpres 2019 cuma ajang formalitas untuk men-sahkan Prabowo menjadi Presiden Indonesia selanjutnya.
Kalau Parpol yang di Pemerintah sekarang masih bersikeras mengajukan Jokowi jadi Capres mereka di 2019 nanti, Jokowi akan menjadi kartu mati.
Mungkin di 2014 jualan kartunya masih laku, tapi di perjalanan sejarah ternyata kartu Data Simpati yang 10 giga masih jauh lebih berharga dan berguna.
Saya tidak bisa membayangkan didebat capres nanti, sebagai calon dari Petahana, prestasi apa yang akan disampaikan Pak Jokowi selama memerintah ?
Satu-satunya yang kelihatan bergerak hanya infrastruktur, itu pun lebih banyak jalan tol.
Jalan tol bukan jalan rakyat karena kalau mau lewat wajib bayar dan kendaraan rakyat (motor) sama sekali tidak boleh lewat.
Bagaimana Pak Jokowi akan menjawab pertanyaan kenapa ingkar janji terhadap kebijakan memuliakan petani dan Stop Impar-Impor?
Faktanya beras, garam bahkan cangkul aja diimpor?
Bagaimana lagi dengan janji membangun Indonesia tidak pakai ngutang lagi, janji lapangan kerja sepuluh juta dan janji-janji lainnya?
Jadi apa prestasi yang bisa dibanggakan?
Ataukah nilai Rupiah yang makin melemah semakin tidak berdaya bisa dianggap prestasi karena kemudian dibuat pembelaan nilai positifnya tetap ada, yaitu eksportir akan bergairah...
Mau ekspor apa? Ekspor TKW?
Apakah utang Negara yang makin membengkak bertambah Rp1.200 triliun menjadi total Rp4.636 triliun bisa dianggap prestasi?
Sebagai pembanding APBN kita tahun lalu cuma 2.080 Triliun.
Artinya kalau Anggaran Belanja Rumah tanggamu 200 juta setahun, sementara utangmu sudah 463 juta, dan kamu terus-menerus menambah utang dengan alasan beli beras dan mempercantik taman rumahmu, apakah kondisi keuangan rumah tanggamu bisa dianggap aman untuk jangka panjang?
Atau tinggal menunggu waktu Rumahmu akan disita Bank, Istrimu minta cerai dan keluargamu akan berantakan.
Kamu mungkin saja akan gila dan berakhir di rumah sakit jiwa sedangkan anak-anakmu akan berakhir di jalanan.
Istrimu? Yah, dikawini orang.... mau ?
Iya, yang saya maksud kamu. Iya kamu yang akan menggunakan hak konstitusimu untuk memilih Nahkoda negeri ini selanjutnya.
Saya yakin, kamu dan kita semua pasti sepakat tidak akan mau kondisi di atas menimpa kita.
Makanya kita tolak orang yang sudah jelas gagal total untuk melanjutkan kegagalannya karena hanya tinggal menunggu waktu dia akan membawa negeri ini ke jurang kehancuran.
Makanya saya mengajak dan berharap, ayo kita buat Pilpres yang lebih berkualitas dengan mencari lawan Pak Prabowo yang sekelas.
Kenapa Pak Surya Paloh, Pak Wiranto, Bu Mega, Harry Tanoe, Setya Novanto dan lainnya ngga turun gunung?
Paling tidak carilah lawan Prabowo yang bahasa Inggrisnya walaupun harus baca pakai contekan tapi bisa dipahami orang.
Cuma kalau ngomong saja sudah belepotan dan jadi candaan serta bahan tertawaan, bagaimana bisa masih ada yang mengajukan untuk memimpin orang?
Jangan-jangan benar nih, kita semua dianggap bukan orang tapi kecebong penghuni selokan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews