Nurman Diah, puteranya BM Diah mengirimkan sebuah artikel yang dilansir dari "Veteran Today," bahwa pemimpin Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakar Al Baghdadi, adalah orang Yahudi. Disebutkan nama aslinya Emir Daash alias Simon Elliot alias Elliot Shimon. Lahir dari orang tua Yahudi dan direkrut serta dilatih Mossad, agen rahasia Israel.
Buat saya yang sering mengamati perkembangan di luar negeri dan setelah berkunjung ke Irak dua kali, tahun 1992 dan 2014, paham betul dengan situasi ini. Sebenarnya apa yang dikatakan Donald Trump dalam kampanyenya bahwa Obama yang membentuk ISIS, itu benar. Saya tidak tahu mengapa rahasia intelijen AS ini dipaparkan ke muka publik. Kalau pun, Trump setelah menjadi presiden, kemudian info ini sudah telanjur diumumkan.
Kemudian, info ini dikuatkan dengan ditemukannya kertas selebaran di medan pertempuran di Irak. Isinya jika pesawat tempur AS terlihat di udara, jangan ditembak. Berarti dengan data tersebut kita mengetahui bahwa ISIS itu diciptakan oleh AS dan Israel. Jika kita bicara AS dan Israel tidak ada bedanya.Dua negara itu adalah sekutu.
Masih ingat harian "Kompas," menurunkan berita khusus tentang pilot AURI dilatih di Israel. Kemudian dibuat skenario, seakan-akan dilatih di AS?
Sebelum pilot kita pulang dari Israel, mereka dibawa dulu ke AS. Mereka membeli oleh-oleh di AS. Dipesankan kepada mereka, jika ditanya latihannya, bukan di Israel, tetapi di AS.
Mungkin beda dengan Letjen (Purn) Rais Abin. Tahun 1976-1979, ketika berpangkat Mayjen, beliau jadi Panglima Pasukan Perdamaian PBB yang ingin mendamaikan Mesir-Israel, memang harus pergi dulu ke Israel.Menurut Rais Abin, ia akan menolak jadi panglima, jika tidak mengenal wilayah Israel. Akhirnya Rais Abin bertemu dengan Menteri Pertahanan Israel Shimon Peres.
Apalagi jika mendengar informasi ISIS dari Edward Snowden. Ia bukan warga negara biasa. Snowden adalah mantan agen rahasia AS, NSA. Sangat jelas kekacauan ini terjadi setelah Presiden Irak Saddam Hussein, tumbang dan digantung. Setelah itu para pengikut Saddam, demi membalas dendam bergabung juga dengan ISIS. Ada beberapa kelompok di Irak yang bergabung di dalamnya.
[irp posts="485" name="ISIS Redup, Jabhat al-Nusra Jadi Idola Baru Pengagum Teroris"]
Sepertinya kelompok pendukung Saddam Hussein kecewa dengan tindakan ISIS yang membunuh dengan kejam siapa saja menentang gagasannya. Dulu semasa masih bernama Negara Islam di Irak, belum di Suriah, kelompok pendukung Saddam Hussein masih disegani. Pernah menyerang sebuah universitas di Baghdad, kemudian buru-buru ditinggalkan universitas tersebut. Hal ini karena masih segan dengan pengikut Saddam Hussein. Lama kelamaan ketika sudah ada di Suriah, yang namanya dari ISI (hanya di Irak) menjadi ISIS (suah masuk Suriah) keadaan semakin tak terkendali.
Ketika ditanyakan, mengapa banyak negara ingin bergabung dengan ISIS, termasuk dari Indonesia? Karena mereka dibayar tinggi. Dari mana uangnya? Dari mana kendaraan mewah ISIS berasal? Ya, itulah asumsi di atas bahwa AS dan Israel berada di belakangnya.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews