Norwegia dan Lotre, Hadiah Buat Ibu Pun Berupa Kupon Undian

Rabu, 14 Februari 2018 | 05:52 WIB
0
339
Norwegia dan Lotre, Hadiah Buat Ibu Pun Berupa Kupon Undian

Bertahun lalu, rumah kami pernah kedatangan tamu sekelompok anak SD yang menawarkan segepok kertas dengan nomor berbeda di tiap lembarnya. Karena bahasa Norwegia yang masih terbatas waktu itu, Pak Suami mengiyakan dan menerima saja, sambil menyerahkan sejumlah uang.

Kertas yang kami kira sebagai bentuk donasi itu ternyata adalah kupon lotre. Waduh! Kami langsung istighfar. Semoga Allah mengampuni ketidaktahuan kami saat itu. Dan seketika kupon lotre itu kami buang.

Di lain waktu, Fatih diserahi setumpuk lotre dari klub sepakbolanya. Lotre itu harus dijual ke siapa saja. Semua uang yang diterima akan masuk ke kas klub. Penggalangan dana lewat lotre ini adalah hal biasa di sini.

Bukan hanya klub sepakbola, tapi juga korps musik pelajar, dan perkumpulan olahraga dan seni, baik di kalangan anak-anak maupun orang dewasa.

Dengan sopan kami menolak, dengan alasan agama kami melarang membeli maupun menjual lotre. Sebagai gantinya, kami akan ikut serta dalam kegiatan penggalangan dana lain melalui sumbangan tenaga maupun kue buatan kami. Syukurlah mereka bisa memahami.

[irp posts="9730" name="Menyiasati Agar Bisa Tetap Salat Jumat di Norwegia"]

Di Norwegia, kebiasaan jual beli dan main lotre (istilahnya: Lodd atau Lotteri) sudah jadi budaya tak terpisahkan dalam kehidupan masyarakat. Yayasan yang mengurus lotre ini namanya Norsk Tipping, merupakan perusahaan yang menawarkan saham pada masyarakat, dan berada di bawah Departemen Kebudayaan Norwegia. Jadi perjudian memang legal dan diatur secara khusus oleh pemerintah.

Permainan uang (gambling/pengespill) ini beragam jenisnya. Mulai dari yang diadakan secara sporadis oleh berbagai organisasi seperti sepakbola tadi, Casino, Bingo, penjualan lotre melalui gerai-gerai supermarket, sampai judi online semua ada. Tentu dengan batasan umur 18 tahun ke atas.

Hanya saja, untuk urusan penjualan lotre melalui klub olahraga dan seni oleh anak-anak diperbolehkan. Mungkin pertimbangannya adalah untuk melatih kemampuan marketing sejak dini. Lagipula yang membeli bukan anak-anak itu, tapi orangtua mereka.

Begitu tak terpisahkannya lotre dalam keseharian masyarakat, keuntungan yang diraup oleh Norsk Tipping bisa dipastikan selalu besar. Keuntungan itu akhirnya kembali ke masyarakat juga, melalui berbagai organisasi olahraga, budaya, yayasan nirlaba, kesehatan dan lembaga rehabilitasi, sampai usaha mengatasi kecanduan judi (kontras, aneh tapi nyata).

Satu hal unik dari permainan lotre di sini adalah yang dikenal dengan Nabolaget. Secara harafiah berarti Lingkungan Tetangga. Secara teknis, ini adalah permainan lotre secara berjamaah oleh para pemain yang domisilinya berdekatan secara geografis. Jadi misalnya beberapa orang tetangga membeli lotre jenis Nabolaget, dan kalau nomor mereka keluar, maka hadiah uangnya akan dibagi ke para pemain.

Salah satu tetangga saya, Nenek Haga yang berumur 85 tahun, pernah menang lotre Nabolaget sebesar 1 juta Kroner karena beliau adalah pemenang utamanya (berdasarkan besaran lotre yang ia beli di antara para tetangganya). Sila hitung sendiri berapa jumlahnya dalam Rupiah 😀 (NOK 1 = IDR 1.700,-).

Pernah juga saya baca berita tentang seorang mahasiswi yang ketinggalan bus. Kemudian ia mampir ke supermarket kecil semacam 7 Eleven untuk membeli minum dan iseng membeli lotre. Dasar nasib untung memang nggak akan tertukar. Keisengan itu berbuah menang lotre sebesar 1 juta Kroner! Byuh!

[irp posts="9819" name="Sulih Suara Yang Ribet untuk Film Asing di Norwegia"]

Ada lagi yang unik dan menggelitik. Di salah satu supermarket besar di Haugesund saya lihat poster besar ini. "Hari Minggu ini Hari Ibu! Ayo beli Flax untuk ibu!".

Hari Minggu 11 Februari ini memang Hari Ibu di Norwegia. Hari yang dirayakan setiap hari Minggu kedua di bulan Februari.

Flax adalah salah satu jenis undian lotre yang besarannya beragam.

Di mata masyarakat Norwegia yang notabene adalah penggemar lotre, iklan semacam ini disambut dengan positif dan bisa jadi dianggap sebagai bentuk kreativitas.

Ketika hadiah bunga, kado, atau kupon belanja sudah terlalu mainstream, maka cobalah senangkan hati ibumu dengan memberinya hadiah lotre.

Ada-ada aja.

Orang marketing memang harus pandai memanfaatkan momen istimewa seperti ulang tahun, Valentine's Day, Hari Ibu, dan lain sebagainya. Asalkan memang legal dan akan disambut baik oleh masyarakat, kenapa tidak?

Lain padang lain belalang, lain lubuk lain ikannya.

***

Editor: Pepih Nugraha