Antara Janji Kampanye Khofifah dan Realita Janji Manis Gus Ipul

Selasa, 6 Maret 2018 | 17:12 WIB
0
897
Antara Janji Kampanye Khofifah dan Realita Janji Manis Gus Ipul

Naluri sebagai seorang ibu tak bisa dibendung Cagub Jatim Khofifah Indar Parawansa saat ia  mengunjungi Pasar Kolpajung Pamekasan Madura, Senin 5 Maret 2018. Cagub nomor urut 1 ini melihat dari dekat kondisi para pedagang di pasar setempat.

Cagub yang berpasangan dengan Bacagub Emil Elestianto ini terlihat iba sekaligus prihatin melihat perempuan yang bahkan sudah renta masih berdagang dan jualan di pasar dengan kondisi kurang layak. Khofifah prihatin melihat kenyataan itu.

Melihat fakta di lapangan itu, Khofifah ingin agar ke depan para perempuan dan lansia akan mendapatkan perlindungan saat berjualan di pasar. Di sini, terlihat masyarakat di Pamekasan biasa menjalani kehidupan dengan aktivitas ekonomi yang sangat mikro.

“Bahkan tadi saya menemukan perempuan lansia yang jualan mentimun dalam satu tempeh semua nilainya hanya Rp20 ribu,” ucap Khofifah dalam keterangan tertulis, seperti dilansir SINDOnews.

Begitu juga penjual pete yang juga lansia. Pedagang itu hanya membawa dagangan satu tempeh yang nilai semua hanya Rp60 ribu. Sebagai mantan Menteri Sosial dan Menteri Pemberdayaan Perempuan, Khofifah tahu persia apa yang harus dilakukannya.

“Maka berikutnya mereka, para perempuan dan lansia harus mendapatkan perlindungan. Mulai tempat berdagang sampai keamanan yang sustainabel. Sebab mereka ini nilainya mikro sekali, di bawah usaha kecil,” katanya.

Tidak hanya itu, untuk para lansia, Khofifah menyebut dalam Nawa Bhakti Satya ia sudah menyiapkan program yang diberi nama Program Keluarga Harapan (PKH) Plus. Saat masih menjabat Mensos, ia sudah meminta persetujuan pada Presiden Joko Widodo.

“Agar lansia mendapatkan PKH Plus bagi lansia yang usianya 70 tahun ke atas, saya ingin program PKH Plus ini dikuatkan dan dikembangkan lagi di Jatim,” kata Khofifah. Program ini sama dengan PKH yang pencairannya empat kali dalam setahun dengan nilai Rp2 juta.

[irp posts="10619" name="Belajar dari Saragih, Sebaiknya Emil Dardak Jujur dengan Gelar Doktornya"]

Tapi, diakuinya, PKH Plus ini secara nasional yang sudah tercakup baru sedikit. Atau belum menyeluruh. “Nah yang kami kembangkan dalam Nawa Bhakti Satya, penerima PKH Plus ini diperluas,” ujar Khofifah.

“Supaya tidak ada duplikasi dengan program Kementerian Sosial, pihaknya akan melakukan verifikasi dan mereka yang belum ter-cover nasional akan di-cover dengan APBD Pemprov,” lanjutnya. Itulah sebuah janji kampanye Khofifah.

Sebagai mantan Mensos tentunya Khofifah tahu persis apa yang harus dilakukan untuk lansia seperti yang dilihatnya di Pamekasan itu. Jika melihat rekam jejaknya sebagai pejabat negara, Khofifah tentu mudah merealisasikannya nanti.

Bagaimana dengan paslon rivalnya, Saifullah Yusuf alias Gus Ipul – Puti Guntur Soekarno? Jejak digital mencatat janji-janji Gus Ipul sebelum maupun saat kampanye. Berikut beberapa janji diantaranya Cagub Jatim Saifullah Yusuf atau Gus Ipul didoakan para kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Jawa Timur, memenangkan Pilgub Jatim 2018.

Calon gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf melanjutkan safarinya dengan mengunjungi para nelayan yang ada di Gersik, Jumat (16/2). Sesampainya di sana, pria yang akrab disapa Gus Ipul itu langsung dicurhati para nelayan yang mengharapkan adanya keadilan.

Gus Ipul juga berjanji akan berkantor rutin di Pulau Garam itu. "Dalam beberapa hari dalam sebulan, kita rancang akan berkantor di Madura. Jika dirasa masih kurang, nanti kita bisa tambah frekuensinya," kata Gus Ipul usai kampanye damai yang digelar KPU Jatim di Surabaya, Minggu 18 Februari 2018.

Calon Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menegaskan tekadnya untuk memberikan perhatian khusus kepada Madura. Lebih dari itu, ia juga merencanakan untuk berkantor secara berkala di Madura, serta menjadikan kiai sebagai penasihat politik .Dia juga berjanji memberi bantuan-bantuan lain dalam kampanye pilkada di Tanggulangin, Sidoarjo.

Dari janji-janji yang bisa ditelusur dalam jejak digital tersebut, banyak janji diantaranya yang belum direalisasikan sebelum ditetapkan sebagai Cagub Jatim 2018. Padahal, sebagai Wagub Jatim, Gus Ipul punya kewenangan untuk realisasikan janji-janjinya itu.

Februari 2016: Alat Penangkap Ikan. Saat mengunjungi kawasan perkampungan nelayan Nambangan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, Gus Ipul berjanji akan memberikan bantuan alat penangkap ikan yang ramah lingkungan supaya para nelayan bisa meningkatkan hasil tangkapannya. Namun Gus Ipul mengaku bantuannya itu belum bisa diberikan secara menyeluruh, sebab jumlah keseluruhan nelayan yang ada di Jatim mencapai 253 ribu.

Februari 2016: Mesin Pemecah Kerang. Gus Ipul berjanji memberi mesin pengolah limbah kerang bagi warga nelayan di Kampung Cumpat dan Nambangan, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya. Ini lantaran nelayan kesulitan memanfaatkan limbah kerang hasil tangkapan mereka. Meski Gus Ipul juga mengetahui bahwa jumlah limbahnya sangat banyak, namun bantuan yang dijanjikan itu tak kunjung diberikan hingga kini.

Maret 2016: Inspeksi Ke Lakardowo. Warga Desa Lakardodo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, mengeluh soal pencemaran lingkungan akibat limbah dari aktivitas PT Putra Restu Ibu Abadi (PRIA). Menuntaskan persoalan ini, Gus Ipul pernah menemui perwakilan warga dan berjanji akan segera melakukan inspeksi ke lokasi pengolahan limbah B3 di Desa Lakardowo, Jetis. Tak hanya itu, katanya dia juga segera menginstruksikan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim untuk melakukan investigasi terkait keluhan warga. Rupanya, janji itu hanyalah janji tanpa bukti. Hingga saat ini warga yang sudah berjuang selama 6 tahun meminta pabrik itu ditutup tidak digubris.

Mei 2016: Tindak Buruh WNA. Di hadapan ratusan aksi massa buruh di depan Kantor Gubernur Jawa Timur, , Gus Ipul lantang meneriakkan janjinya akan ikut langsung mengawasi dan mengawal perusahan-perusahaan yang mempekerjakan orang asing yang dianggap melanggar ketentuan yang berlaku. Meski komitmen menindak dan menangkal buruh WNA itu diungkapkan, namun masih saja ditemukannya pelanggaran-pelanggaran.

Agustus 2016: Penutupan PG Tebu Mas. Pabrik Gula (PG) milik PT Kebun Tebu Mas (KTM) yang berlokasi di Ngimbang, Kabupaten Lamongan, terindikasi menyalahi prosedur izin dan melanggar komitmen awal untuk menyerap tebu petani. Gus Ipul pernah menegaskan, jika Pemprov Jatim menemukan pelanggaran dan tak segan memberi rekomendasi ke Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) agar PT KTM ditutup. Namun, kenyataannya hingga kini pabrik yang juga diduga melakukan aktivitas impor raw suger (gula kristal mentah) itu belum ditutup.

Oktober 2016: Pompa Atasi Banjir Sampang. Sudah kesekian kalinya Gus Ipul sambang ke Kabupaten Sampang meninjau banjir. Namun sampai saat ini tidak ada solusi penanganan musibah banjir. Padahal, Gus Ipul pernah berkunjung ke Sampang dan menjanjikan pembangunan pompa penyedotan debit air banjir ke huku laut dengan anggaran sebesar Rp 200 miliar. Gus Ipul sempat meminta maaf dan berkilah jika ternyata tidak ada anggaran turun meski sudah dianggarkan melalui BNPB Jatim.

Oktober 2016: Bedah Rumah Janda Pejuang. Gus Ipul pernah mendorong organisasi sosial kemasyarakatan yang dikukuhkannya Gerakan Peduli Pejuang Republik Indonesia (GPPRI) untuk melakukan bedah rumah (renovasi) terhadap rumah-rumah pejuang kemerdekaan yang tidak layak huni. Meski GPPRI sudah melakukan survei dan mengajukan RAB ke Gus Ipul, upaya yang dikatakan sebagai penghormatan jasa-jasa pejuang yang telah mempertaruhkan nyawa demi NKRI itu belum juga direalisasikan.

Januari 2017: Perbaikan Jalan Pasuruan. Gus Ipul pernah mendatangi lokasi dan berjanji segera memperbaiki jalan-jalan rusak akibat banjir di Kabupaten Pasuruan. Untuk jalan nasional, Gus Ipul menegaskan melakukan tambal sulam agar tidak membahayakan pengguna jalan. Gus Ipul juga menjelaskan bahwa dari 1.421 km jalan provinsi di Jatim, hanya 628 km yang berada dalam keadaan baik. Adapun jalan sepanjang 556 km rusak dan 172 km rusak ringan.

Januari 2017: Perbaikan Jalan Kalianak. Jalan Kalianak di Surabaya yang kerap rusak dan membahayakan keselamatan pengendara dijanjikan pemerintah akan dibangun dengan konstruksi rigid atau beton. Tapi, proyek pembangunan jalan nasional di KM 55 sepanjang 200 m belum tuntas direalisasikan. Sebelumnya, selama kurang lebih satu jam Gus Ipul pernah meninjau lokasi. Saat itu, Gus Ipul mengatakan jika penanganan jalan nasional yang rusak adalah persoalan klasik lantaran tidak adanya dana transisi (dana swakelola) dari pusat.

April 2017: Solusi Banjir Kali Lamong. Luapan Kali Lamong setiap tahun mengancam beberapa bagian wilayah yang dialirinya. Sungai sepanjang 131 km itu setiap tahun membuat sengsara puluhan ribu warga di sepanjang alirannya, dari Lamongan, Mojokerto, Sidoarjo, Gresik, hingga Surabaya. Gus Ipul pernah menyatakan jika ada dua solusi penanganannya, yakni solusi jangka pendek dan jangka panjang dengan biaya total Rp 1,454 triliun. Meski sudah dicarikan solusi, namun upaya penanganan serius tampaknya belum terlihat, kecuali upaya darurat. Itupun inisiatif  warga lebih menonjol dengan bergotong-royong.

[irp posts="11672" name="Dalam Hitungan Cak Anam, Khofifah–Emil Menang Mutlak!"]

Melihat janji-janji semasa menjabat Wagub Jatim saja belum terealisasi, mungkinkah janji-janji kampanye Gus Ipul itu bakal bernasip sama jika ia nanti terpilih menjadi Gubernur pada Pilkada Jatim 2018 nanti? Silakan rakyat Jatim yang menilainya!

Dari sedikit catatan di atas terlihat, mana janji nyata dan mana janji-janji palsu. Rakyat bisa menilai mana yang harus dipilihnya. Rekam jejak digital bisa menunjukkan bukti-bukti nyata tidaknya dari janji-janji tersebut. Khofifah atau Gus Ipul yang nyata? Haruskah rakyat menuruti janji Gus Ipul?

Setelah mendapat nomor urut 2, Gus Ipul berjanji akan menyelesaikan pekerjaan rumah. Sementara Puti menggambarkan perjuangannya bersama warga Jatim lewat puisi.

***

Editor: Pepih Nugraha