Gede Rasa boleh dong daripada "krocojiwo" alias minderwardig. Itulah prinsip yang dipegang Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Ia lebih baik GR, bahwa Presiden Joko Widodo akan menggandengnya untuk berpasangan sebagai calon wakil presiden dalam Pilpres 2019 nanti. Tapi apa mau dikata, yang antri banyak bukan Cak Imin sendiri dan yang bikin masygul, Jokowi belum memberikan sinyal apa-apa.
Bursa calon wakil presiden memang lagi hangat-hangatnya dan sangat dinamis dibanding bursa calon presiden yang merujuk hanya pada sosok Joko Widodo. Semua kader partai atau sebagian ketua umum partai merasa sangat pantas dan berpeluang menjadi calon wakil presiden, mendampingi Joko Widodo sebagai calon presiden.
Dan di antara bursa calon wakil presiden, Cak Imin adalah calon wakil presiden yang sudah siap jauh-jauh hari untuk menjadi calon wakil presiden. Pertanyaan kenapa tidak sekalian jadi calon presiden saja sih, Cak? Jawabannya mudah ditebak, "Jokowi seng ada lawan" setidaknya untuk saat ini di saat Prabowo Subianto pun masih bersembunyi di balik pintu. Lagian, Pilpres 2019 sekadar sasaran antara saja, sebab bagi Cak Imin pertarungan yang sesungguhnya ada di Pilpres 2024. Jadi, semacam invetasi politik, begitulah.
Untuk mengkampanyekan dirinya jadi calon wakil presiden bukan persoalan mudah. Biaya pasti tinggi. Cak Imin tentu menampik kalau itu dari koceknya sendiri, melainkan atas kebaikan para relawan.
[irp posts="10330" name=" Positioning" Cak Imin Segaris dengan John Naro di Zaman Soeharto"]
Jadi jangan kaget banyak baliho atau papan reklame dengan foto Cak Imin segede gaban di kota-kota di pelosok negeri. Ukurannya sangat besar dan mencolok, mengalahkan poster film India yang biasa diarak keliling kota. Semua provinsi dan pulau memajang foto Cak Imin ini.
Tentu ini membutuhkan logistik yang tidak sedikit, sekalipun dengan alasan klise itu tadi, yaitu pemasangan baliho-baliho dan papan reklame dilakukan oleh para relawannya. Tentu saja Cak Imin masih dan harus tetap yakin dan percaya diri bahwa Joko Widodo sebagai calon presiden akan memilihnya sebagai calon wakil presiden.
Lha, ini diucapkan oleh Cak Imin sendiri, kok. “Saya masih optimis Pak Jokowi akan mengajak saya,” kata Cak Imin di Gedung DPR, Jakarta Selasa 6 Maret 2019.
Menurut Cak Imin, sikap PKB di Pilpres 2019 akan ditentukan dari masukan para kyai NU dan Cak Imin akan berkeliling ke seluruh Nusantara untuk sowan sekaligus memperkenalkan dirinya.
Kalau partai-partai pendukung presiden Joko Widodo seperti PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, PPP, PSI, dan Perindo sudah menyatakan dukungannya sekalipun belum tahu siapa calon wakil presidennya, tetapi khusus PKB cukup menarik untuk dicermati. Sampai tulisan ini disusun, PKB belum juga memberi dukungan kepada Joko Widodo sebagai calon presiden.
Tentu ini ada kaitanya dengan belum adanya kepastian akan diusungnya Cak Imin sebagai calon wakil presiden. Masak modal poster gede-gedean yang dipasang di mana-mana tidak berefek? Cak Imin menawar posisi sebagai calon wakil presiden, kalau ingin mendapatkan dukungan dari PKB. Cak Imin dan PKB tidak ingin memberikan cek kosong kepada Joko Widodo sebagai calon presiden. Ia minta “previllage” atau hak istimewa di antara partai pengusung lainya.
[irp posts="11335" name="Cak Imin Yang Kepengen Jadi Calon Wakil Presiden"]
Tentu ini juga akan menimbulkan friksi di antara partai pengusung Joko Widodo karena partai-partai ini memberikan cek kosong di awal dan soal calon wakil presiden dibahas bersama-sama. Cak Imin merasa sudah cukup untuk puasa jabatan dengan ikhlas tidak menjadi menteri dan fokus menjadi ketua umum partai PKB dan membesarkannya.
Sekarang waktunya Cak Imin minta jabatan dengan posisi sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Joko Widodo sebagai calon presiden. Sebuah harapan yang tidak buruk, sah-sah saja dalam demokrasi tingkat tinggi.
Persoalannya, kalau ternyata tidak kesampaian menjadi calon wakil presiden, lha terus piye? Apakah akan tetap mendukung Joko Widodo sebagai calon presiden atau jadi calon wakil presidennya Prabowo Subianto, atau bikin poros baru, Cak? Ini cuma nanya lho ya, ojo nesu!
Bagaiman peluang Cak Imin dalam bursa calon wakil presiden? Masih harus dilihat beberapa minggu atau bulan ke depan, samar-samar akan semakin jelas calon wakil presiden nantinya.
Tapi saya kasih tahu ya, Cak, Pak Jokowi ga mungkin mengumumkan cawapresnya dalam waktu dekat, bisa bubar itu koalisi pendukung. Nanti saja pas detik-detik terakhir batas akhir yang ditetapkan KPU, baru Jokoei mengumumkan siapa wakilnya. Jadi masih lama, Cak!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews