Setelah PDIP mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi, maka makin lengkap menguatnya Jokowi sebagai icon dan lokomotif partai, semua partai. Semua partai sadar dan mengakui bahwa mereka tak punya jagoan untuk dijual, hanya Gerindra saja yang kepedean masih menjual PS, karena ya memang dia harus dijual dengan polesan apa saja, tak ada pilihan.
Pada Pilpres 2014 Golkar masih bersama Gerindra, PKS dan kroni lainnya. Demokrat si pengeluh selalu menunggu momen yang menguntungkan, 2019 pun si dia masih akan sama kelakuannya, kecuali loby Prananda ke AHY yang sama-sama politikus muda bisa merubah arah prilakunya, taruhannya AHY harus lepas dari ketek emaknya.
Bila Demokrat bergabung ke koalisi awal dengan mendukung Jokowi, maka, done! Hitungan kasarnya PS gigit jari dan makin pusing, kalau sekarang ada orang gila suka ulama, nanti bisa-bisa ada ulamanya ikut gila, atau ada ulama yang kerjasama dengan orang gila, maka jadilah gila merata di mana-mana.
[irp posts="11187" name="7 dari 14, PDIP Partai Ketujuh Yang Mendukung Joko Widodo"]
Kenapa mereka semua nyantol ke Jokowi... Pileg dan Pilpres serentak 2019 adalah pertaruhan kelangsungan partai-partai, kelangsungannya ditentukan oleh siapa yang bisa jadi icon merebut hati pemilih, kecuali PKS yang punya massa pemilih militan. Partai lain nyaris semua bisa bergeser sesuai pasar dan isu yang sedang terjadi dengan kuat.
Jokowi pelan tapi pasti, adalah pemimpin fenomenal mengubah stigma bahwa presiden cuma keluyuran tiap jam ganti baju batik dan stelan safari, memberi subsidi agar rakyat berterima kasih, utang hanya untuk makan, pembangunan tidak jalan. Jokowi dengan berani setelah dilantik dia naikkan harga BBM, padahal sang mantan selalu mempertahankan subsidi BBM untuk pencitraan.
Petral monster pemangsa negara yang masih dierami keluarga Cendana sekaligus dihabisi, triliunan uang cash terselamatkan, dan langsung menjadi pundi pembangunan, selanjutnya Papua punya jalan dan jembatan, tol dari ratusan menjadi ribuan km dan terus melaju pesat ke depan.
Sanggahan, gangguan, cacian, kritikan terus ditiupkan dari orang-orang yang dangkal moral, mereka hanya satu keinginannya mau berkuasa dan kembali seperti Orba, agar korupsi bisa jadi oli pembangunan, menyuap syariah, dan dagelan akhlak yang makin gila.
Pinpinbo itulah yang sedang mereka lakonkan, bila saja mereka sedikit pintar, harusnya mereka tidak menabrak kenyataan yang sedang dikerjakan, mereka menyerang Jokowi yang sedang bekerja sementara mereka berteriak di atas menara, apa mereka pikir rakyat semua buta yang cuma mendengar suara tak melihat fakta.
Mereka lupa medsos sudah masuk desa, Jokowi jalan ke mana saja selalu diikuti selain karena dia Presiden, dia selalu menjadi magnit pada event apapun, bukan seperti kawan sebelah yang harus menata jalannya agar kelihatan wibawanya padahal dia bukan siapa-siapa.
Tidak mendahului takdir Tuhan, namun doa kita harus selalu sejalan antara ucapan dan tindakan, bila kita konsisten kepada kebaikan dan kebenaran maka Tuhan tidak akan melepas kebaikan yang telah dilingkupkanNya kepada rakyat Indonesia untuk tetap mendapat pemimpin yang bisa dipercaya dan bisa bekerja untuk rakyatnya, bukan sebaliknya.
Untuk membuktikannya jauhilah partai-partai dan orang-orangnya yang pernah membuat kita sengsara, membuat Indonesia menderita.
Being not just knowing.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews