Tak bisa lagi dipungkiri, nama Prabowo Subianto elektabilitasnya semakin hari akan semakin menurun. Namanya tak lagi bisa dianggap sebagai lawan yang tangguh menghadapi sosok Joko Widodo. Kekuatan sosok pendiri Partai Gerindra ini semakin hari semakin memudar.
Hal ini tidak bisa dilepaskan dengan keberhasilan pengungkapan berita-berita hoax, yang selama ini banyak disebarkan untuk menjatuhkan elektabilitas Jokowi. Karena itu, sangat beralasan bila Jokowi menempatkan Jenderal (Purn) Moeldoko sebagai komandan baru Kantor Staf Kepresidenan (KSP), yang tugasnya tidak lain ikut menyebarkan informasi keberhasilan Jokowi selama mejadi Presiden, sekaligus menangkal berita-berita hoax yang merugikan citra Pemerintah.
[irp posts="11115" name="Tingkat Pendidikan Pengaruhi Daya Pilih antara Jokowi dan Prabowo"]
Nama Prabowo, memang begitu kuat ketika bertarung di Pilpres 2014. Namun, karena sosok Jusuf Kala (JK) yang dipilih Jokowi sebagai Cawapresnya, membuat Prabowo tidak bisa mengunggulinya, karena sosok JK mampu menyedot suara pemilih Golkar untuk tidak berpihak pada Prabowo yang saat itu didukung Golkar.
Faktor-faktor lain membuat menurunya elektabilitas Prabowo Subianto, bisa dilihat dari berbagai peristiwa politik yang menyertainya. Apa saja itu? Batalnya pengusungan La Nyalla Matalitti sebagai bakal calon gubernur Jawa Timur. Tentu saja, kans Prabowo di Jawa Timur ikut terpengaruh.
Secara usia, Prabowo sudah tidak seenerjik dulu. Namanya di ajang Pilpres sudah menyeruak sejak konvensi yang diadakan Partai Golkar tahun 2004, Pilpres 2009 sebagai Cawapresnya Megawati, dan sebagai Capres pada Pilpres 2014 lalu. Publik sudah semakin jenuh, apalagi kini muncul sosok-sosok baru yang juga punya potensi.
Selain itu, hingga saat ini, belum ada satu partai pun yang secara terbuka Gerindra menyatakan berkoalisi dan mendukung Prabowo sebagai capresnya.
Dalam politik, segalanya bisa saja terjadi. Bisa saja Prabowo tetap diusung Partai Gerindra dan PKS, dan mungkin masuk partai lainnya, dan dengan kepercayaan yang tinggi akan mengalahkan Jokowi. Semuanya akan berpikir secara lebih realistis.
Namun, jikalau Jokowi juga mampu memilih cawapresnya dengan baik, dan cawapresnya memiliki kekuatan politik real yang tinggi, bukan tak mungkin Prabowo kembali dibuat kandas.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews