2019 Insya Allah Presiden Baru

Kamis, 22 Februari 2018 | 10:33 WIB
0
181
2019 Insya Allah Presiden Baru

Biasa saya untuk melihat validasi data, saya buat perbandingan bersilang, cross table. Jika perbandingannya selaras, maka valid. Tapi jika perbandingan dua variable bertolak belakang, kesimpulannya ada 3 kemungkinan.

1. Karena sampling diambil dengan mengabaikan kaedah akademis.

2. Rekayasa yang dipaksakan.

3. Bisa jadi ada anomali dilingkupan objek sampling.

Jokowi ketika berpasangan di manapun, elektabilitasnya kisaran 45%. Dari 45% tersebut, dipastikan dari 4 partai yang sudah menyatakan dukungannya ke Jokowi dan tentunya sebagian besar dari PDIP. Dari 5 partai tersebut harusnya didapat 52,21%. Ada jarak 7%, dan ini akan bertambah besar jarak tersebut ketika 9% yang tidak menjawab beralih ke lawan Jokowi.

Artinya, elektabilitas Jokowi hanya mentok dikisaran 45%, padahal saat ini Jokowi incumbent. Seorang incumbent atau petahana harusnya menguasai elektabilitas yang tinggi.

Di lain hal kandidat terkuat Prabowo, belum melakukan kampanye apapun, dan hanya 1 partai yang jelas mengusung. Jika 2 Partai yang potensial masuk ke dalam koalisi seperti PKS dan PAN, maka elektabilitas Prabowo berpeluang lebih baik.

Apalagi jika PKB ikut dalam koalisi ini. Lengkap sudah aliansi Nasionalis-Religius, maka potensi menggeser Jokowi terbuka lebar.

Catatan: Melihat data, biasakan menggunakan persepsi bersilangan, untuk memahami maksud dari sajian data tersebut.

Sumber data dari sajian Polltracking Indonesia.

***

Editor: Pepih Nugraha