Irak merupakan sebuah negara Arab berbentuk Republik yang merdeka. Wilayahnya sangat luas, meliputi area 438.446 kilometer persegi. Ibukotanya Baghdad, yang berarti "bundar," karena memang bentuk kotanya bundar. Didirikan di masa ahalla Abbasiyah, yang terletak di pinggiran sebelah Barat dari Sungai Tigris.
Jika terdengar informasi bahwa Irak hancur lebur diserang Amerika Serikat (AS) dan sekutunya, itu bukan berarti keseluruhan Irak hancur, karena negara itu terdiri dari 15 provinsi dan tiga buah daerah swatantra. Entahlah sekarang, apakah setelah Irak dikuasai AS, pembagian wilayah itu seperti sekarang?
Adalah George Bush (sang ayah) dan anaknya George Walker Bush (sang anak) di dalam foto yang saya unggah dari "reuters," itu, sang ayah di sebelah kiri dan anaknya di tengah.
AS dan sekutunya mulai menyerang Irak pertama kali ketika sang ayah menjadi Presiden AS, tepatnya serangan itu dilakukan pada 17 Januari 1991. Hal itu setelah Presiden Irak Saddam Hussein menyerang Kuwait pada 2 Agustus 1991 dan mendudukinya beberapa waktu serta menyatakan Kuwait sebagai provinsi ke-19 Irak. AS dan sekutunya berhasil memukul mundur pasukan Irak dari Kuwait.
[irp posts="5694" name="Di Balik Pernyataan Irak, Masalah ISIS Telah Selesai"]
Kembali ke masalah serangan AS dan sekutunya ke ibukota Baghdad, sejak 17 Januari 1991 hingga 26 Februari 1991. Perang Teluk yang berlangsung enam minggu tersebut resmi berakhir 27 Februari 1991. Presiden Bush mengumumkan seluruh pasukan AS dan sekutunya akan menghentikan operasi-operasi-operasi militer dan di pihak lain, Presiden Irak Saddam Hussein memerintahkan juga pasukannya untuk mematuhi gencatan senjata.
Ketika anak Presiden Bush menjadi Presiden AS, setelah diselingi Presiden Bill Clinton dari Partai Demokrat, maka Partai Republik (Bush yunior) berkuasa lagi. Pada waktu inilah AS dan sekutunya masuk ke Irak dan menumbangkan Penerintahan Saddam Hussein. Ia berhasil ditangkap, ditahan dan dihukum gantung.
Saya menyaksikan dari dekat akibat Perang Teluk di masa Saddam Hussein dan setelahnya. Saya pertama kali ke Irak di bulan Desember 1992 dan bulan September 2014.
Setelah Saddam Hussein digantung muncul sebuah gerakan perkawanan di Irak dan Suriah bernama Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS). Menurut sumber di Baghdad, ISIS di Irak berhasil dihancurkan. Sekarang pertanyaannya, bagaimana membangun Irak kembali?
Berbicara tentang pembangunan kembali Irak, pemerintah Irak untuk mengumpulkan dana hampir $ 100 miliar guna membangun daerah-daerah yang dihancurkan ISIS tampak suram. Hari Senin 12 Februari 2018 dalam sebuah konferensi rekonstruksi internasional yang dimulai di Kuwait pemerintah Irak menyatakan sedang menghadapi tantangan besar dan berbahaya. Irak berjuang selama lebih dari tiga tahun untuk mengalahkan kelompok ISIS. ISIS pernah menguasai sepertiga wilayah Irak.
[irp posts="8443" name="Pasukan Amerika akan Bertahan di Irak dan Suriah"]
Proses ekonomi dan pembangunan, terutama karena negara itu menghadapi serangan teroris paling kuat sehingga pemerintah Irak harus mengubah prioritas dan memulai pembebasan.
Pada saat bersamaan, harga minyak dunia turun, dan keduas hal itu sangat mempengaruhi ekonomi Irak.
Kerusakan di daerah-daerah yang terkena dampak ISIS diperkirakan mencapai $45,7 miliar, menurut sebuah penilaian oleh pemerintah Irak dan Bank Dunia. Biaya pemulihan dan rekonstruksi mencapai lebih dari $88 miliar, pemerintah Irak berharap bisa mengumpulkan $100 miliar untuk mendukung pembangunan dalam sepuluh tahun ke depan.
Tapi harapan bantuan besar telah memudar, karena Amerika pada dasarnya telah mengukuhkan laporan minggu lalu tidak akan menjanjikan dana tambahan lagi. Sumbangan besar dari negara-negara Teluk Arab yang kaya juga tidak tampak. Hanya sebuah harapan, semoga saja Irak bisa pulih setelah perang.
Tulisan pernah dimuat di wartamerdeka.net
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews