Soal kuat dan tidak kuat tidak selamanya dari jumlah parpol pendukung. Kemenangan Jokowi–Ahok dan Anies-Sandi pada Pilkada DKI bisa jadi contoh. Satu hal yang menarik bukan pencapresan, itu mah bukan berita. Mencari cawapres Jokowi yang bakal rumit dan bukan mustahil akan mengubah peta koalisi.
PKB belum terang-terangan mencapreskan Jokowi. Malah membuat baliho “Cak Imin Cawapres” segede gaban di sejumlah daerah. Mudah ditebak, di samping buat memacu elektabilitas, juga agar tawaran cawapresnya punya nilai tawar tinggi.
Kalau parpol yang kadung sudah bikin kebulatan tekad daya tawar pencawapresan kadernya sudah pasti lebih rendah. Nggak dikasih jatah cawapres, mau ngapain? Mau cabut dukungan? Coba saja kalau mau diketawain orang se-NKRI.
PKB akan mengumumkan dukungan Capres dijadwalkan pada bulan Juni. Siapa yang akan didukung? Bisa jadi tergantung penawaran pencawapresan Cak Imin. Partai Demokrat akan mengumumkan pada bulan Maret ini. Kepada siapa? Tergantung tawar menawar AHY. Kalau nggak jadi cawapres, minimal akan jadi menteri apa gitu kalau menang nanti.
Kalau Cawapres di luar parpol pendukung pemerintah yang selama ini beredar mah cuma becandaan yang nggak lucu. Lha buat milih cawapres dari parpol pendukung saja salah perhitungan bisa berabe, masa mau nekad mencari dari luar?
Intrik walau masih malu-malu sudah dilancarkan. Beberapa waktu lalu Editorial Media Indonesia Metro TV kasih clue, jangan pilih cawapres yang punya masa lalu pernah berurusan dengan korupsi, walaupun akhirnya tidak terbukti.
[irp posts="11335" name="Cak Imin Yang Kepengen Jadi Calon Wakil Presiden"]
Tahulah siapa yang dimaksud. Metro TV malah bilang, kalau nanti ada cawapres yang dibuka masa lalunya soal pernah kesenggol kasus korupsi saat jadi menteri, atau jadi gubernur, atau lurah ( gubernur dan lurah bahasa penyamaran Metro TV, padahal dia cuma mau bulang menteri sambil dalam hati, Menakertrans) jangan marah-marah.
Klarifikasi saja. Sebagai corong Nasdem tentu editorial ini politis dan secara tidak langsung menggambarkan bagaimana suasana kebatinan koalisi pendukung Jokowi jelang penentuan cawapresnya Jokowi.
Bagaimana dengan Prabowo?
Tenang, Belanda masih jauh…
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews