Sanksi PBB Membuat Pesawat Penumpang Iran Tak Layak Terbang

Senin, 26 Februari 2018 | 20:15 WIB
0
259
Sanksi PBB Membuat Pesawat Penumpang Iran Tak Layak Terbang

Dunia dikejutkan  jatuhnya sebuah pesawat penumpang Iran milik maskapai Aseman Airlines. Terkejut, karena pesawat itu tak layak terbang, tetapi tetap saja dipakai oleh Pemerintah Iran. Sehingga masyarakat internasional mengetahuinya, betapa sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berpengaruh terhadap keadaan dalam negeri Iran.

Dilaporkan bahwa pesawat tersebut menabrak gunung Zagros di Semirom, Iran, sekitar 620 km dari Teheran, pada hari Minggu, 18 Februari 2018.

Dilansir dari AFP, direktur humas Aseman Airlines Mohammad Tabatabai menyatakan, seluruh penumpang dan kru yang berjumlah 66 orang tewas.

Pesawat melakukan perjalanan dari Teheran ke kota kecil Yasuj, di provinsi Isfahan.

Iran Front News mewartakan pesawat ATR tersebut berusia 20 tahun, dan telah hilang dari radar sekitar 50 menit setelah lepas landas dari Bandara Mehrabad. Sangat jelas bahwa pesawat itu sudah tidak layak terbang.

Sebelumnya, kepala komisi keamanan nasional dan kebijakan luar negeri Iran Aladin Borujerdi mengatakan, pesawat ATR milik Aseman Airlines dengan 60 penumpang dan sekitar 6 awak pesawat menghilang dari radar pada Minggu pagi waktu setempat.

Juru bicara layanan darurat nasional Mojtaba Khaledi manyatakan kepada kantor berita ISNA, sebuah helikopter telah dikirim ke daerah tersebut.

"Mengingat fakta mengenai wilayah tersebut yang bergunung-gunung, tidak mungkin mengirim ambulans," ucapnya.

The Washington Post melaporkan cuaca cukup berkabut saat kecelakaan terjadi. Pihak berwenang akan menyelidiki insiden ini.

Di bawah sanksi internasional selama beberapa dekade, armada pesawat penumpang komersial Iran telah menua dengan adanya kecelakaan udara dalam beberapa tahun terakhir.

Memang sudah ada niat Aseman Airlines untuk membeli pesawat baru, tetapi jika Amerika Serikat (AS) menerapkan sanksi baru, rencana pembelian pesawat baru ini akan batal.

Bagaimanapun perkembangan nuklir Iran mencemaskan AS dan Israel. Sejauh ini, Presiden AS Donald Trump memang tidak muncul ke permukaan, sebagaimana presiden AS sebelumnya. Misalnya pertentangan dengan Iran yang dipakai adalah Israel. Iran dan Israel sudah saling menggertak akan menyerang Iran.

[irp posts="10098" name="Revolusi Islam Iran Yang Bangkitkan Ghirah" Islam di Indonesia"]

Iran belakangan ini dihadapkan dengan berbagai permasalahan. Kita masih ingat peristiwa menentang pemerintah Iran sebelum hari lahir Revolusi Iran. Aksi unjuk rasa menentang pemerintah Iran karena naiknya harga-harga. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan membuat aksi unjuk rasa tandingan mendukung Penerintah Iran.

Sedangkan di Suriah, adalah sekutu AS, Jerman telah mengingatkan Pemerintahan Suriah, Bashar al-Assad dukungan Rusia dan Iran, bahwa jika pemerintah Suriah terbukti menggunakan senjata kimia, maka Jerman akan ikut menyerang Suriah.

Pasukan Iran sekarang sudah menetap di Suriah untuk membantu pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Bahkan ada ancaman tidak tertulis, menggulingkan pemerintahan Suriah, sama halnya dengan berhadap-hadapan dengan Iran.

Rusia pun demikian, sejauh ini selalu berpihak kepada Suriah dan Iran. Oleh karena itu usaha Jerman untuk menyelidiki apakah Suriah memiliki senjata kimia, jika terbukti akan menyerang Suriah mengingatkan kita kepada tuduhan AS kepada Presiden Irak Saddam Hussein, bahwa penyerangan AS dan sekutunya dianggap legal, karena Irak memiliki senjata pemusnah massal.

Ternyata di Irak tidak ditemukan bukti bahwa Saddam Hussein memiliki senjata pemusnah massal. Apakah hal itu akan terjadi juga di Suriah, bahwa yang memakai senjata kimia bukan Suriah tetapi gerilyawan Negara Islam di Suriah yang dibentuk AS sendiri ?

Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net

***