Ikan Buntal vs Ikan Barracuda

Kamis, 8 Februari 2018 | 18:08 WIB
0
913
Ikan Buntal vs Ikan Barracuda

Jika diibaratkan ikan, penampilan Menteri Susi Pudjiastuti ini sangar bak ikan barracuda, menjurus mengerikan. Tentu saja bagi sapa saja yang mendekat dan ingin berbuat jahat. Dibanding ikan lainnya, ikan barracuda memang tidak "nyekolah", penampilannya "okem" banget. Sekali menyengat, habislah lawan yang kadang tidak sepadan, apalagi cuma ikan buntal.

Sejak awal menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan, banyak orang meragukan kemampuan Susi Pudjiastuti dalam mengelola kementrian yang dipimpinnya. Kalangan akademisi bahkan ada yang nyinyir karena Susi "hanya" seorang jebolan SMP. Inget, SMP loh ya, bukan SMA, apalagi S3.

Tetapi menteri Susi langsung bekerja dan tancap gas berbekal pengalamannya menjadi pengusaha ikan. Ia membenahi jajaran di Kementerianya, dari cara penganggaran supaya tidak ada kata bersayap yang tidak jelas atau fokus. Menteri Susi pengin anggaran yang real atau nyata untuk nelayan, bukan anggaran odong-odong bin bodong.

Presiden pun mengapresiasi model anggaran yang diterapkan di Kementerian Kelautan dan menjadi rule model, supaya Kementerian lainya meniru  seperti yang menteri Susi lakukan, yaitu fokus dan jelas untuk apa anggaran itu dibelanjakan.

Dan gebrakan menteri Susi yang fenomenal yaitu penenggelaman kapal-kapal asing yang melakukan pencurian di laut Indonesia. Tidak ada ampun untuk kapal yang mencuri, pasti akan dihancurkan setelah ada keputusan hukum tetap.

Dan pelarangan menggunakan Cantrang bagi nelayan, karena akan merusak biota laut dan lingkungan atau tidak ramah lingkungan.

Akibat kebijakan-kebijakan ini banyak yang melakukan protes kepada menteri Susi, terutama pengusaha-pengusaha besar yang biasa menangkap ikan dengan Cantrang dan kapal-kapal asing yang melakukan pencurian.

[irp posts="3334" name="Sambal Mantaraman Pak Dwikoen dan Menteri Susi Pudjiastuti"]

Juga protes disampaikan oleh para nelayan karena nelayan merasa hasil tangkapannya berkurang. Mereka minta menteri Susi mencabut peraturan itu, tetapi menteri Susi tetap bergeming.

Hingga para nelayan berdemo di depan istana dan dipertemukan antara wakil dari nelayan dan menteri Susi di istana, disaksikan oleh Presiden Jokowi. Hasil dari kesepakatan itu adalah diperpanjang masa penggunaan Cantrang tetapi tidak mencabut peraturannya sampai batas waktu tertentu.

Rupanya menteri Susi juga diprotes atau di kritik oleh ikan buntal dari dalam laut yang dangkal, ikan buntal mengkritik kebijakan-kebijakan menteri Susi, jangan hanya menenggelamkan kapal saja.

Perlu diketahui ikan buntal ini bentuknya bulat dan kalau disentuh akan mengembungkan badannya terutama bagian perut yang nampak kembung dan bundar, dan duri-duri di badannya akan keluar.

Dan ikan buntal mempunyai gigi yang tajam. Ikan buntal memang lucu dan unyu-unyu karena gaya berenangnya yang tenang dan kalem, enak dilihat. Tetapi ikan buntal ini juga memiliki racun yang mematikan, dagingnya beracun, makanya untuk mengolah ikan buntal menjadi enak di makan perlu kiat-kiat khusus.

Dan kritikan ikan buntal dari dalam laut tadi di dengar oleh menteri Susi dengan membalas kritikan ikan buntal itu dari atas laut, "Haii... ikan Buntal, apa yang kamu telah lakukan dan kerjakan di dalam laut, kok kamu mengkritik kebijakan yang aku lakukan di atas laut."

Ikan buntal tidak berani membalas lagi, diam saja, tetap samar-samar bergumam. "Baca saja buku saya!"

Lha, ikan buntal kok bisa nulis buku, promosi pula...!?

***

Editor: Pepih Nugraha