Untuk Kebaikan, Yang Semula Berseberangan Pun Dirangkul Jokowi

Senin, 12 Maret 2018 | 17:45 WIB
0
700
Untuk Kebaikan, Yang Semula Berseberangan Pun Dirangkul Jokowi

Sebenarnya cara berpolitik santun dan elegan yang dicotohkan Presiden Joko Widodo adalah cara berpolitik yang sangat sesuai dengan falsafah hidup bangsa kita, yaitu Pancasila.

Mengapa begitu? Karena Jokowi bisa secara luwes ke mana saja dan tanpa sungkan menghadapi siapa saja. Meskipun yang dihadapinya adalah tokoh-tokoh politik, yang selama ini berseberangan, bahkan termasuk orang yang pernah "dipecatnya" dari jajaran kabinet.

Apa yang dilakukan Jokowi semata untuk kebaikan bangsa, karena Indonesia adalah milik bersama, bukan milik penguasa saja.

Pertemuan-pertemuan antara Jokowi dan para ketua umum partai di Istana, jadi bukti bahwa untuk mengelola negeri sebesar Indonesia,  dibutuhkan kerja sama antara Pemerintah dan mereka yang ada di luar Pemerintahan. Sikap Jokowi semacam ini akan menghilangkan kesan angkernya Pemerintahan Jokowi.

Untuk kepentingan negara, Jokowi tidak hanya mempercayakan segalanya kepadanya orang-orang yang selama ini mendukung kemenangannya dalam Pilpres 2014. Namun, Jokowi juga mengangkat beberapa tokoh nasional yang dianggapnya kompeten, meskipun termasuk orang yang diketahui mendukung rival politiknya.

Misalnya, mengangkat Prof Mahfud MD yang pernah menjadi Ketua Tim Sukses Prabowo-Hatta sebagai salah satu anggota Dewan Pengarah dan Kepala UKP-PIP. Begitu juga mengangkat Din Syamsuddin  menjadi Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban.

Apa yang dilakukan Jokowi tentu saja perlu menjadi cotnoh politikus lain, sehingga ketegangan yang sempat terjadi sebelum pertarungan politik, bisa diredakan untuk diajak bersama melihat masa depan Bangsa yang lebih baik. Ketegangan antara Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono sepertinya juga sudah semakin reda, siapa lagi kalau bukan ada campur tangan Jokowi di dalamnya.

[irp posts="12128" name="Jokowi Terjebak Politik Sendiri, Pamornya Makin Hari Makin Redup"]

Ke depannya, peran Jokowi ini masih tetap diharapkan untuk menyelesaikan "ketegangan"  lainnya yang masih dirasakan  antara Megawati dan Prabowo Subianto akibat rivalitas politik Pilpres 2014 lalu. Kalau hari ini masih tampak sulit, mugkin karena keduanya masih dalam ajang pertarungan.

Meskipun begitu, tetap saja ada pihak-pihak yang mencoba memperkeruh situasi yang ada. Penangkapan yang dilakukan aparat keamanan terhadap Saracen dan MCA merupakan bagian dari meredakan ketegangan di negeri Ini. Semuanya untuk Indonesia yang damai.

***

Editor: Pepih Nugraha