Percayalah, Elektabilitas Prabowo Subianto Akan Semakin Turun

Senin, 26 Februari 2018 | 19:42 WIB
0
244
Percayalah, Elektabilitas Prabowo Subianto Akan Semakin Turun

Tak bisa lagi dipungkiri, nama Prabowo Subianto elektabilitasnya semakin hari akan semakin menurun. Namanya tak lagi bisa dianggap sebagai lawan yang tangguh menghadapi sosok Joko Widodo. Kekuatan sosok pendiri Partai Gerindra ini semakin hari semakin memudar.

Hal ini tidak bisa dilepaskan dengan keberhasilan pengungkapan berita-berita hoax, yang selama ini banyak disebarkan untuk menjatuhkan elektabilitas Jokowi. Karena itu, sangat beralasan bila Jokowi menempatkan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai komandan baru Kantor Staf Kepresidenan (KSP), yang tugasnya tidak lain ikut menyebarkan informasi keberhasilan Jokowi selama mejadi Presiden, sekaligus menangkal berita-berita hoax yang merugikan citra Pemerintah.

[irp posts="11115" name="Tingkat Pendidikan Pengaruhi Daya Pilih antara Jokowi dan Prabowo"]

Nama Prabowo, memang begitu kuat ketika bertarung di Pilpres 2014. Namun, karena sosok Jusuf Kala (JK) yang dipilih Jokowi sebagai Cawapresnya, membuat Prabowo tidak bisa mengunggulinya, karena sosok JK mampu menyedot suara pemilih Golkar untuk tidak berpihak pada Prabowo yang  saat itu didukung Golkar.

Faktor-faktor lain membuat menurunya elektabilitas Prabowo Subianto, bisa dilihat dari berbagai peristiwa politik yang menyertainya. Apa saja itu? Batalnya pengusungan  La Nyalla Matalitti sebagai bakal calon gubernur Jawa Timur. Tentu saja, kans Prabowo di Jawa Timur ikut terpengaruh.

Secara usia, Prabowo sudah tidak seenerjik dulu. Namanya di ajang Pilpres sudah menyeruak sejak konvensi yang diadakan Partai Golkar tahun 2004, Pilpres 2009 sebagai Cawapresnya Megawati, dan sebagai Capres pada Pilpres 2014 lalu. Publik sudah semakin jenuh, apalagi kini muncul sosok-sosok baru yang juga punya potensi.

Selain itu, hingga saat ini, belum ada satu partai pun yang secara terbuka Gerindra menyatakan berkoalisi dan mendukung Prabowo sebagai capresnya.

Dalam politik, segalanya bisa saja terjadi. Bisa saja Prabowo tetap diusung Partai Gerindra dan PKS, dan mungkin masuk partai lainnya, dan dengan kepercayaan yang tinggi akan mengalahkan Jokowi.  Semuanya akan berpikir secara lebih realistis.

Namun, jikalau Jokowi juga mampu memilih cawapresnya dengan baik, dan cawapresnya memiliki kekuatan politik real yang tinggi, bukan tak mungkin Prabowo kembali dibuat kandas.

***

Editor: Pepih Nugraha